SELAMAT MEMBACA...
***
[JAKARTA, 2012]
"Semuanya udah siap, Bos."
"Bagus."
Cowok berbrewok tebal tersenyum menyeringai puas.
Dia memandangi dua orang perempuan yang terkulai lemas tidak sadarkan diri telah terikat di dua buah kursi di hadapannya. Dia tersenyum senang membayangkan apa yang akan dilakukan Ranggadewa jika melihat kedua perempuan kesayangannya sengsara di tangannya. Ketika itu, handphone-nya berbunyi. Dia langsung mengangkat panggilan itu.
"Ya? Gimana?"
"Berhasil, Bos. Kita udah bikin mereka pingsan."
"Bawa mereka ke sini sekarang."
"Siap."
Senyumnya semakin lebar setelah nada sambung terputus.
"Waktunya pertunjukan," katanya.
^^^
Ranggadewa memanggil Ji Sung saat menemukan sosoknya mengikutinya menemui Giri. Sekarang dia membawa Ji Sung menuju kediaman Hantara karena saat menghubungi dua adiknya untuk meminta bantuan pada tim keamanan yang bekerja di Hotel Hantara tidak ada yang mengangkat panggilan darinya. Namun, setibanya di kediaman Hantara dia terkejut melihat keadaan yang sangat sepi.
Para penjaga tidak ada satu pun yang terlihat.
Ranggadewa menuju rumah utama. Dia menemukan Mbok yang bekerja di kediaman Hantara paling lama sedang mengikat tubuh suami Putri yang tidak sadarkan diri dengan tangan yang bergetar ketakutan.
"Mbok, ngapain?" tanya Ranggadewa langsung menghampiri.
Mbok itu langsung bersujud di tempatnya meminta maaf.
"Maafkan saya, Tuan Arbie. Saya terpaksa melakukannya. Jika tidak, anak-anak saya yang akan disakiti."
"Melakukan apa? Siapa yang suruh?"
"Saya disuruh buat kasih bubuk ke makanan dan minuman semua yang ada di rumah ini termasuk semua penjaga. Mereka datang setelah semuanya tidak sadarkan diri. Saya tidak tahu siapa mereka. Maafkan saya."
"Papa, Putri, dan Dinda di mana?"
"Mereka membawanya."
"Apa???"
Mbok semakin ketakutan dengan posisi masih bersujud.
"Bang!" Ji Sung bersuara. Dia menemukan seorang anak kecil yang tidak sadarkan diri di balik sofa.
"Mbok jangan pernah berani meninggalkan rumah ini sampai saya kembali." Ranggadewa memberi ancaman.
Mbok hanya bisa menganggukkan kepala lalu terduduk lemas.
Ranggadewa menuju tempat Ji Sung.
"Permata!" Ranggadewa langsung membopongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA SEKS PERTAMA [TAMAT]
RomansaWARNING! 21+ SILAHKAN DI FOLLOW DULU BARU BACA, YA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT-NYA. TERIMA KASIH. *** "Itu artinya..." kalimat Dihani menggantung. "Lo mulai melayani seks." Lala melengkapi kalimat Dihani. Air mata menetes di kedua pipi Dihani. "Lo...