Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aaron's POV:
"Sama siapa tadi?"
Karen beranjak masuk ke dalam rumah dan naruh tasnya di sofa. "Oh tadi, itu orang tua murid."
"Kok bisa dia anterin lo pulang?" tanya gue, masih dengan wajah datar.
Iyalah, gimana nggak sebel kalo orang lain jemput dia. Mana ganteng, lagi. Kan gue ada saingan jadinya.
"Dan dari mana aja lo? Jam segini baru pulang. Katanya tiap hari Jumat lo pulang lebih awal." Gue tanya lagi. Udah kayak polisi aja gue dah.
"Tadi aku liat muridku masih nunggu di gerbang sekolah karena orang tuanya nggak jemput. Aku kasian liat dia soalnya udah nungguin dua jam."
"Rumahnya di daerah Pasteur. Ya udah aku antar dia ke rumahnya," jawabnya cuek. Lalu alis Karen mengerut, "Tumben tanya-tanya."
"Kalo gitu kan gue bisa anterin lu pulang," kata gue dengan nada sedikit tinggi dari biasanya. "Nggak perlu dianterin sama orang tua murid tadi segala. Chat gue juga nggak dibaca sama lo."
Karen sedikit kaget. "Kamu kirim chat? Aku nggak pegang hape juga," katanya sembari ngambil hape dari tas.
Ada 4 chat masuk dan 1 panggilan tak terjawab dari Aaron.
15:09 | lo dimana? Masih di sekolah?
15:19 | ujan gede nih, mau gue jemput?
15:20 | gue jemput ya, lu standby aja di sekolah
1 missed call
15:22 | kok nggak dijawab?
"Lain kali hape tuh digeterin, jangan di silent doang," kata gue kesel banget.
"Iya, maaf," jawab dia sama sekali nggak berniat minta maaf ke gue sambil ngepeasin kardigannya. Tuh cewek emang bener-bener ngeselin bet ya.
Tunggu, kayaknya pas dia berangkat kerja tadi dia nggak bawa sweater atau semacamnya deh. Dapet dari mana tuh kardigannya?
"Gimana sih perasaan seorang suami ngeliat istrinya dianter sama pria lain?"
Shit! Kenapa gue bisa ngomong kayak gitu?
Refleks anjir. Sumpah.
Ini gara-gara dia ngelepas kardigannya tadi, dan gue liat beha itemnya nerawang JELAS BANGET dari kemeja putihnya.
Gue malah salpok sama ukuran susunya.
Makin gede aja ukurannya. Padahal baru gue pegang beberapa kali doang anjir. Gimana kalo gue remes tiap hari?
Apa tangan gue segitu berhasilnya bisa ngegedein susu orang? Gila, tangan ajaib.
"Ya-ya maaf," jawab Karen antara heran sama cuek. "Lagian nggak ada hubungannya sama kamu."