sksb - chapter 17

52 7 0
                                    

Author's POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's POV:

Udah seminggu ini Aaron ngehindar dari Karen. Karen bingung sebenernya dia salah apa.

Saking diemnya sampai Aaron sama sekali nggak nyentuh bekal dari Karen, sehingga waktu cewek itu ngecek bekal dia abis atau nggak, bekal cowok itu masih tetap utuh.

Udah diomelin, tapi Aaron diem terus. Kalo nggak diem, ya marah-marah.

Udah kayak cewek PMS aja marahnya, nggak tau keselnya karena apa. Mau tanya ke orangnya langsung juga males.

Aaron juga memilih buat lembur, banyak kerjaan sekaligus handle pekerjaan yang bukan jadi pekerjaannya. Intinya bukan jobdesc dia, tapi dia tetep kerjain gitu.

Pernah saking sibuknya dia sampe nginep di kantor. Ajaibnya, dia nggak kasitau Karen dulu yang hasilnya bikin Karen uring-uringan kayak ibu nyari anaknya.

Telepon nggak diangkat, chat nggak dibales. Kan kesel.

"Bi, kemaren Aaron nggak pulang ke rumah ya?" tanya Karen yang nggak bisa tidur gara-gara Aaron nggak pulang.

"Lho, Nyonya nggak tau kalo kemaren Tuan nggak pulang karena lembur. Dia nginep kok di kantornya," kata Bi Anin yang bikin bola mata Karen membulat sempurna.

"H-hah? Gimana, gimana Bi?"

"Pas sarapan kemarin Tuan kasitau Bibi kalo dia nggak bakal pulang soalnya kerjaannya numpuk di kantor."

Bi Anin giliran yang bingung, kok bisa sampe istrinya nggak tau? "Emang Nyonya beneran nggak dikasitau?"

Karen menggeleng pelan. Dia bingung sama pikirannya Aaron. Mikir apa si cowok itu sampai suaminya nginep di kantor aja dia nggak tau.

Luar biasa hebat, Aaron Atmiradja, batin Karen yang emosinya udah memuncak.

Tok tok tok.

Dengan wajah letih Aaron nenggakkin kepala, ngeliat ke arah pintu. "Masuk," jawabnya.

Oliv muncul sambil bawa beberapa map warna-warni yang isinya berkas. "Permisi Pak, Bapak diminta untuk menghadap Direktur sekarang."

Cowok itu diam sebentar kemudian ngangguk. "Oke, makasih, Liv."

"Sama-sama, Pak."

Aaron mengusap wajahnya dengan gusar. Satu minggu ini penampilannya kacau. Mulai dari kurusan hingga kantong matanya yang menghitam.

Nggak cuman penampilannya aja, dia keliatan capek dan kurang bersemangat. Percuma aja lembur tapi semangatnya nggak ada.

Selain itu hubungannya dengan Karen juga nggak terlalu baik. Dia ngelakuin misi diamnya setelah Karen berpendapat bahwa dia nganggap istrinya sebagai pemuas nafsu aja.

Gimana Aaron nggak marah?

Aaron pun ke ruang papanya yang ada di lantai paling atas. Dia ngintip lewat jendela kalau papanya masih ngobrol sama dua orang karyawan hotel. Barulah setelah dua orang karyawan itu keluar, Aaron masuk.

si kunyuk dan si babi (yuta nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang