Kenikmatan

25 0 0
                                    

Pagi ini, jantungku berdebar, segala penjuru seperti menghadap padaku hingga membuat posisiku berada di ketinggian. Dia milikku bukan? setelah banyaknya pertemuan meski yang tertulis disini hanya sekilas yang teringat akan rinduku yang melekat, membuat raga ini begitu penat sebab untuk bertemu atau bahkan sebentarnya waktu untuk mata melihat saja tak lagi dapat. Di hari ini, kami berdua bertemu saat sore hari, karena aku ada acara mendadak. Dia tak marah tetapi malah terlihat sedih, aku tak tau pasti apa yang ada di pikirannya tetapi tebak kan ku masih perihal kemarin. Padahal sebelum pulang dia sudah ku tenangkan tapi mungkin ovtnya kambuh, yasudahlah tak mengapa sebab aku sudah memulai juga sedikit-sedikit untuk membuktikan hal spesial padanya. Sesampainya disana kami mengobrol panjang lebar, kami sefrekuensi sekali rasanya dan jelas itu pasti menyenangkan bukan? Yang dulunya asing, tiba-tiba bisa sedekat ini. Kalau kata anita itu dia gak pernah mengerti apa yang sudah ku lakukan dengan cara kerja otaknya, mantra macam apa yang sudah ku bacakan, sampai-sampai bisa sebegitu cintanya denganku, aku terasa nyata katanya sampai-sampai membuatnya ingin memelukku terus (padahal baru kemarin kita pelukan meski bentar saja sih). Katanya lagi dia ingin meluk terus sebab tidak ingin aku hilang dan juga tidak ingin aku pergi. Sampai-sampai dia bawa semesta, katanya semesta baik mempertemukan dengan laki-laki sepertiku yang kadang menjengkelkan, menyebalkan, ceroboh, tapi selalu tahu bagaimana cara membuat anita bahagia dengan hal sederhana. Hahaha, begitu bahagianya aku. Dalam batinku hari itu aku akan nurutin semua yang dia mau hari ini, semoga saja dia gak minta yang mahal-mahal wkwk. Kami pun naik motor keliling daerah situ yang belom pernah kami lewati bersama, sampai tak terasa jalan yang kami lewati itu tembus sampai ke lapangan dimana lapangan itu adalah tempat kita nonton konser yang tidak terduga ada, ntahlah kenapa bisa pas gitu, dan kali ini percaya kalian atau gak percaya ada lagi ini acara tapi bukan konser, kayak pasar malam gitu tapi gatau nyebutnya apa, di sepanjang jalan raya acaranya, kami pun segera cari tempat parkir karena gak sabar secara terheran-heran juga kok bisa ngepasin dua kali loh, kami pun senyum-senyum sendiri saat itu.

Aku : "Takdir ini."

Anita : "Masa sih, tapi gapapa sih orang sama kamu."

Gemes banget rasanya mau meluk tapi mendadak kang parkir datang :'v padahal waktu nyari dia gak ada ajer bet dah aseli.

Kang parkir : "Langsung bayar mas."

Aku : "Piro om?"

Kang parkir : "5 ewu"

Aku : "Helm e aman to ki?" tanyaku sambil memberikan uang 10 ribu.

Kang parkir : "Selaw bos ku"

Aku : "Yawis gak sah susuk i, gawe sampeyan wae."

Kang parkir : "Tenan ki? Mantap bos."

Setelah berjalan agak jauh dari parkiran anita berkata

Anita : "Kenal kamu sama kang parkirnya?"

Aku : "Kenal dong, namanya mang junet."

Anita : "Hah? sejak kapan?"

Aku : "Baru tadi."

Anita : "Ih seriusan kepo aku tu, tiap ngobrol sama orang ntah itu kang bakso, kang parkir, kang apalagi lah tu, kayak akrab banget, jangan-jangan kita jauhan kalo kamu pulang gitu gampang akrab juga ya ke cewek?."

Aku : "Mana ada kayak gitu, sama kamu doang."

Anita : "Awas aja."

Kami berdua pun sampai di start jalanan yang ramai ini dan mulai blusukan atau menyusuri apa aja yang ada disitu, karena ramai banget desak-desakan kami pun gandengan tangan, uwu bet cuy. Banyak pedagang, dan penjual oleh-oleh gitu. Setelah setengah jalan mungkin karena panjang banget jalanannya yang di jadiin tempat acara ini, kami pun menepi dulu ke warung ayam bakar.

Tak Seindah Cinta Yang SemestinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang