"Terima kasih, karena menolong saya semalam"
Eric tak tahu harus apa, dia hanya diam mengamati perempuan yang kini memberikan senyuman tulus kepadanya. Sudah satu malam dia di rumah sakit ini, menunggu perempuan yang sama sekali tidak dia kenali sebelumnya. Hingga saat sadar, perempuan itu memperkenalkan diri bahwa namanya adalah Keysha.
Eric menduga bahwa Keysha adalah korban kekerasan, itu jelas terlihat karena ada beberapa bagian tubuh yang terluka dan dokter pun menjelaskan demikian. Jika diperhatikan, Keysha hampir mirip dengan Niskala, sikapnya lembut dan anggun. Tapi, baik Niskala ataupun Keysha, mereka masih kalah jika dibandingkan dengan Zyfara.
'Sial! Apa yang aku pikirkan?!'
Eric menyadarkan otaknya agar tidak memikirkan Zyfara, mengapa tiba-tiba Zyfara ikut hinggap difikirannya? Dia teringat akan Xavier yang sepertinya menginap di mansion, semoga mereka tidak bersatu dan tidak bahagia. Itu adalah doanya untuk Zyfara dan Xavier.
"M-maaf tuan, apa anda memikirkan sesuatu?"
"Tidak!"
Keysha mengangguk mengerti kemudian menunduk, entah apa yang dia fikirkan.
"Aku ingin tau, bagaimana kau ada di tengah jalan?"
"Saya-"
"Tidak usah terlalu formal!"
Keysha mengangguk lagi "Aku lari dari seseorang" ucapnya pelan.
Eric menyipitkan matanya menatap perempuan dengan selidik, semalam dia tidak melihat ada seseorang yang mengejar perempuan dihadapannya ini.
"A-aku adalah pegawai baru yang ada di perusahaan milik istrimu, nona Zyfara"
Eric semakin dibuat bingung dengan perempuan dihadapannya, untuk apa dia mengatakan hal itu kepadanya? Bahkan selama ini, dia tidak begitu peduli dengan pegawai di perusahaannya ataupun perusahaan Zyfara.
Keysha mengepalkan tangannya karena gugup, hal itu sangat kentara dan Eric menyadari semuanya.
"Bisakah kau membatalkan kepindahanku dari perusahaan pusat?"
"Itu bukan kehendakku, mengapa kau tidak mengajukan surat keberatan kepada Zyfara?" Bukannya memberi solusi atau mengiyakan Eric malah kembali bertanya yang mampu membuat Keysha semakin gugup.
Keysha bingung harus bagaimana, dia tidak boleh pindah dari perusahaan itu. Jika pindah, semua rencana yang dia rancang akan gagal. Dia tidak ingin itu terjadi, dia harus ada di perusahaan milik keluarga Zyfara.
"K-kalau begitu bisakah kau menjadikanku karyawan di perusahaanmu?"
"Tidak"
Keysha tersentak mendengar jawaban singkat dari Eric, dia berfikir keras untuk itu. Sepertinya pria yang merupakan suami dari atasannya itu sama sekali tidak terpesona terhadapnya.
Keysha menatap Eric dengan pandangan yang menyedihkan, matanya berkaca-kaca bersiap untuk menangis. "A-ku memiliki kekasih, d-dia tidak mengizinkanku untuk pergi, jika itu terjadi dia akan berperilaku kasar terhadapku ... a-aku ingin berpisah dengannya tapi sulit sekali" ucapnya lirih.
Eric terdiam sambil menatap Keysha dengan lekat, hatinya sedikit tergerak. Dia kasihan melihat Keysha, bagaimana mungkin ada seseorang yang memperlakukan kekasihnya sendiri seperti itu. Lelaki mana yang tega berperilaku kasar terhadap wanita, apalagi wanita didepannya cukup sopan dan lemah lembut. Dia memejamkan matanya sejenak.
"Baiklah, akan ku usahakan. Kau bisa ikut aku ke mansion"
"B-benarkah?" Tanya keysha tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Eric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist's Wife
FanfictionSaat membuka matanya, Cesha merasa bingung karena berada di tempat yang begitu asing. Hingga dia menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah novel berjudul My destiny yang mana diakhir cerita sang antagonis wanita akan mati ditangan suaminya sendi...