Chap 17

317 48 4
                                    

Saint duduk kaku di tempat nya, di hadapan nya kini sudah ada kedua orang tua nya.
Setelah panggilan video berakhir, Jo langsung menemui putri nya. Rupanya tadi saat Perth mengatakan ingin menikahi Saint, gadis itu langsung kabur menuju ke kamar nya.

Dan di sinilah ketiga nya berada sekarang, di dalam kamar Saint dan menuntut penjelasan gadis itu.

" Mae...pho..." lirih Saint, tersenyum kecut kepada kedua orang tua nya. Saat ini Saint merasakan bagai terdakwa yang sedang di sidang, dan menunggu vonis di jatuhkan kepada nya.

" Jelaskan kepada kami nak, kenapa tiba-tiba Perth ingin segera menikahi mu ?" tanya Jo dengan raut wajah serius.

" Aku..." bingung Saint, harus mulai bicara dari mana.


" Saint, apa kau_hamil ?!" tanya Nuk nyalang.

" Mae / Nuk !" seru kedua nya bersamaan.

Nuk sampai terkejut mendengar nya.

" Kau ini apa-apaan sih Nuk...kenapa kau bisa berpikir jauh sampai kesitu..." cetus Jo.

" Aku kan hanya bertanya saja phi..." cicit Nuk.

" Tapi Saint...kau tidak hamil kan ?" lagi-lagi Nuk bertanya.


" Mae~" rajuk Saint, dan langsung memasang wajah bimoli nya.

" Sudah sudah...jangan di bahas lagi. Saint...pho hanya ingin kejujuran mu nak, apa benar yang di tanya oleh mae mu tadi ?"


" Pho sama saja dengan mae...aku tidak hamil, memang benar kami berencana ingin menikah secepatnya...tapi bukan karena hal itu..." cicit Saint.

" Lalu karena apa ?" tanya Jo tegas.

" Kami saling mencintai pho..." lirih Saint.

" Dengar sayang, cinta saja tidak akan cukup melandasi suatu hubungan dalam ikatan pernikahan. Kedua belah pihak harus benar-benar siap dan mapan." pungkas Jo.


" Pho meragukan Perth ? Karena Perth tidak punya apa-apa?" tanya Saint memelas.



" Pho percaya pada Perth, mungkin ia siap...dan cukup mapan karena sudah bekerja. Tapi kau...apa kau sudah siap untuk menjadi seorang istri ?" ucapan Jo melirih pada akhir kalimat nya.


" Apa maksud pho ?" tanya Saint sendu.

" Sekarang pho tanya pada mu, apa yang kau bisa hingga kau merasa siap untuk menjadi seorang istri. Apa kau bisa melakukan pekerjaan rumah ? Apa kau bisa mengurus suami mu...dan yang terpenting, apa kau bisa memasak?" ucap Jo panjang, Saint ternganga mendengar nya.


" Itukan pekerjaan pembantu, kalau cuma mengurus Perth aku juga bisa..." cicit Saint pelan, namun kedua orang tua nya mendengar nya.


" Yakin sekali bisa mengurus Perth...mengurus diri mu sendiri saja kau belum becus." cetus Jo.

" Phi Jo..." sela Nuk, untuk menghentikan ucapan suami nya karena ia melihat kedua mata putri nya yang kini sudah berkaca-kaca.


" Hahhh..." Jo menghela nafas nya, lalu bersandar di sofa kamar.

" Kenapa pho dan mae tidak merestui kami...ku pikir selama ini mae dan pho sangat menyayangi Perth seperti anak sendiri..." cicit Saint pelan.


" Justru karena kami sayang kepada Perth, kami jadi kasihan kalau dia mendapatkan istri manja dan tak bisa apa-apa seperti diri mu..." cetus Jo.

Friends With Benefits ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang