Pemikiran

86 1 0
                                    

Kami berdua saat itu masih sama-sama begitu labil, banyak hal yang masih tidak kami berdua ketahui dan kami memutuskan untuk mengexplorenya bersama-sama. Seperti, seperti tempat-tempat yang telah pernah kami singgahi dengan berbagai macam aura negatif tetapi kesyahduan tidak bisa di halangi dengan datangnya kami berdua merupakan bukti begitu indahnya di mabuk asmara.

Menunggu datang weekend berikutnya, aku dan anita pun mulai video call entah karena rasanya waktu seperti melambat atau rindu ini begitu hebat? Wkwk. Dia memakai jepit rambut yang ku beri malam itu dan terlihat cocok. Beberapa hari sudah komunikasi semi virtual ini terjalin dengan cukup baik, Pagi sampai sore kami beraktifitas di selingi memberi kabar dan support kecil ketika jam istirahat ya meskipun masih dengan beberapa keluhan yang keluar dari anita karena kondisi di lapangan kerjanya, malamnya kami deep talk sampai larut malam membahas banyak hal dan tertidur yang sekarang di sebut sleepcall dulu tidak ada istilah ini atau kami belum pernah dengar tapi sudah melakukan? Ntah lah.

Akhirnya weekend pun kembali tiba, aku begitu bersemangat menghampirinya dan tidak memikirkan lelah sedikit pun. Pagi itu, pagi-pagi sekali aku sudah siap untuk berangkat karena dari semalam sudah tidak bisa menanti pagi datang untuk bertemu dengan nya. Hari ini cuaca begitu berbeda, lumayan terik tetapi air hujan semalam belum begitu kering di jalan yang ku lewati, ada pula jalan yang tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa. Di tengah perjalanan aku berfikir begini kah rasanya mudik? Kebetulan selama ini gak pernah merasakan mudik karena kedua ortu memang cuma beda Desa saja. Jadi mungkin nanti bila aku jadi bersama anita bisa sering merasakan mudik perjalanan begini melihat banyak orang lalu lalang di jalan, oh ya di perjalanan kali ini rute yang ku lewati berbeda karena ada perbaikan jalan! Jadinya musti masuk-masuk ke dalam jalan tikus supaya hemat waktu, pas banget sih berangkat pagi tapi ternyata lagi ada perbaikan jalan, genangan air, dan banyak lagi deh. Mau heran tapi udah biasa terjadi sih jadi syukuri aja gaes :'D

Ada beberapa tempat dengan foto yang udah aku abadikan ketika di perjalanan, tapi sayang banget ketika aku ngetik cerita ini udah berada entah dimana filenya. Mungkin hilang karena aplikasi pembersih HP otomatis atau kehapus waktu memori penuh jadi ku pilih delete all file random tanpa liat filenya apa aja karena udah sebel notif memori penuh juga bisa jadi. Sesampainya di depan gang karena aku mau isi bensin dulu si anita malah sudah jalan menghampiri aku yang sedang antri sambil senyam-senyum dan cengar-cengir dengan PD-nya padahal giginya gak rata hihi, sampai-sampai bapak dan banyak orang antri di belakang ku ngeliatin karena aku juga sama kayak anita wkwk gigiku juga keroak dikit belum di tambal huhu jadi malu.

Anita: "Aaaaaaaa." Teriaknya lirih berlari sambil tanganya nutupin mulut.

Aku: "Aaayaang?" Sahutku.

Anita: "Akuu kangennnn kamuu." Jawabnya.

Aku: "Aku juga, makanya sampe sini sekarang."

Dia hanya tersenyum dengan memberikan damage 90% no counter padahal udah pake helm doubel visor tetep tembus kyyaaa :v setelah isi bensin kami pun melanjutkan obrolan.

Anita: "Tumben jam segini kamu?" Tanyanya.

Aku: "Iya nih, tadi malah aslinya lebih pagi cuman di jalan macet sama aku berhenti-berhenti sebentar ambil foto. Kamu kok tau aku udah nyampe?"

Anita: "Tadi ke warung beli deterjen, terus liat kamu belok ke pom depan, jadi langsung samperin aja hihi."

Aku: "Eumm, iya juga ya... Kapan-kapan km yang samperin aku berani gak?"

Anita: "BERANILAH!!! emg boleh hm?"

Aku: "Boleh dong, apa sih yang gak boleh, nyawaku ambil pun boleh, lagian aku berasa begitu hidup sejak kehadiranmu ini."

Anita: "Hah? kok bisa?"

Aku: "Nanti ku ceritain, sekarang mau kemana nih? Keburu siang jadi panas banget."

Tak Seindah Cinta Yang SemestinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang