16 [End]

2.8K 282 37
                                    

Tawa Jay, Heeseung bahkan Ni-ki kini meledak dan membuat cafe yang telah tutup dan sepi menjadi rusuh hanya karena tawa mereka.

Pun jika dilihat lagi, ada Sunghoon yang berada di dekat mereka namun alih-alih tertawa, Park bungsu adik kesayangan Jaeyun ini justru cemberut.

Tohㅡ

"Bodoh sekali Park Sunghoon!"

Ah, itu seruan Jay yang mengejeknya.

ㅡyang mereka tertawakan adalah Sunghoon.

Ni-ki yang memegang ponsel milik Jaeyun yang berisi video memalukan Sunghoon hingga dibuat jatuh dari kursi hanya karena tak mampu lagi mengontrol tawanya.

Heeseung sendiri berdecak geli, tawanya sudah sedikit reda dan ia berkata, "aku heran, bagaimana bisa Sunghoon tidak peka dengan gender Sunoo? Padahal Sunoo cukup cantik jika diperhatikan."

Baru saja Sunghoon ingin membalas, Ni-ki sudah memotongnya duluan, "Sunghoon hyung baru beberapa bulan terakhir mengenal noona, wajar saja dia dibuat bingung seperti itu. Rata-rata yang baru mengenal Sunoo noona juga akan berpikir bahwa noona adalah seorang pria."

Sunghoon mendengus jengah, merasa sangat kenyang ditertawakan oleh orang-orang yang duduk di satu meja dengannya. "Kau juga membuatku makin salah paham, Riki," desisnya.

"Kenapa aku?" tanya Ni-ki sembari menunjuk dirinya sendiri, bingung.

"Kau selalu memanggil Sunoo dengan sebutan hyung, kau pikir saja bagaimana bisa aku tidak salah paham," balas Sunghoon dengki, maniknya berkilat jengkel.

Ni-ki terdiam.

"Riki selalu memanggil hyung pada Sunoo saat jam kerja?" tanya Heeseung tak habis pikir.

Jay menyahut, "katanya memanggil Sunoo dengan sebutan hyung itu menyenangkan, Riki sangat jahil dan suka membuat Sunoo marah karenanya."

"Pantas saja orang-orang semakin salah paham," Heeseung menatap prihatin pada Sunghoon, "buktinya diantara kita sudah ada korbannya."

Tanpa ditanya pun baik Jay dan Ni-ki sangat tahu bahwa yang Heeseung maksud adalah Sunghoon.

"Maaf hyung," ujar Ni-ki merasa bersalah kepada Sunghoon.

Rupa-rupanya ia ikut memperparah kesalahpahaman yang terjadi antara kakak perempuannya dan Sunghoon.

"Santai saja," balas Sunghoon cepat dan menambahkan, "masalahnya sudah selesai. Ayah dan ibuku tak akan protes selama yang aku sukai adalah seorang wanita."

"Tapi kenapa kau pasrah saja saat merasa menyukai Sunoo yang kau sangka pria?"

Jay merasa heran, dipikirannya terbesit bahwa Sunghoon benar-benar merasa dirinya gay hingga menerima perasaannya untuk Sunoo atau bagaimana?

"Karena aku sadar menyukai Sunoo, Jay. Hanya karena itu Sunoo. Kau pikir mudah menerimanya? Yang benar saja, aku mengalami krisis identitas nyaris setahun hanya karena Sunoo," keluh Sunghoon, ia melipat kedua tangannya di dada.

"Jadi hyung menyukai Sunoo noona tidak peduli jika Sunoo noona adalah wanita atau pria?" Ni-ki ikut bertanya, pemuda yang tengah menginjak tahun ketiga di perguruan tinggi ini cukup bingung.

Heeseung terkekeh geli, "cinta itu buta, adik-adik sekalian. Sama sepertiku yang menyukai Jaeyun karena itu Jaeyun, Sunghoon pasti merasa bahwa ahㅡ jika tidak bersama Sunoo, mungkin Sunghoon akan melajang hingga ajalnya tiba," terangnya santai, sementara mata  rusanya hanya melirik pada Sunghoon yang terdiam.

Mungkin sedang menyerap apa yang Heeseung terangkan barusan. Toh, dokter berusia 29 tahun ini bisa dibilang lebih senior dalam hal percintaan dibanding Jay dan Sunghoon.

Trap [SunSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang