SELAMAT MEMBACA...
***
[JAKARTA, 2012]
Djoko Hantara memandangi kepergian kedua putrinya, bahkan Putri membawa anak dan suaminya setelah berpamitan padanya untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Ranggadewa yang berhasil dibawa ke sana oleh Jodi. Kemarahan dan kekecewaannya masih memenangkan hati kecilnya.
"Tuan."
Suara Mbok membuat Djoko menoleh.
"Maaf mengganggu. Ini harus saya simpan di mana?" Mbok membawa sebuah kotak kecil.
Djoko memandangi kotak itu dalam diam untuk sesaat. Wajah istrinya memenuhi isi pikirannya.
"Tuan?" Mbok menyadarkan lamunan Djoko.
"Biar saya yang simpan, Mbok."
"Baik, Tuan."
Mbok menyerahkan kotak itu pada Djoko lalu pergi.
Djoko pun membawa kotak itu ke ruangan kerjanya.
^^^
Pihak rumah sakit dibuat sibuk oleh Ranggadewa.
Setelah bangun, Ranggadewa mengamuk memporak-porandakan seisi kamar inapnya. Staff rumah sakit sudah lelah berusaha untuk menenangkannya. Siapa pun yang berani menyentuh dan mendekatinya akan dibuatnya babak belur. Jodi bahkan sudah menjadi korbannya. Putri sampai memerintahkan suaminya membawa anaknya untuk keluar terlebih dahulu agar tidak membuat anaknya ketakutan.
"SIAPA!!!" Ranggadewa membentak keras.
"Gue! Gue yang suruh dokter bius lo! Puas!?" Jodi yang ikut kesal menjawabnya dengan keras pula.
Ranggadewa melempar handphone-nya ke arah Jodi. Beruntung Jodi menghindar dan handphone itu mengenai layar televisi yang langsung pecah.
"Fuck you, Bro!" Jodi memaki.
Ranggadewa tidak mengacuhkannya. Matanya menatap Dihani yang berdiri tepat di belakang Haya.
"SINI," perintah Ranggadewa dengan bentakan keras.
Haya jadi kelagepan. Dia mengira Ranggadewa berkata padanya. Dia menggerakan kaki untuk mendekat.
"Bukan," Ranggadewa menghentikan langkah Haya.
"LO MAU GUA PERKOSA LAGI?!" Ranggadewa naik pitam dengan tatapan yang tajam pada Dihani.
Dihani gemetaran ketakutan.
Semua yang ada di sana bungkam seketika dan tidak mampu melakukan sesuatu.
Jodi merasa kasihan pada Dihani.
Dihani berusaha menahan ketakutannya lalu melangkah menuju Ranggadewa yang berdiri di samping tempat tidurnya. Semua mata melihat dengan tegang. Tidak mungkin Ranggadewa akan memperkosa Dihani di depan banyak orang, bukan?
Haya melihat ke arah Jodi.
"Kenapa Ranggadewa mengerikan seperti itu?" bisik Haya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA SEKS PERTAMA [TAMAT]
RomanceWARNING! 21+ SILAHKAN DI FOLLOW DULU BARU BACA, YA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT-NYA. TERIMA KASIH. *** "Itu artinya..." kalimat Dihani menggantung. "Lo mulai melayani seks." Lala melengkapi kalimat Dihani. Air mata menetes di kedua pipi Dihani. "Lo...