Part 14

3.9K 543 34
                                    

Malam ini malam minggu dan seperti kebanyakan klub malam, di malam minggu begini suasana klub pasti ramai dengan banyaknya pengunjung yang ingin menghilangkan penat setelah seminggu menghadapi rutinitas yang berat.

Renata sedari tadi telah sibuk mondar-mandir untuk mengantarkan pesanan bagi para pengunjung yang seakan tidak ada habisnya.

Gadis itu ditugaskan mengantarkan minuman kepada segerombolan pria yang sedang duduk di meja VIP. Terlihat jelas para pria di meja tersebut merupakan orang kaya yang mempunyai banyak uang. Segerombolan pria yang tidak terlalu suka Renata layani. Kalau bisa Renata ingin menghindari tamu yang seperti itu tetapi dia di sini hanya bekerja dan tidak bisa memilih pelanggan.

Renata sedang menaruh gelas minuman ke atas meja ketika merasakan ada telapak tangan yang mengelus bokongnya membuat gadis terpaku diam sejenak sebelum kemudian berusaha untuk menepiskan tangan tersebut yang merupakan tangan dari pria yang duduk di dekat Renata berdiri.

"Hai, cantik temani aku ya, aku akan kasih kamu uang lebih banyak dari gaji kamu satu bulan," kata pria tersebut yang kembali berusaha untuk mengelus bokong Renata.

"Maaf, tuan, saya tidak seperti itu," sahut Renata yang semakin cepat menaruh gelas-gelas minuman agar segera bisa pergi dari sana.

Tetapi keinginan Renata tidak bisa terjadi ketika pria itu malah mencekal lengan Renata ketika gadis itu berniat pergi setelah selesai menaruh minuman. Pria itu menarik Renata dengan kuat sehingga membuat Renata jatuh terjerembab ke atas pangkuan pria itu.

"Alah, jangan sok jual mahal lah," gumam pria itu sambil berusaha mencium Renata yang tentu saja berusaha untuk menolak dan menghindari pria kurang ajar itu.

"Tolong lepaskan saya," kata Renata keras.

Semakin Renata berusaha menghindar semakin pria itu mendesak Renata, Renata sadar pria itu terlihat sudah agak mabuk apalagi dari mulut pria tersebut tercium aroma tajam minuman.

Situasi klub yang ramai membuat Renata kesulitan untuk meminta bantuan, sementara teman-teman pria yang satu meja terlihat menikmati pertunjukan temannya mereka tidak bisa dimintai tolong karena mereka saja semua tertawa senang melihat temannya sedang melecehkan Renata.

"Sudah lah Riko, hentikan, gadis itu tidak ingin, jangan mencari masalah di sini," kata seorang pria yang duduknya di ujung. Suara yang membuat Renata sedikit bernapas lega.

Tetapi kelegaan Renata hanya sejenak karena pria yang dipanggil Riko bukannya menghentikan kelakuannya malah semakin terlihat ganas, tangan pria itu bahkan berusaha untuk menyusup masuk ke dalam rok mini yang dipakai oleh Renata.

"Tidak.. jangan... "Teriak Renata hampir putus asa.

Dan ketika Renata hampir putus asa bahkan matanya telah berkaca-kaca, tubuhnya dengan keras di tarik dari cengkeraman pria bernama Riko itu.

"Heii... "Protes Riko marah.

"Sudah aku bilang jangan mencari masalah," kata pria yang telah menolong Renata.

"Jangan ikut campur kamu, Dito."

"Kamu sebaiknya pergi dari sini," ucap pria yang dipanggil Dito menyuruh Renata meninggalkan tempat itu yang segera Renata lakukan dengan senang hati.

Tetapi setelah beberapa langkah Renata membalikkan badannya untuk melihat kemeja yang tadi dia tinggalkan. Gadis itu bisa melihat pria yang menolongnya tadi sedang dicengkeram bajunya oleh pria bernama Riko. Tampaknya keduanya sedang bersitegang, ingin rasanya Renata kembali ke sana tetapi gadis itu juga sadar kalau dirinya akan menambah masalah kalau kembali ke sana jadi Renata putuskan untuk ke bagian keamanan melaporkan ada kejadian di meja itu setelah melapor Renata kembali bekerja.

