Selepasmu

31 0 0
                                    

Setelah jeda yang amat panjang pada bagian pahitnya kenyataan, aku menjalani hidupku sejalan bersama luka ini. Menerimanya dengan lapang dada, kegiatanku kembali produktif meskipun pada hari-hari tertentu kumat kembali tetapi perlahan rasanya mulai terbiasa anita. Asing ini nyata tetapi kenangan ini terasa di depan mata membuat logika ku tak sejalan dengan apa yang kakiku ini ingin langkahkan, terbayang-bayang akanmu yang berpaling pada orang lain yang lebih mampu daripadaku tetapi mengapa tak ku dapatkan undangan atau kabar dari dirimu. Sangat sayang sekali rasanya jika pilihanmu malah begitu sebab aku yang ketika kejadian tersebut sudah menyediakan cincin untukmu. Di hantui dengan pertanyaan-pertanyaan seputar itu sempat membuatku ingin benar-benar berhenti melangkah rasanya. Hari-hari ku lewati melihat lalu lalang jalan banyak pasangan boncengan menggambarkan kita, iri sekali rasanya meskipun diwe wani, diwe iso, tapi kesel diwean pasti sangat menyebalkan. Kumpul bersama teman-teman untuk minum, tidak bercerita tetapi meneteskan air mata, mereka (teman-temanku) melihatku begitu lemah padahal biasanya aku yang paling tengil di dalam kumpulan tapi tidak ada yang mengerti apa yang sudah ku alami, apakah mereka mengalami hal yang serupa pula? Aku tidak pernah berani menanyakannya karena pasti aku yakin jawaban yang ku terima tidak akan membuatku merasa puas. Wanita bukan dirinya saja haha, mereka pun tidak tau seperti apa kamu pada masa-masa itu! Bila ku hajar dunia ini yang angkuh, apakah lukaku akan sembuh? Atau malah jiwaku yang semakin menjadi rapuh. Aku begitu kokoh ketika bersanding denganmu, pernah ku coba bersama yang lain tetapi yang lain tersebut tidak bisa melengkapi ku. Pasti serba salah kalo aku tidak mencari yang lain di anggap tidak laku seperti ucapan tetanggamu, kalo cari yang lain nanti statementmu benar bahwa rasa itu hanyalah nafsu. Dulu begitu menyiksa sekali dalam pikiranku bayangan tersebut tapi sekarang aku bodo amat anita, aku tidak pernah berani mengganggumu sebab kamu pun seperti tak pernah menganggapku ada setelah meninggalkanku dengan yang lebih mampu. Aku mencoba memantaskan diri atas apa yang kurang ketika pandemi hadir karena aku tidak bisa apa-apa saat itu, tidak bisa seperti angga adi wijaya yang kamu kenal, pikiran negatif ku karena tak sanggup menerima kenyataan ldr rawan sekali terjadi perselingkuhan, tapi ternyata dengan uang itu semua bisa di hindarkan. Meski jauhan mau ketemu tinggal gas, kamu butuh tinggal beri, dan hal-hal lainnya. Meratukanmu, itu yang kamu rindu bukan? Anita. Sebagai sang penahluk pandangan ku adalah, perpisahan bukanlah sebuah jalan buntu, kadang memang kita di takdirkan untuk bertemu tapi jangan lupa bahwa takdir bisa di wujudkan hanya saja menunggu soal waktu. Hari ini aku membelikanmu cincin kembali setelah cincin yang dulu ku jual jujur karena pandemi juga mau memberikan padamu pun sudah tak ada kesempatan, kenapa aku begini? Aku sudah berjanji dan dalam keluargaku tidak pernah ingkar janjinya kecuali memang dari pihak yang di janjikan menolak, asal yang berjanji sudah berusaha menepati maka di anggap gugur, aku tidak mau gugur sebelum berperang. Lelaki pilihanmu itu hanya menemanimu tanpa memberikan kepastian padahal dia mampu, lantas apa aku tidak pantas mendapatkan kesempatan sama sepertinya yang bisa masuk seenak jidatnya ketika aku berada di posisiku dahulu yang masih berproses? Lihat siapa yang menikungnya lebih tajam pahlawan gadungan. Kau hanya ingin ikut menikmatinya keparat! Lelaki yang di butakan karena kecantikanmu sekarang dan tidak tau bagaimana fisikmu dahulu, tidak mungkin bisa melihat bagaimana dirimu yang bagaikan sang dewi, meskipun enggak kuliah tapi kecerdasanmu, wawasanmu bisa setara dengan mereka. Bagaimana aku tidak mau memperjuangkanmu kembali meskipun kau menyelingkuhiku? Apa aku bodoh? Apa aku sebodoh itu jika aku datang kerumahmu, membawakan kembali cincin itu dan langsung melamarmu? Aku tidak tau, rasanya denial! Enggak boleh! Pendirianku dari awal memang bertujuan untuk hal tersebut, tapi aku malu untuk mengakui bahwa ekonomiku belum siap atau semampu orang baru itu, pengecut memang! Tapi kenapa kamu gak mau nunggu prosesku kala itu? Akan nampak memalukankah jika aku datang membawa cincin itu menepati janjiku akan tetapi kamu menolaknya? Pendirian ku tetap tapi keraguanku membuatku maju mundur. Tolong lah, siapapun... tuhan dari segala agama, iblis, roh, atau apapun itu tolong bantu aku! Apakah tetesan air mata ini kurang cukup? Hah!? Kurang? Semenyedihkan itu kah aku sekarang ini? Memohon pada siapapun yang bisa membantu, untuk kali ini saja! aku menahan traumaku selama ini karena aku tidak bisa melakukan apa-apa jika itu pilihan dia. Tapi apa bisa aku mencoba hal yang belom sempat aku lakukan? Cincin ini.

Setelah merenung cukup lama dalam kebimbangan, aku pun di lihatkan bahwa hubunganmu di gantungkan dari status-status yang kamu buat, tapi aku masih tidak mengetahui apakah itu benar atau tidak karena wanita itu indah sebagai fiktif tapi menakutkan sebagai fakta. Dalam salah satu statusmu kamu nampak bingung siapa jodohmu, bertanya-tanya pada dirimu padahal kamu dulu yang memilih berpaling dengan pilihanmu lantas kenapa tidak kamu ajak dirinya? Toh juga dia lebih mampu dariku bukan? Apa dia udah gak selera? Apa dia udah gak penasaran sama kamu dan menjadi bosan? dan pertanyaan terakhirku, apa aku salah jika dulu aku ingin menghajarnya, anita? Kenapa saat itu kamu melindunginya dan malah membuat aku jadi menamparmu. Kesalku, amarahku, kekalutanku, yang jauh-jauh datang di sambut dengan hadirnya seorang laki-laki baru di sisimu, kenapa aku tidak boleh ketemu dengannya? Bisa saja kami cuma ngopi doang bincang-bincang kecil. Kenapa yang terjadi malah membuat kita begitu asing dan kamu jadi berubah semenjak usahaku benar-benar tertuju padamu.

Tiap pagi aku bersiap-siap, tapi masih sungkan rasanya untuk berangkat. Teringat rancangan agenda yang ku buat jika saja kita tetap bersama, mulai dari bertemu.. jalan-jalan sejenak, membeli makanan sederhana meski tidak terselimuti kemewahan yang banyak orang cari padahal mata mereka telah di butakan agar kemewahan itu patokan dari sebuah ketenangan dalam menjalani hidup tetapi berbincang-bincang sedikit denganmu adalah sebuah ketenangan, saling berbagi ilmu formal maupun non-formal. Bayangkan saja, bagaimana tidak kokohnya kami berdua jika bersama. Tapi ternyata pondasi masing-masing kami masih lemah, terutama aku yang payah sekali waktu itu. Lantas harus bagaimana sih sekarang?

Tahukah kalian bahwa mau lewat jalan manapun, kalo semua jalan tersebut mengarah pada satu tujuan itu maka apa bisa kita putar balik? Ingat, semua jalan tersebut! Itulah takdir.

Padahal selepasmu aku masih ada disini, di semarang... tempat awal kita bertemu, aneh bukan kalo aku rindu semarang? Ternyata semarang yang ku rindu, adalah semarang yang ada kamu. Ampuni aku jika mencintaimu merupakan sebuah kesalahan, karna bagiku ini sebuah anugrah dari tuhan yang nyatanya belum di hilangkan oleh-NYA sampai sekarang. Izinkan aku membawamu lagi kesini.

Pada akhirnya teman-teman pembaca yang ku hormati, inilah akhir sebagian kisah dalam hidupku yang ingin ku jadikan tetap abadi, bukan karena takut lupa ketika aku sudah menjadi tua nanti, tapi ketika aku telah mati kurang lebihnya inilah salah satu kisah yang tertulis di lauhul mahfudz, aku pun sebenarnya malas untuk melakukan ini tapi yang membuatku bergerak sudah pasti takdirku itu sendiri. Aku memberanikan diri untuk berangkat, sendirian saja dengan cincin ini. Semoga yang terjadi sesuai dengan apa yang jadi pengharapanku dan mungkin juga jadi sesuai dengan apa yang di harapkan oleh semua para pembaca cerita ini.

 Semoga yang terjadi sesuai dengan apa yang jadi pengharapanku dan mungkin juga jadi sesuai dengan apa yang di harapkan oleh semua para pembaca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak Seindah Cinta Yang SemestinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang