Bukti

13 0 0
                                    

Selang beberapa hari demi hari berlalu, hubungan kami menjadi seperti hambar. Ada yang kurang rasanya tapi entah dari sisi sebelah mana, saat itu aku merasa ingin mengakhiri ini karena terpikirkan tentang ucapannya yang tidak mau sama yang lebih muda, aku takut ini semua sia-sia tapi dalam benak ku pun berbicara kalo tidak di coba nanti malah jadi tekanan batin, aku pun mencoba berdiskusi bersamanya tapi dia langsung menolak mentah-mentah gak mau dan entah bagaimana bisa dia malah sampai membawa ibunya untuk menghubungiku untuk memberitaukan pesan padaku kalo aku serius ya jangan begitu, maka aku pun yasudah jadi makin mantap dengan rencanaku dan mengesampingkan ketakutanku itu. Anita mengabariku, bahwa dia sudah dapat pekerjaan tapi untuk permulaan atau penyesuaian dia menginap di tempat saudaranya atau yang punya channel kerja aku lupa, tapi yang pasti saat dia disitu kami hampir tidak pernah call atau pun vc, katanya karena pintu kamarnya itu tidak bisa di kunci dan juga dia sekamar sama sodaranya itu jadi ya gitulah pokoknya. Dia bilang bentar aja numpang disitu sampai dapet kost, tapi udah jalan 2 mingguan masih belum dapat dan dia cerita soal dirinya yang belum ada tanda-tanda menstruasi responku pun jadi agak panik mengingat yang malam kapan itu aku pun tidak tau keluar dimana, dan masih sampai waktu menstruasinya harusnya tiba pun belum kunjung tiba, hitungan harinya udah termasuk telat sampai anita memutuskan beli test pack tapi hasilnya negatif, setelah hasil negatif itu esoknya baru dia mens, ternyata yang bikin telat mens penyebabnya karena anita kecapekan. Semenjak anita disana kami mau mabar pun sinyal miliknya di sana jelek jadi yasudah ku sabarin saja, sambil masih usaha menyiapkan kejutan untuknya itu. Setelah sekitaran total 2 bulanan lebih anita baru anita udah dapat tempat kost dan kerjaan yang fix, dan saat proses itu aku menemaninya ketika wira-wiri meskipun hanya melalui VC saja. Saat itu dia mendapatkan shift malam dan di tukar jadi pagi per bulan, saat dia shift malam rasanya kami agak jadi renggang karena pagi aku beraktifitas dan dia istirahat, malamnya aku yang istirahat dia yang beraktifitas, waktu untuk komunikasi jadi sedikit sekali. Di situ aku pun merasa overthink karena dia dapat shift malam, takut kenapa-kenapa di jalan karena maraknya berita hipnotis dan juga aku takut ada yang gangguin dirinya karena aku tidak bisa apa-apa disini. Dia pun berkata shift malam badannya jadi gak enak seperti masuk angin gitu karena angin malam dan mungkin belum terbiasa. Maka aku pun mengirimkannya jaketku, jaket awal kita bertemu yang bahannya cukup tebal beserta surat bertuliskan "Semenjak kita berjauhan, aku menjadi begitu lemah dan menjadi iri dengan orang-orang yang berada di sekitarmu sekarang, sebab hanya untuk menggenggam tanganmu saja aku tidak sanggup apalagi melindungi dirimu. Maaf kan aku anita, tapi tentunya bukan hanya kata-kata saja jikalau untuk dirimu. Maka dari itu pakailah jaketku ini selama kita sedang berjauhan sebagai pengganti tugasku melindungimu agar tetap merasa aman dan nyaman." Aku mengirimkannya lewat kurir, akan tetapi sampai sana suratnya sobek tinggal separo, anita marah karena berniat mau menyimpannya. Akhirnya tiap sisa shift malam bulan itu dia pakai jaketku. Saat mulai bulan baru aku merasa sudah tak tahan akan rindu untuk bertemu apalagi posisi aku sudah masa liburan. Jadi aku berniat menyusulnya naik kereta, dia pun juga merasa excited atas hal tersebut. Saat hari itu tiba, aku pun memesan ojek online dan otw menuju stasiun yang dimana tiket keretanya udah di pesanin sama anita, aku tinggal mencetaknya saja. Sialnya selama di dalam kereta aku lupa membawa headset dan powerbank. Untung saja masih ada colokan disitu kalo gak nanti aku macam orang hilang karena baterai habis astaga. Ketika awal masuk kedalam gerbong jujur bingung cari kursi karena pertama kali, hitungannya nekat sih tapi tak apalah udah gede. Dari tiap stasiun banyak orang naik serta turun. Tapi herannya kursi tetap penuh, kaki terasa pegal karena gak bisa slonjoran, sinyal pun kadang hilang kadang muncul, mau tidur punggung pegal. Tidak enjoy sekali mungkin karena aku orangnya aktif bawaannya pengen gerak mulu buat diem lama susah. Ada petugas keliling yang menawarkan makanan dan minuman, aku pun beli karena mau keluar pun terasa mager juga takut ketinggalan naiknya lagi wkwk. Karena perjalanan cukup panjang aku ingin menceritakan sebelum mau kesini naik kereta, kami sempat diskusi nanti inap dimana secara kan belum tau kondisi daerah sana, tapi anita bilang suruh tidur kostnya saja, aku sempat tidak mau karena takut emang boleh seperti itu. Tapi dia bilang boleh aja asal gak berkontak atau pemilik liat dan tau, sebab banyak teman-temannya ada yang sekost malahan. Aku yang belum paham soal begituan akhirnya tau kebanyakan di kota-kota besar ya begitulah model pergaulan bebasnya, agak lega sih jadi gak bingung tidur mana tetapi aku juga jadi khawatir pada anita J u know lah what i mean, lalu aku menanyakan kalo semisal pemilik tau gimana ya? dia jawab aku suruh bawa buku pelajaran nanti pura-pura jadi adeknya yang lagi mau belajar dan bilang nginepnya gak lama, ajirlah bisa begitu out of the box parah. Perjalanan di tempuh sekitar 8 jam an, meskipun badan pegal-pegal tapi kursinya empuk kok, rekomen sih bagi yang suka muntah-muntah daripada pakai bis pakai kereta goncangannya lebih kecil dan dikit doang. Aku sampai pada stasiun terakhir atau stasiun tujuan pada malam hari, anita sudah ready disana dengan memakai jaketku, terlihat cocok sekali dia memakainya, terlihat seperti wanita pemberani di depan mataku.

Tak Seindah Cinta Yang SemestinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang