SELAMAT MEMBACA...
***
[JAKARTA, 2012]
Ranggadewa yang didampingi Dihani baru saja selesai berkunjung ke makam Nina Lembayung. Mereka berdua menghampiri Radit yang berpenampilan berbeda dengan menipiskan brewoknya. Kini Radit terlihat lebih cocok dengan brewok tipisnya yang berada di gerbang utama masuk area pemakaman seorang diri.
"Maaf," kata Radit melihat ke arah Dihani.
Dihani tidak menjawab apa pun. Dia menepuk bahu Radit satu kali lalu pergi.
Setelah Dihani pergi, Radit melihat Ranggadewa.
"Maaf... dan... terima kasih." Katanya pada Ranggadewa dengan terbata.
"Maaf dan terima kasih, juga." Ranggadewa membalasnya.
Radit melangkah masuk ke dalam area pemakaman. Ranggadewa hanya melihat punggung Radit dalam diam.
Istirahatlah dengan damai, Nina Lembayung.
Ranggadewa membatin lalu membalikkan badan menyusul Dihani menuju mobil. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Dihani lalu mencium kepala Dihani penuh kasih sayang.
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Aku iri sama Jodi, dia lebih memahami kamu tentang itu." Dihani merajuk dengan berbisik.
"Senior bejat itu memaksaku memperkosa Nina tapi aku menolaknya dan... membunuhnya. Senior lain memukuliku sampai aku pingsan. Pas aku bangun, Nina udah meninggal setelah diperkosa bergilir oleh para senior lainnya. Merasa bersalah, aku bilang ke Papa kalo aku yang melakukannya. Papa murka dan memilih menutupi kejadian itu." Cerita Ranggadewa dengan jujur.
Dihani membiarkan Ranggadewa menyelesaikan ceritanya yang sedang mengambil jeda.
"Jodi, salah satu mahasiswa baru yang bareng aku malam itu. Jelas aja dia paham tentang kejadian malam itu. Dia yang menyaksikan kejadian itu selama aku pingsan. Dia terpaksa juga memperkosa cewek yang dipilihnya tapi dia berhasil menyelamatkan cewek itu dengan bikin cewek itu pingsan. Setelah pemerkosaan para senior selesai, dia membawa cewek itu dan menikahinya. Mereka langgeng sampai sekarang."
"Terus gimana kabar para senior bejat itu?" lanjut Dihani yang ikut menyebut senior bejat pada kalimatnya.
"Radit membunuh mereka semua."
Dihani menoleh menatap Ranggadewa dalam. Ranggadewa menatap balik Dihani dengan tatapan tanpa beban lagi.
"Siap jenguk Mama?" tanya Dihani.
Ranggadewa menganggukkan kepala.
Akhirnya, Ranggadewa bisa mengunjungi makam mamanya setelah perseteruannya dangan papanya selesai. Dihani membawa kebaikan dalam hidupnya. Mengembalikkan hal yang sangat berharga baginya, yaitu keluarga. Dia pun bisa berdamai dengan masa lalunya berkat pertemuannya dengan Dihani. Dia berharap, Radit juga bisa berdamai dengan masa lalunya sendiri atas kejadian keji yang menimpa kakak perempuannya dan orang tuanya.
***
Bagi kalian yang belum kenal siapa itu Radit, silahkan mampir ke TRILOGI ZIAN, ya. Yang udah tayang TAKDIR YANG MENYAKITKAN dan TAKDIR YANG KELIRU.Bagi yang udah baca TAKDIR YANG KELIRU juga harus baca ini, biar tahu keadaan Radit.
SALAM SEHAT,
JINAAN00.
04/01/2023 - 27/10/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PADA SEKS PERTAMA [TAMAT]
RomanceWARNING! 21+ SILAHKAN DI FOLLOW DULU BARU BACA, YA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT-NYA. TERIMA KASIH. *** "Itu artinya..." kalimat Dihani menggantung. "Lo mulai melayani seks." Lala melengkapi kalimat Dihani. Air mata menetes di kedua pipi Dihani. "Lo...