sksb - chapter 22

49 4 0
                                    

Benar ya, cinta itu tumbuh dengan sendirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar ya, cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Karen nggak tau kenapa dia bisa suka sama Aaron lagi.

Stigmanya jadi lucu juga: pas mereka SMA, Karen suka duluan tapi Aaron nggak suka. Sesudah mereka nikah, malah kebalikannya--Aaron yang suka, tapi Karen nggak suka. Dan sekarang... dua-duanya saling suka.

Tapi yang membedakan itu Aaron suka banget skinship dan PDA sedangkan Karen jelas-jelas nggak suka. Dia lebih suka kalo mereka sendiri aja yang tahu, jangan orang lain tau juga.

Dan Oliv udah biasa liat Karen mampir ke ruang kerja suaminya setelah Karen pulang kerja.

"Karen, cium dulu dong..." Aaron monyongin bibir biar istrinya nyium bibirnya dia. Tapi yang dia dapat malah sebuah toyoran.

"Nggak ah Ren, malu masih di kantor! Entar kalo ada yang tiba-tiba buka pintu gimana?"

"Kan bisa dikunci, Sayang. Makanya ayo cium...," rengek Aaron kayak anak kecil minta dipeliin kembang gula sama mamanya. Karen menggeleng. "Ya udah, aku kunci pintunya dulu deh."

Perempuan itu noleh cepet. Nggak salah denger dia kan, Aaron bilang 'aku' tadi? Biasanya kan gue elu.

"Sejak kapan kamu mulai pake 'aku-kamu'?" tanyanya dengan nada menginterogasi.

"Sejak kita suka, cinta, dan sayang satu sama lain. Makanya aku mulai ngubah bahasa. Lagian aneh juga manggil istri sendiri pake 'gue-elu'," jawabnya senyum.

"O."

O doang kan ya.

"Tuh, udah aku kunci. Sekarang cium aku." Aaron udah nunjuk bibirnya aja.

Karen ngeliat ke arah pintu. Beneran udah dikunci kan? Secepat kilat dia nyium bibir Aaron.

Cup!

"Lagi, di sini tapi," Aaron nunjuk keningnya. Lagi, Karen nyium kening suaminya sekilas. "Lagi," kata cowok itu lagi, sekarang nunjuk pipi kirinya.

"Udah ah Ren, malu tau!"

"Kan yang tau dan liat aku doang, Sayang." Iyap, Aaron bucin banget sekarang.

"Ih, nyebelin banget kamu!" Dengan cepat Karen nyium dua pipinya. Aaron senyum nakal sekarang. "Kenapa? Mau apa lagi, hmm?" tanya Karen sambil berkacak pinggang.

"'Main' yuk," kata Aaron yang bikin sepasang mata Karen membulat sempurna. Mana suaranya direndahin gitu kan jadi serak-serak basah gimana.

Dia tau arti kata 'main'nya Aaron. Satu kata berjuta makna emang.

"Disini? Ogah! Malu, Aaron! Di rumah aja ah!"

Ups, Karen keceplosan sodara-sodara.

Senyum Aaron makin mengembang. "Beneran ya? Di rumah?"

Cewek itu buru-buru menggeleng. "Nggak, nggak. Tadi aku cuman keceplosan doang."

"Eit, ucapan sebelumnya nggak bisa ditarik lagi lho."

si kunyuk dan si babi (yuta nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang