🐌 30 •|WITH YOU|•

7 2 2
                                    

✨ POV Dinda ✨

Tak terasa sudah dua puluh tahun kami menjalani rumah tangga. Semua berjalan layaknya hubungan pernikahan orang lain di luar sana. Ada suka ada duka. Pernah berantem, tapi langsung mudah baikan. Intinya hati yang tulus dan terbuka adalah rahasia paling utama dari segalanya.

"Ma, topi kerucut aku mana?" Adryan dengan wajah mengantuknya sibuk mencari topi kerucut yang dia siapkan semalam.

Hari ini dia akan melakukan PKKMB di kampus. Tapi bukan sebagai maba, dia hanya panitia di PKKMB tersebut.

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa Adryan mencari topi kerucut? Yups, semua maba dan bahkan panitia wajib memakai topi kerucut hari ini. Hari pertama PKKMB.

"Di atas lemari kamar kamu kali." Jawab ku malas. Dari lima penghuni rumah ini hanya aku yang sangat ingat letak barang, kalo bapak sama anak-anaknya itu mah pelupa banget.

Adryan berlari ke kamar, dan berseru.
"Oh iya."

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sifat pelupa anak-anak ku yang turun dari ayahnya.

"Hehe, aku pigi dulu ya ma!" Adryan langsung lari tanpa salim seperti biasa.

"Anak kamu tuh kebiasaan." Suara berat yang menjadi suara familiar setiap harinya di kehidupan ku terdengar.

"Kayak kamu gak aja." Sahut ku malas. Pria yang sudah mulai terlihat tua itu memang selalu sensi dengan Adryan.

Digendongannya menggeliat kecil putra bungsu kami. Namanya Baralio, yang kami panggil Bara. Umurnya satu setengah tahun.

Si bontot memang memiliki perbandingan umur yang cukup jauh dari anak kedua kami. Oh ya, anak kedua kami namanya Bella, sebentar lagi dia akan berumur lima belas tahun. Dia masih kelas tiga SMP.

"Ma-mamama... Huaaa." Tiba-tiba Bara berteriak kencang sambil mulai merengek. Meminta Bryan untuk memberikannya kepadaku. Dia memang selalu lengket dengan ku. Dan akan merengek jika tak aku yang menggendong.

"Ish, si sulung sama si bungsu gak mau masuk tim aku." Bryan memang selalu mengeluh, karena baik Adryan maupun Bara lebih suka dekat-dekat dengan ku daripada dengannya.

"Kan aku masih ada pa, muach." Tiba-tiba si perusuh datang, sambil melemparkan ciuman jauh dari tangga ke arah papanya. Gara-gara bocah inilah rumah kami berwarna, sama seperti warna kuku jari-jarinya.

"Makanya papa masih bertahan, karena masih ada princess papa." Ucap Bryan sambil memeluk putrinya yang masih saja pendek padahal setahun lagi tamat SMP.

"Ilih, alay banget." Sahutku sambil menyuapi bara makanan. Kami memang sudah mulai sarapan sejak satu menit yang lalu.

"Yayay?" Bara berceloteh sambil memperlihatkan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh.

"Eh, gak boleh ngomong gitu ya sayang. Itu salah." Aku mencubit perutnya pelan.

"Hihihi." Bara malah tertawa kecil karena merasa geli. Si kecil ini memang sangat menggemaskan, selalu membuatku merasa tak memiliki beban setiap harinya.

•||•

Rumah sudah sepi, karena semuanya sudah pergi melakukan aktifitas masing-masing. Bara juga sudah tertidur pulas, dan tinggal lah aku yang mulai me time.

Setelah mandi, aku duduk tenang di atas sofa sembari menjaga Bara. Meski dia sangat lama tidur dan sulit untuk bangun, tapi aku harus siaga bukan?

Cup

Tiba-tiba aku merasakan ciuman singkat di pipi ku, yang sempat membuatku terkejut tapi mulai tenang setelah tahu siapa pelakunya.

"Ma, aku juga mau minum susu kayak Bara." Ucapnya sambil menatap dadaku lekat. Aku mendengus, kebiasaannya yang akan diam-diam tak ke kantor itu selalu membuat ku geleng-geleng kepala.

"Satu ronde aja, kayak biasa." Ucapnya lagi yang membuatku hanya bisa patuh, dan mulai mengarungi kehidupan yang indah ini.

Tak pernah ku sangka, aku akan melewati masa-masa indah di kehidupan pernikahan ku seperti ini. Sangat bersyukur memang, saat aku mampu bertahan dan memetik buah manisnya.

•||•

Pernikahan memang akan ada suka duka, jadi untuk kamu yang memiliki rasa takut untuk menikah, jangan hanya liat sisi negatif nya. Tetapi lihat juga sisi positifnya yang benar-benar akan membuat mu bertekad untuk menjalani kehidupan pernikahan yang begitu menyenangkan.

Semua masalah pasti ada jalan, semua rintangan pasti terlewatkan. Dengan pasangan mu, kamu pasti menemukan titik terang. Begitulah kehidupan.

🍀WITH YOU🍀

WITH YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang