Renata tidak tahu harus menunggu berapa lama, dirinya sudah di dandani dengan cantik. Malam ini, malam sabtu, malam acara perusahaan rekan Bima diadakan. Tadi sore orang suruhan Bima datang menjemput Renata.
Dan Renata dibawa menuju ke tempat yang merupakan salon kecantikan, di sana Renata di make up dan di dandani dengan cantik dan sekarang Renata telah siap. Renata mengenakan gaun model Shanghai berwarna merah. Gaun itu berpotongan tertutup tetapi membalut tubuh Renata dengan ketat, panjang gaun tersebut menjuntai kelantai dengan bagian bawah melebar.
Rambut panjang Renata di bentuk sanggul sederhana lalu di hiasi dengan tusuk konde bermodel oriental. Secara penampilan Renata sudah sempurna, cantik dan berkelas. Bahkan sedari tadi semua orang yang berada di salon memuji Renata.Tetapi setelah Renata selesai berdandan, Bima belum muncul juga sedangkan Renata tahu kalau sebentar lagi acara akan di mulai, kalau Bima masih belum muncul juga, mereka pasti terlambat sampai ke tempat acara. Dan benar saja yang Renata pikirkan. Mereka terlambat ke tempat acara karena Bima baru datang menjemput Renata ke salon di saat acara telah berjalan setengah jam lamanya.
Pria itu masuk dengan gagahnya. Bima memakai setelan tiga potong berwarna hitam. Jas yang di pakai Bima membalut tubuh gagah Bima dengan sempurna. Di mata Renata, Bima begitu tampan membuat wanita itu terpana sesaat dengan debaran jantung yang berdetak dengan cepat.
Renata terpesona, perasaan yang Renata berusaha tutupi kembali hadir. Perasaan yang Renata anggap tidak seharusnya berkembang, karena wanita itu sadar diri, tidak mungkin pria seperti Bima mau dengan wanita seperti Renata. Renata juga sangat tahu bagaimana kelakuan Bima. Rekan-rekan kerja Renata ketika di klub, sering bergosip tentang sahabat Sebastian itu, mantan bosnya di klub dulu.
Bima terkenal sebagai playboy yang selalu menebarkan pesona, melalui ketampanannya dan kekayaan yang pria itu miliki. Wanita yang ada di samping Bima malah lebih cepat berganti seperti sebuah pakaian saja. Dan yang membuat Renata semakin menjaga perasaannya adalah Renata melihat sendiri bagaimana kelakuan Bima bersama dengan seorang wanita, itu yang membuat Renata semakin ragu membuka hatinya untuk Bima, walaupun dia tahu Bima selama ini selalu berusaha untuk mendekatinya.
Renata memang belum mempunyai pengalaman dalam hal berhubungan tetapi Renata sangat yakin kalau Bima menyukainya, anggap saja Renata terlalu percaya diri tetapi tidak ada keraguan sama sekali tentang Bima yang menyukainya.
Napas Renata tertahan ketika Bima menemukan dirinya dan pria itu mengunci Renata dalam tatapan tajam dan dalam. Seakan-akan ada sihir yang membuat Renata dan Bima sama-sama terdiam, terpaku satu sama lainnya.
Bima terpesona, sangat-sangat terpesona melihat Renata yang begitu cantik. Bima tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Renata yang berdiri diam di depannya itu.
Wanita pujaannya itu mengenakan gaun berwarna merah, yang membalut dengan sempurna di tubuh indahnya dan kerutan menghiasi kening Bima ketika melihat lekuk tubuh Renata yang terlihat jelas, Bima tidak suka, walau pria itu tahu kalau gaun tersebut tertutup tetapi tetap saja, ketatnya gaun tersebut membuat lekuk tubuh Renata bisa dilihat oleh semua pria yang berada di acara tersebut.
"Ganti gaunnya," kata Bima tanpa di sangka-sangka membuat Renata mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Bima yang benar-benar aneh.
"Kenapa Aa ?"
"Terlalu ketat, aku gak suka semua pria di sana bisa melihat lekuk tubuh kamu."
Renata bengong tidak percaya mendengar ucapan Bima yang benar-benar tidak masuk akal.
"Kita sudah terlambat."
Bima melihat ke arah jam dipergelangan tangannya dan mengumpat ketika tahu apa yang Renata katakan benar. Mereka sudah tidak ada waktu lagi.
"Ayo, kita pergi tapi aku minta sama kamu, jangan jauh-jauh dari aku nanti, di acara itu," perintah Bima dengan nada suara tegas.
Yang membuat Renata hanya bisa menganggukkan kepalanya, bahkan wanita itu pasrah tidak menolak ketika Bima meraih tangannya dan menggenggamnya lalu menarik Renata mengikutinya menuju ke mobil mewah yang terparkir di halaman salon.
Bima membukakan pintu mobil dan membantu Renata masuk ke dalam mobil lalu pria itu memutari mobil dan masuk, serta duduk di sebelah Renata. Setelah menyuruh supir menjalankan mobilnya, sebentar saja mereka telah meluncur di jalan.
"Aku lupa bilang, kalau kamu sangat cantik malam ini, Renata," ucap Bima lembut sambil menatap Renata dengan tatapan yang membuat Renata menahan napasnya.
Ingin rasanya Renata mengatakan kalau Bima juga sangat tampan malam ini, tetapi wanita itu menahan diri dan hanya mengucapkan terimakasih atas pujian Bima.
Karena lalu lintas yang tidak terlalu padat, setengah jam kemudian mereka telah sampai ke tempat acara. Renata bisa melihat acaranya begitu mewah, penuh dengan orang-orang dengan dandanan yang mewah dan elegan serta berkelas.
Acara yang begitu mewah baru pertama kali Renata hadiri, wanita itu takut salah bersikap tetapi Renata tertegun dan dia menunduk melihat ke arah tangan Bima yang menggenggam tangan Renata yang berada di pangkuannya.
"Jangan jauh-jauh dari aku dan tenang saja semuanya pasti baik-baik saja."
Renata sekali lagi tersentuh karena Bima bisa tahu apa yang dia rasakan saat ini. Bima memang terlihat seperti pria penuh dengan gombalan tetapi di saat tertentu Bima sangat bisa diandalkan. Bima memang seorang pria penuh dengan pesona jadi tidak heran banyak wanita yang takluk dalam pesonanya dan itu termasuk Renata.
Setelah diluar mobil, Bima lalu mengulurkan tangannya dan Renata tahu apa keinginan pria itu, kali ini entah karena Renata terlalu terpesona dengan ketampanan Bima atau karena perasaan yang selama ini telah dia simpan rapat-rapat berdesakan ingin keluar, membuat Renata tanpa ragu memegang lengan Bima membuat mereka seperti sepasang kekasih daripada atasan dan karyawan.
Lalu Bima mengajak Renata masuk ke dalam ruangan acara yang telah penuh dihadiri oleh tamu undangan yang hadir. Semuanya berpakaian rapi dan mewah. Para wanita seakan-akan berlomba-lomba mengenakan gaun yang mewah dan mahal.
"Kita hanya sebentar saja di sini jadi jangan jauh-jauh dari aku ya."
"Iya," jawab Renata singkat. Wanita itu sibuk melihat ke sekitar, melihat suasana acara yang terlihat seperti acara pernikahan.
Renata bahkan menurut saja ketika Bima mengajaknya berkeliling dan kemudian mereka bertemu dengan rekan bisnis Bima ataupun kolega sebelum kemudian Bima mengajak Bima bertemu dengan para sahabat-sahabatnya dan malam ini juga datang bersama dengan pasangan mereka.
Bima mengajak Renata berkenalan dengan Mirza dan istrinya Embun, lalu ada
Gamma dengan Indira, istrinya.Para sahabat dan istri mereka menyambut Renata dengan ramah dan sebentar saja Renata telah merasa nyaman berada bersama mereka.
"Sebastian tidak datang ?" Tanya Bima sambil matanya melirik ke arah Renata yang terlibat obrolan dengan Embun dan Indira. Ada senyuman menghiasi wajah Bima melihat Renata telah terlihat akrab dengan para istri sahabatnya itu.
"Sebastian lagi sibuk mengejar istrinya, mana dia kepikiran tentang acara ini," sahut Mirza.
"Apa kami sebentar lagi akan menerima undangan darimu, Bima ?" Tanya Gamma sambil matanya melirik ke arah Renata
"Do'akan saja semoga secepatnya."
"Hah, kamu serius Bima ?"
"Tidak pernah aku seserius ini, Gamma."
"Alhamdulillah akhirnya playboy kita takluk juga," ucap Mirza mengejek sambil tersenyum lebar.
Bima tidak tersinggung mendengar ejekan Mirza malah dia tertawa kecil.
"Iya, akhirnya aku menemukannya juga."
Ucapan Bima benar adanya, akhirnya dia menemukan seorang wanita yang bisa membuatnya takluk dan jatuh cinta sedalam-dalamnya dan tidak ingin keluar dari sana. Seorang wanita bernama Renata.
To be continued..
Jangan lupa vote tekan ⭐ dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Playboy Jatuh Cinta
RomanceDesain cover by Karos. Art warning 21+ !!! Adult Content Sinopsis : Hidup seorang gadis bernama Renata begitu berat apalagi ketika Papa, orang yang begitu Renata sayangi menikah kembali setelah sekian lama menduda. Bagi Renata mempunyai seorang Ibu...