"hhmm"
"Ehmm.. sesak nafasku"
"Bangun.. op bangun~"
"Lima menit lagi sayang"
"Op.. bangun.. cepat.. nanti gerusuh gerasak kalo bobo terus" gun semakin mengeratkan pelukannya.
"Ehkk.. iya iya.. gerasak gerusuk sayang bukan gerusuh gerasak.. off bangun kok"
Gun melepaskan pelukannya dan duduk disamping off sambil menunggu off bangun, tapi off menutup matanya lagi lalu menutup seluruh badannya dengan selimut.
"Op!!"
"Panggil aku bebeb/sayang baru aku bangun.."
"Aihhh.. gak mau engga.."
"Kalo sayang gak manggil sayang sama sayang gimana sayang mau sayang sama sayang.."
"Eung? Heu? Aduh.. op apa ngomong, pusing pala ni"
"Sayang panggil sayang dulu.. baru sayang bangun"
"Aiihh.. tau ah.. amat banyak pusing!!"
Gun pergi keluar kamar meninggalkan off, off melirik sedikit dibalik selimutnya dan melihat gun berjalan seperti raksasa sambil menghentakan kakinya dengan keras.
"Pfftt.. dasar bocah.. dikiranya sangar kali ah begitu"
Drrt drrt.
Suara telpon
"Ya hallo?"
"Hari ini cafe libur off"
"Beneran kak?"
"Iya.. soalnya saya mau kerumah mertua saya"
"Oh.. yang lama ya kak"
"Dasar.. jumpol"
"Ehehe.. selamat bersenang senang kak"
"Euh.. iya iya"
Tut tut.
"Hoaamm... Biar kita lihat apa yang dilakukan sayang tadi"
"Sayang~"
. . .
Dapur.
06:00
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation Of The Prince and The Darkside
FantasyMemory Off kembali seutuhnya, sekarang dia mengingat masa lalunya yang sangat kelam dan itu membuatnya merasa bersalah pada Gun dia mengerti kenapa selama ini dia ingin mati saja tentu saja dia tidak punya muka untuk melihat wajah Gun setelah semua...