"OPPA!"
Teriakan Jaeyun bergema di ruangan tersebut, pun seorang pria yang saat ini sedang sibuk memeriksa rekam medis pasien dibuat kaget.
Baru saja bibirnya akan terbuka untuk menegur sosok calon istrinya yang saat ini menghampirinya dengan wajah panik seketika bungkam kala Jaeyun berkata,
"Adikku dalam bahaya!"
"Ha?!"
Lee Heeseung, pria berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai dokter bedah trauma ini seketika dilanda panik saat calon istrinya mengatakan hal tersebut.
Sangat jarang Jaeyun mengkhawatirkan sesuatu, terlebih itu adalah Sunghoon.
Lantas Heeseung bangkit dari duduknya, ia berjalan menghampiri Jaeyun dan menuntun wanita yang akan ia nikahi sebentar lagi untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruangannya.
"Ada apa dengan Sunghoon?" tanya Heeseung hati-hati, ia ikut duduk di sebelah Jaeyun.
Dengan wajah masam Jaeyun menjawab, "sungguh aku tidak masalah Sunghoon menyukai siapapun, tapi kali ini rasanya sangat sulit. Jika aku saja merasa aulit menerimanya bagaimana dengan Sunghoon? Ia pasti tertekan."
Heeseung menghela nafasnya, ia mengusap pucuk kepala wanita yang lebih muda darinya itu, "Sunghoon menyukai seseorang?"
"Ya, pertama kali mendengarnya aku sangat bersyukur, sungguh," balas Jaeyun, ia memejamkan matanya lelah dan memilih bersandar pada dada bidang Heeseung.
Pun, mendengar balasan Jaeyun, seketika Heeseung dilanda kebingungan. Bukannya bagus Sunghoon menyukai seseorang?
Selama ini Sunghoon bahkan menolak mentah-mentah tiap orang yang menyatakan perasaan padanya. Kemudian di titik mana Jaeyun dan Sunghoon harus tertekan karenanya?
"Lalu? Apa yang membuatmu dan Sunghoon tertekan?"
Hening sejenak, Heeseng tak tahu apa yang dipikirkan Jaeyun hingga wanita berusia 28 tahun itu tak langsung menjawab pertanyaannya.
Berbeda dengan Heeseung yang dilanda kebingungan, Jaeyun sendiri tengah bergelut dengan perasaannya.
Canggung ingin mengungkapkan masalah adiknya pada Heeseung.
Namun pada akhirnya Jaeyun berpikir Heeseung tak lama lagi menjadi suaminya. Heeseung harus ikut menjadi kakak yang baik untuk Sunghoon, satu-satunya adik yang ia miliki.
"Ia menyukai seorang pria," cicit Jaeyun, tangannya bergerak gugup membuat pola melingkar pada dada Heeseung yang saat ini menjadi tempatnya bersanda.
Heeseung lantas membeku, dengan gugup ia kembali bertanya, "Apa kau bilang?"
Pria dengan visual selayaknya aktor papan atas tersebut seketika diserang rasa frustasi, dalam hati membenarnya kekhawatiran calon istrinya, Heeseung bersumpah akan memukul kepala Sunghoon jika anak itu tetap nekat ingin menjalin hubungan dengan orang yang disukainya itu.
Sedetik kemudian tangis Jaeyun meledak, tak peduli ia akan membuat kemeja Heeseung kusut, ia menjerit, "huaaaaaa bagaimana bisa aku hiks, aku tidak khawatir! Sungguh aku tak masalah ia menyukai siapapun tapi hiks ini Sunghoon, pasti ia akan ditekan jika menyukai seorang pria, huhu adikku yang malang."
Mendengar ucapannya Jaeyun yang disertai isakan lantas membuat Heeseung mendelik, "tunggu sebentar kau tidak masalah jika adikmu menyukai seorang pria?"
Dan dengan polosnya Jaeyun mengangguk, ia lantas menambahkan, "asal adikku bahagia, hiks. Tapi Sunghoon itu pemimpin perusahaan, huhuhu kenapa kisah cinta adikku sangat tragis? Pasti para petinggi itu akan memaksa adikku menikahi seorang wanita hiks andwaeee Sunghoonieku yang malang huaaaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap [SunSun]
FanfictionTentang Sunghoon yang sedang mengalami krisis identitas kala bertemu pandang dengan si atraktif bernetra amber. Warn(!) +Au +Genderswitch +Fanon