Malam ini Renata sadar pekerjaan yang dia miliki saat ini bukan pekerjaan yang mudah bagi gadis sepertinya. Walau dia sudah tahu karena teman-temannya sering bercerita tetapi ketika mengalaminya sendiri, Renata merasakan ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa ketika itu terjadi.

Sedikit banyak Renata berhutang terima kasih kepada pria bernama Dito tadi.

Sudah jam tiga pagi ketika Renata selesai dan keluar dari dalam klub Star Night. Lelah dan ngantuk yang itu Renata rasakan. Semenjak bekerja di klub Renata jadi mempunyai tukang ojek pribadi seorang pria berusia separuh baya yang tinggal tidak jauh dari tempat kos gadis itu.

Renata sengaja langganan ngojek karena rasanya lebih aman daripada harus naik kendaraan umum atau pun mencari ngojek online di waktu yang tidak normal seperti ini.

Ketika Renata keluar dari dalam klub, dia melihat Pak Irul sudah menunggunya dengan bergegas gadis itu melangkah mendekati pria tua itu, tetapi langkahnya terhenti ketika ada seseorang yang menghalanginya.

Renata dengan spontan mundur dan waspada sambil menatap curiga ke arah seseorang yang menghalanginya itu, yang ternyata pria yang telah menolong Renata ketika dirinya dilecehkan oleh pengunjung klub.

"Maaf membuat kamu kaget," terdengar suara serak memohon maaf.

Renata menatap siapa yang menghadang dirinya dan langsung mengenali pria itu. Pria yang telah menolong Renata ketika di dalam klub tadi.

"Mau pulang ya ?" Tanya pria itu kembali ramah.

"Iya," jawab Renata singkat.

"Oh, ya kenalkan, aku Dito ," ucap pria tersebut sambil mengulurkan tangannya dan Renata mau tak mau terpaksa menyambut uluran tangan pria bernama Dito itu.

"Saya Renata."

"Aku antarkan kamu pulang ya Renata."

Kerutan menghiasi kening Renata, gadis itu sedikit tidak nyaman dengan keakraban yang Dito lakukan walau pria itu sudah menolong Renata tetapi gadis itu masih merasa Dito orang asing.

"Tidak usah Mas, saya sudah dijemput," tolak Renata halus.

"Oh, sudah ada yang menjemput ya."

"Iya, kalau begitu saya permisi dulu ya, Mas. Sekali lagi terima kasih buat yang tadi," ujar Renata lalu tanpa menunggu jawaban Dito, gadis itu melangkah meninggalkan Renata.

Tatapan Dito begitu tajam menatap Renata sampai gadis itu menghilang dari pandangan matanya.

Beberapa saat lamanya Dito masih berdiri di pelataran parkir sebelum kemudian pria itu melangkah menuju ke mobilnya yang terparkir tidak jauh darinya.

Pria itu sengaja menunggu Renata sampai gadis itu selesai bekerja. Dito berniat untuk mengantarkan Renata pulang tetapi di tolak mentah-mentah.

Dito sedikit memaklumi hal itu, pria itu sadar tidak semua wanita yang bekerja di klub wanita tidak benar dan Renata salah satunya. Berarti kalau begitu tidak mudah untuk mendekati Renata walau begitu tidak mustahil.

Dito banyak waktu dan mempunyai kesabaran yang tinggi. Pria itu yakin Renata akan takluk dalam genggamannya.

Maaf kalau cerita terlalu singkat karena baru di tulis tadi sore, kemarin si kecil sedang rewel-rewel karena kena campak , gak mau jauh dari Mamanya 🤦

Ada cerita baru berjudul The Enemy silakan di save di library ya 😊

To be continued..

Jangan lupa vote tekan ⭐ dan komen ya

Sang Playboy Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang