21

302 11 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

***


[JAKARTA, 2012]


Dihani memuntahkan makanannya lagi.

Dia merasa tidak sehat akhir-akhir ini. Tubuhnya selalu lemas dan tidak enak makan. Yang lebih parah lagi, dia selalu merindukan Ranggadewa. Dia tidak habis pikir kenapa dia merindukan laki-laki itu. Pekerjaannya di panti jompo bahkan jadi ditinggalkan karena kondisi kesehatannya yang sedang menurun. Beruntung direkturnya selalu baik memberikannya izin pulang lebih awal.

Ketika itu, Lala datang.

"Ini pesanan lo." Lala memberikan kue bolu gulung coklat yang baru dibelinya.

"Makasih."

"Lo suka banget sama makanan manis akhir-akhir ini. Gimana kalo lo jadi gemuk?" komentar Lala.

Dihani hanya memamerkan cengirannya.

"Kurangi yang manis-manis. Bahaya kalo sampai lo gemuk terus dipecat sama Bang Giri."

"Hmm." Dihani sibuk mengunyah.

"Lo yakin nggak mau berobat?"

"Iya. Meriang doang. Nanti juga sembuh."

"Kalo ada apa-apa ngomong aja ke gue. Jangan dipendem sendiri."

Dihani menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Eh, ngomong-ngomong gimana urusannya sama pelanggan lo? Bang Giri kasih hukuman nggak ke lo?" lanjut Lala teringat tentang kejadian yang menggemparkan malam itu.

"Iya, gue disuruh libur minggu ini."

"Lo jangan bikin masalah lagi, deh. Kalo kehilangan pekerjaan ini, lo mau gimana coba? Lo bilang masih butuh uang banyak."

Dihani tersadar lagi. Dia memamerkan senyum mirisnya.

"Ya udah kalo gitu gue balik dulu. Mau siap-siap. Lo istirahat. Jangan begadang." Lala berpesan sebelum pergi.

Dihani menjawabnya dengan anggukan kepala.

Selepas kepergian Lala, Dihani merasa sedih tiba-tiba. Perasaannya sedang tidak normal akhir-akhir ini.


^^^


Hari ini Ranggadewa cepat pulang dari dealer-nya. Sekarang dia sedang ada di depan sebuah panti jompo di mana Dihani bekerja. Direktur panti jompo tersebut yang langsung menyambut kedatangannya.

"Terima kasih banyak atas donasinya, Mas."

"Terima kasih kembali, Bu. Lagipula saya hanya bertugas untuk menyampaikannya karena itu dari para karyawan tempat saya bekerja."

"Mulia sekali semua teman kerjanya, ya."

Ranggadewa berbohong dan hanya membalasnya dengan senyuman.

"Sepertinya saya tidak melihat salah satu pekerja Ibu. Di..." kalimat Ranggadewa menggantung sejenak.

Didi?

CINTA PADA SEKS PERTAMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang