Bima baru saja menaruh makanan yang dibelinya, dia siapkan di atas meja makan. Perasaan Bima sedikit kesal karena Renata masih saja berpikiran buruk tentang dirinya padahal wanita itu tidak tahu saja bagaimana tersiksanya Bima harus menahan dirinya, menahan gairah agar tidak menerobos masuk ke kamar dan memberikan apa yang Renata sangat inginkan semalam dan malah berakhir dengan melampiaskan hasrat dengan tangan sendiri.
Suara pintu terbuka membuat Bima menoleh, dia mendapati Renata yang berdiri canggung di depan pintu kamar.
Mata Bima menatap terpesona, Renata yang terlihat begitu cantik mengenakan gaun yang tadi Bima beli, sebuah gaun sifon berwarna hijau muda, Renata begitu cantik di mata Bima.
Setelah mendeham singkat. "Aku sudah membeli makan siang, kamu pasti lapar kan," ucap Bima sedikit parau.
Renata berjalan pelan menghampiri Bima. "Terima kasih."
"Duduk lah, kamu makan siang dulu nanti baru aku akan mengantarmu pulang.".
Renata menarik kursi dan duduk, matanya menatap hidangan yang berada di atas meja, begitu banyak dan Renata tidak yakin mereka bisa menghabiskan semuanya walaupun mereka berdua.
"Kenapa ? Kamu tidak suka ? Atau kamu mau yang lain ?"
"Eh, tidak usah, ini sudah banyak sekali."
"Ya, kalau begitu di makan, jangan cuma dilihatin saja."
Renata lalu mengambil nasi beserta lauk pauk dan mulai menyantapnya dalam diam. Beberapa saat kemudian Renata mengangkat kepalanya dan menatap Bima yang juga sedang menyantap makanan dengan lahapnya.
"Maafkan sikap saya tadi."
Bima mengangkat kepalanya dan menatap Renata bingung.
"Saya seharusnya tidak bersikap kasar seperti tadi, saya seharusnya berterima kasih, bukannya malah marah-marah."
"Tidak apa-apa, aku maklum kok kalau kamu curiga, aku kan di mata kamu dipandang sebagai cowok mesum."
Renata mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Bima yang seakan-akan mengingatkan panggilan Renata terhadap pria itu.
"Maaf."
"Lupakan, yang penting sekarang kamu baik-baik saja, aku sangat bersyukur tidak terlambat menyelamatkan kamu, aku masih penasaran kenapa kamu pergi ke tempat seperti itu dengan si brengsek Dito ?"
"Saya, tidak tahu kalau Dito mau mengajak ke sana, saya hanya mau berterima kasih karena dia menawarkan saya pekerjaan."
"Pekerjaan ? Kenapa dengan pekerjaan sekarang? Kamu mau berhenti bekerja ?"
"Saya hanya tidak nyaman saja bekerja di klub, kalau ada pekerjaan lain yang lebih baik saya mau berhenti dari sana. Tapi setelah kejadian semalam."
Renata tidak yakin dia masih punya pekerjaan yang ditawarkan oleh Dito, apalagi setelah yang dilakukan oleh pria itu, Renata juga tidak yakin dia masih mau bekerja di tempat temannya Dito.
"Kalau kamu butuh pekerjaan, Aku ada pekerjaan buat kamu, "kata Bima cepat.
"Kamu serius ?"
"Iya lah, kalau kamu mencari pekerjaan, aku ada pekerjaan buat kamu,"kata Bima menyakinkan. Walaupun di kantornya belum ada lowongan pekerjaan, Bima akan membuatnya menjadi ada. Ini kesempatannya untuk semakin dekat dengan Renata.
"Besok kamu ke kantor Bintang Transport sambil membawa surat lamaran kerja."
Renata yang masih terlihat bingung akhirnya hanya bisa menganggukkan kepalanya saja lalu kembali meneruskan makannya tanpa mengetahui senyuman lebar menghiasi wajah Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Playboy Jatuh Cinta
Storie d'amoreDesain cover by Karos. Art warning 21+ !!! Adult Content Sinopsis : Hidup seorang gadis bernama Renata begitu berat apalagi ketika Papa, orang yang begitu Renata sayangi menikah kembali setelah sekian lama menduda. Bagi Renata mempunyai seorang Ibu...