SELAMAT MEMBACA...
***
[JAKARTA, 2012]
"Dia yang langsung mengantarkan mantan tunangannya ke Bali, Boss." Lapor laki-laki bertato di lehernya.
"Dia sendiri?" respon laki-laki berbrewok tebal.
"Iya."
"Sekarang dia masih di Bali?"
"Udah di Jakarta, sibuk di dealer mobilnya lagi."
"Dia masih bisa sibuk sama kerjaannya meskipun Nyokapnya baru meninggal?"
"Kayaknya itu pelariannya. Dia diusir bahkan nggak boleh menghadiri acara pemakaman Nyokabnya sendiri. Sampai sekarang pun makam Nyokabnya masih dijaga sama tim keamanaan keluarga Hantara."
"Djoko Hantara," Cowok berbrewok tebal menyebut nama papa Ranggadewa sambil menyeringai. "Dia pikir bisa selamanya aman?" lanjutnya bergumam sendiri. Lalu, dia menoleh melihat anak buahnya yang memberinya laporan. "Ada lagi?"
"Gue sempet lihat cewek penghibur itu keluar dari area apartemennya."
"Siapa?"
"Cewek yang malam itu kita persiapkan buat aksinya."
"Kenapa dia ada di sana?"
"Nggak tahu."
"Lo yakin itu dia?"
"Yakin."
"Apa mungkin...?"
^^^
"Dihani?"
Suara direktur yayasan panti jompo tempat Dihani membuyarkan lamunannya.
"Ya?"
"Kamu baik-baik saja?"
"Hmm, ya."
"Kamu kelihatan tidak sehat. Apa kamu masih kepikiran cari kerja di tempat lain lagi?"
"Oh, itu. Sepertinya memang harus."
"Aku belum mendapatkan informasi lagi. Yang sabar. Nanti kalau ada lagi langsung aku hubungi kamu."
"Terima kasih, Bu."
"Bagaimana dengan Puri? Dia mencarimu lagi. Katanya kamu pindah kos."
"Iya, saya pindah kos. Dia semakin sering datang. Wajar. Sudah hampir 10 tahun tapi saya masih belum melunasi hutang padanya." Dihani tampak murung.
Direktur yayasan itu mengusap bahu Dihani memberinya semangat.
"Maafkan aku tidak bisa membantumu lebih dari ini."
"Ini sudah lebih dari cukup, Bu. Terima kasih."
"Kamu mendapatkan pesangon nggak dari keluarga Hantara?"
Dihani jadi ingat perkataan Djoko Hantara dan itu membuatnya enggan membahasnya lebih lanjut.
"Saya menolaknya," jawab Dihani.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA SEKS PERTAMA [TAMAT]
RomanceWARNING! 21+ SILAHKAN DI FOLLOW DULU BARU BACA, YA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT-NYA. TERIMA KASIH. *** "Itu artinya..." kalimat Dihani menggantung. "Lo mulai melayani seks." Lala melengkapi kalimat Dihani. Air mata menetes di kedua pipi Dihani. "Lo...