🐌 TGTHL '8'

59 4 0
                                    

*
*
*
HAPPY READING
*
*
*

Dinda mengusap keringat di dahinya, pekerjaan rumah belum selesai, padahal dia sudah bekerja mulai dari pagi hingga menjelang siang.

Dinda mengusap perutnya yang mengeluarkan suara. Perlahan, dia beranjak dari pinggir kolam, untuk menuju dapur, memasak makanan dan mengisi perutnya.

*
*

Brak...

Suara pintu utama yang terbuka dengan kasar menyadarkan Dinda yang sedang terlelap di atas sofa ruang tamu tersadar.

'apa seperti itu kelakuannya setiap hari, kenapa pintu itu tidak si robohkan saja?' gumamnya sambil mengucek mata pelan.

Bryan melempar tas di tangannya ke segala arah, dan tak peduli saat Dinda meringis, karena tas itu terjatuh tepat di wajahnya. Karena memang, Bryan sengaja melakukan hal itu.

Dinda mengambil tas kantor berwarna hitam itu, mengangkatnya supaya tidak menghalangi penglihatannya.

"Kamu sudah pulang?" tanya Dinda sambil menguap lebar.

"Kau buta atau t*lol?" tanya Bryan sarkas. Matanya memandang malas Dinda yang sedang terpaku karena tertegun.

"Dan juga, kau sudah sangat jelek, ditambah kau menguap seperti itu, kejelekan mu bertambah seratus persen" setelah mengucapkan itu, Bryan melangkah mendekati kamarnya.

"Bawakan tas ku" dengan cepat, Dinda membawa tas Bryan dan mengekori Bryan.

*
*

"Heh ugly, kau sudah membersihkan kamar ku kan, lihat di sana_" Bryan menunjuk sebuah ruangan di sudut ruangan, tepatnya berhadapan dengan kamar mandi dapur.

"_mulai sekarang itu tempat mu untuk tidur, aku sudah menyuruh satpam tadi, untuk meletakkan barang-barang kampungan mu itu di dalamnya" Bryan kembali mengunyah makanan, membiarkan Dinda yang membatu, memandangi ruangan kecil itu.

"Dan, apakah kau sudah mencuci mobil ku?" tanya Bryan dan di jawab anggukan kepala oleh Dinda.

"Bagus, nanti jika terjadi sesuatu saat aku pulang, kau jangan mengatakan apapun tentang mu kepada teman ku"

Bryan beranjak mengambil kunci mobil dari atas meja ruang tamu. Setelah itu menghilang di balik pintu utama.

*
*

Dinda berjalan mondar-mandir di dalam ruang tamu, sekarang sudah pukul 23:47 tapi belum ada tanda-tanda Bryan pulang. Sejak sore tadi, Dinda masih menunggu kepulangan Bryan.

Dinda mulai duduk di atas sofa, tangannya saling memilin seperti ada rasa gugup di dalam dirinya.

Dinda mendengar suara mobil, dengan cepat dia mendekati pintu utama dan membukanya.

Di sana berdiri seorang pria jangkung, dan seorang wanita berpakaian seksi sedang menopang salah satu pria yang tak lain adalah Bryan yang sedang mabuk.

Kedua manusia itu membawa tubuh pria mabuk tadi ke dalam. Setelah ketiganya sampai di ruang tamu, pria jangkung tadi mengambil alih tubuh Bryan, dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Dinda memandang bingung wanita yang sedang menatapnya tajam.
"Kau siapa?" tanya wanita itu dengan nada sinis.

"Ah itu, sa-saya asisten rumah tangga di sini mbak" Dinda memaksakan senyumnya dan di balas anggukan oleh wanita seksi di depannya itu.

"Ternyata ART baru toh, ya sudah buatkan untuk Bryan teh hangat, supaya mabuknya berkurang" wanita itu duduk di atas sofa dengan kaki di lipat.

"Baik mbak" Dinda mendekati dapur dan mulai membuat teh hangat.

WITH YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang