Renata sedang sibuk membereskan pekerjaan sebelum kemudian pulang tetapi hari ini wanita itu tidak bisa langsung pulang ke tempat kos karena harus mampir ke rumah lamanya terlebih dahulu sebelum pulang.
Tidak seperti biasanya Bima yang selalu berada di samping Renata tidak ada hari ini, itu dikarenakan hari ini Bima ada pertemuan penting di luar kantor yang tidak bisa di tunda, karena itu juga Bima tidak bisa mengantarkan Renata pulang.
Seharusnya Renata yang menemani Bima tetapi karena Renata harus ke rumah Tante Tari jadi Bima putuskan untuk mengajak Icha saja ke pertemuan tersebut lagipula Icha sudah tahu apa yang harus dia lakukan di pertemuan tersebut.
Setelah membereskan semua berkas-berkas kantor, Renata lalu mengambil tasnya dan melangkah menuju ke lift yang akan membawanya ke lantai bawah.
Di bawah, di depan lobi sudah menunggu supir yang akan mengantarkan Renata pulang, setelah Renata masuk ke dalam mobil. Pria separuh baya itu menyapa Renata dengan ramah.
"Sore Pak Eman ," sapa Renata.
"Sore Bu Renata," balas Eman ramah.
Renata sudah meminta Eman untuk memanggilnya nama saja tetapi pria itu keberatan dan merasa tidak pantas apalagi Eman tahu sekali kalau wanita yang akan diantarkannya pulang ini adalah seorang yang spesial bagi bosnya Bimantara.
Awalnya bukan Eman yang mengantarkan Renata pulang tetapi supir kantor yang lain dan Bima dengan keposesifannya malah mengganti supir tersebut dengan supir berusia lebih tua karena Bima takut, supir muda menggoda Renata kekasihnya tetapi walaupun begitu Eman ternyata selain sebagai supir juga merangkap sebagai pengawal pribadi.
"Langsung pulang Bu ?" Tanya Eman, untuk memastikan tujuan Renata.
"Bisa tolong antarkan saya ke suatu tempat Pak."
"Baik Bu."
Mobil lalu meluncur dengan kecepatan sedang menuju ke alamat yang telah disebutkan Renata tadi kepada Eman.
Satu jam kemudian mobil tiba di depan rumah yang pernah dulu Renata tempati rumah. Rumah peninggalan almarhum Papanya.
Renata berniat hanya sebentar saja di sini, untuk menanyakan ada keperluan apa Tante Tari, sebelum kemudian pulang ke tempat kos, lagipula malam ini Bima mau mengajak Renata ke suatu tempat.
"Pak Eman silakan pulang saja."
"Lho, jangan Bu, biar saya tunggu saja sampai Bu Renata selesai.
"Tidak usah Pak, saya pulang sendiri saja, Pak Eman pulang saja."
"Nanti saya kena marah Bapak kalau meninggalkan ibu," bantah Eman yang tidak ingin meninggalkan Renata di sini, entah kenapa pria tua itu merasakan firasat buruk.
"Tidak apa-apa, biar saya yang bilang sama Pak Bima, saya tidak tahu berapa lama di sini lagipula ini juga rumah ibu tiri saya, jadi saya pasti baik-baik saja," jelas Renata menyakinkan Eman.
"Bu Renata yakin ?"
"Yakin sekali Pak," sahut Renata sambil memasang senyum menenangkan.
"Baiklah, kalau begitu saya pulang dulu Bu, kalau Bu Renata masih mau dijemput nanti, telepon saya saja ya."
"Baik Pak, hati-hati di jalannya."
Renata lalu keluar dari dalam mobil dan melangkah menuju ke pintu gerbang yang tertutup rapat. Mobil Eman baru pergi setelah Renata masuk ke dalam pagar.
Suasana terlihat sepi, Renata melihat ke arah jam dipergelangan tangannya, sudah jam 5, Renata harus bergegas dia berniat hanya sebentar saja di sini karena harus bersiap-siap, Bima akan menjemputnya jam 8 nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Playboy Jatuh Cinta
RomanceDesain cover by Karos. Art warning 21+ !!! Adult Content Sinopsis : Hidup seorang gadis bernama Renata begitu berat apalagi ketika Papa, orang yang begitu Renata sayangi menikah kembali setelah sekian lama menduda. Bagi Renata mempunyai seorang Ibu...