Semakin lama hubungan ini berlangsung karena tidak adanya pertemuan rasanya semakin hambar meskipun komunikasi lancar tapi perlahan mulai memudar dengan begitu saja, aku yang ketika itu masih berusaha untuk memberikannya sebuah kejutan meskipun terasa hal-hal yang demikianpun mulai kuwalahan dengan adanya pertikaian tuduhan-tuduhan yang datang dari dirinya, aku selalu berkata padanya meminta maaf sebab aku tidak di sisinya tapi bukankah itu kesepakatan sedari awal agar dia mendapatkan gaji yang dia inginkan? Dia seperti orang yang bukan ku kenal, berbeda sekali ntah termakan ucapan darimana, apakah temannya dahulu? Lagi-lagi aku pun tak tau, karena aku tidak di sisinya. Mengapa jadi seperti ini anita? Terasa firasatku perpisahan akan tiba, tapi tidak mungkin dalam benak ku semua akan baik-baik saja seperti kita dahulu, komitmen yang sudah ada di awal jumpa. Awal komunikasi yang lancar perlahan menjadi masing-masing dari kami yang mulai sibuk dengan urusan masing-masing karena perbedaan waktu kegiatan, tak mengapa karena sedikit lagi kejutan untuknya siap! Seperti kata orang dahulu, beri sedikit waktu. Tetapi firasatku semakin menggebu ketika malam hari dia mematikan video call dariku saat aku sudah tertidur dan terbangun ku chat hanya centang satu, Tulisanku sekarang pun berantakan seperti kondisiku yang terbawa pada masa itu. Khawatir. Ya, aku begitu khawatir padanya karena... Karena setelah tuduhan-tuduhan yang di jatuhkan padaku. Seperti aku yang di anggap dirinya hanya terobsesi padanya, bukan cinta. Seperti aku yang seolah tidak serius padahal aku mengiyakan dengan mantap apa kata ibunya dahulu. Seperti aku yang terlihat berubah, padahal setiap saat rasaku bertambah. Anita pun setelahnya tidak menghubungiku sama sekali, marah? tentu saja, bagaimana kau bisa seperti itu kejamnya melukai hati dengan tuduhan-tuduhan tersebut, lamanya kurang lebih 3 hari dia tidak membalas bahkan tidak membaca chatku. Aku kira mungkin dia lagi sakit karena pernah juga badannya drop dan dia uring-uringan padaku, aku yang manusia biasa pun malah ikut terbawa dan jadi berantem lumayan besar sebab komunikasi sudah jarang sekalinya komunikasi malah jadi ribut, tapi lagi dan lagi aku bisa apa karena jarak yang jauh ini anita. Setelah aku bertanya-tanya pada diriku, aku teringat tentangnya yang dulu membelikanku obat saat sakit, maka karena kejutan untuknya pun sudah siap, aku memutuskan untuk menghampirinya langsung sama seperti dahulu setiap minggu sekali ada untuknya. Aku membawakan obat, kejutan, dan juga diriku sendiri agar bisa terasa ada sepenuhnya untuknya lewat tenagaku sendiri. Aku tidak mengabarinya untuk kesana karena dia masih tidak membalas chatku, naik kereta? bis? tidak, aku motoran untuknya, paket lengkap seperti surat di tempat wisata waktu itu, bukan hanya sekedar kata tetapi bukti cinta yang nyata. Memang hal bodoh jika motoran kalo sekarang-sekarang ini ku pikirkan apalagi jarak tempuh perjalanan 10 jam via pantura yang akupun baru pertama kali melewatinya mengandalkan google maps, kalau pun kalian berfikir untuk aku ngebis atau naik kereta aku tidak ingat pasti lokasi kostnya, jadi kalo nyasar enakan pakai motor bukan? Maka dari itu setelah semua mantap, aku pun berangkat!
Di sepanjang perjalanan, hatiku berkata seriuskah ini perjalanan panjang dan lokasi baru di jalan gimana nanti kalo ada apa-apa? Aku pun cek hp dan anita pun tetap belum read chatku, niatku kalo dia sudah balas aku tidak jadi, tapi kan aku ingin memberikan kejutan juga padanya, yasudahlah gas lagian aku spam call pun gak di angkat olehnya. Masuk lah aku ke jalan pantura, ku kira perjalanan sudah jauh ternyata masih dekat faktor aku belom pernah lewat jalan ini sepertinya, di jalan pantura yang panas perlahan sisi kiri dan kanan jalan banyak pepohonan, ternyata disitu adalah sebuah alas, banyak truk parkir saat aku melewatinya, adem sekali disitu tanpa saat itu ku ketahui ternyata alas itu banyak cerita horornya. Sampai kembali di jalanan yang panas satu per satu papan selamat datang di masin-masing lokasi aku lewati. Di maps tertulis 8 jam an tetapi waktu itu aku sambil nyasar-nyasar jadi total 10 jam an. Aku memacu motorku tiada henti, karena mau istirahatpun terkejar waktu nanti sampai sana larut malam di jalan ada begal dan pikiran-pikiran lainnya. Aku mampir di minimarket sejenak tidak ada 10 menit hanya untuk beli persediaan minum dan roti lalu gas lagi, sepanjang jalan pantura ini rasanya seperti sama dan ntah bagaimana, aku di arahkan ke tol, akhirnya aku putar balik lalu di arahkan ke sungai buntu, hampir setengah jam an aku bingung arah jalan akhirnya aku bertanya ke orang dan masih kesasar lagi, sampai 3 kali akhirnya aku di antar bukan cuma di beritau saja untuk memastikan gak kesasar lagi, terimakasih buat bapaknya yang jualan pake gerobak dan pembeli yang mau antarin, aku lupa itu jualan apa bapaknya, kebetulan percis di samping kiri gang keluar buat kembali ke jalur pantura, ada minimarket lagi, aku pun beli persediaan lagi mungkin aku tidak fokus di jalan karena badan merasa agak lelah tapi aku tetap gas. Di jalan pantura bisa nyampur atau nyambung sama kota situ jadi agak bingungin buatku yang pertama kali lewat. Di bangjo aku pun beberapa kali melihat manusia silver seperti di berita-berita, kalo di tempatku jarang atau hampir gak ada aku nampak mereka ini. Aku pun melewati pabrik sabun juga, aku tau itu parik sabun karena wanginya sampai ke jalan. Aku yang kebiasa perjalanan 2 jam bolak balik masih kuat jadi setengah perjalanan pun berasa mudah saja kala itu, aku cek maps malah aku ambil jalan kanan harusnya kiri biar tinggal lurus tapi yasudahlah agak memutar sedikit jadinya, salfok liat di maps sama lokasi namanya unik yaitu Lohbener. Dari situ sebenarnya tinggal ikut jalur aja di samping laut, tapi kala itu ada perbaikan jadi nampak di maps kalo di perkirakan macet, akhirnya aku ambil lurus arah subang, belok dikit ke purwakarta. Sampe sini udah mulai gelap, dan akupun kegelapan di karawang, tidak enak rasanya karena di jalan panik udah jam segitu padahal belum nemu patokan kostnya anita. Aku cek kembali hpku dan tetap tidak di respon, heran sekali. Karena kondisi kepepet yang awalnya mau kejutan akhirnya aku chat dia "Aku kesitu ya." untuk memancing responnya, untung saja masih pakai kata yang gak to the point banget lah biar surprise tapi tetap tidak di balasnya. Aku pun mutar-mutar di situ, seketika otak ku blank mungkin udah batas badanku kelelahan. Aku udah menyusur jalan stasiun, udah juga ke bagian-bagian yang sekiranya aku familiar tapi zonk, sampai akhirnya aku buntu dan mencari gerombolan ojek online yang mangkal. Meminta tolong untuk ikut kerumah mereka memohon tapi mereka bilang tidak bisa dengan alasan-alasannya maka yasudahlah. Aku tadinya kepikiran ke pabriknya anita dulu aja kalo tidak kemalaman tapi ini sudah malam, rasanya mau ke hotel saja kalo emang udah gak ada pilihan lagi meski uang buat perjalanan saja sudah habis setengah juta sendiri. Akhirnya tanganku inisiatif untuk nanya ke grup teman kuliah siapa yang tinggal dekat dengan lokasi ku saat ini, selang 10 menitan ada yang respon dan dialah penolongku malam itu dari sekian banyak anggota grup dan sama-sama tidak kenal. Aku di hampiri olehnya dan aku ikut dengannya, kerasnya kehidupan disini kota besar gemerlap lampu-lampu bisa menjadi fav pejuang cuan padahal baru mijak kaki pun sudah terasa kerasnya bagaimana kalo sendiri macam tidak bisa di handle sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seindah Cinta Yang Semestinya
RomanceSebuah pertemuan yang tidak pernah di duga-duga, menciptakan kebersamaan yang nyata dan berselang cukup lama, terselimuti dengan rasa cinta yang entah benar atau tidak adanya di antara aku dengan dirinya, karena pada puncak akhirnya aku dan dia tida...