sksb - epilog

58 6 0
                                    

Karen's POV:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karen's POV:

Bener ya kata orang, jadi ibu adalah pekerjaan paling mulia untuk seorang perempuan. Iya, sekarang aku menikmati banget jadi seorang ibu.

Kata dokter kandungan, aku sedikit susah untuk hamil. Padahal rahimku baik-baik aja, tubuh aku juga dalam keadaan sehat.

Dan seperti yang kalian duga, beliau nyaranin buat harus lumayan sering ngelakuin 'ehem-ehem'. Yah, kalian pasti tau lah ya.

Aaron semangat banget. Curiga deh, kayaknya dia sama dokter kandungan aku bersekongkol.

Dan Arthur Davino Atmiradja lahir ke dunia dengan berat 3,4 kg. Termasuk berat banget dia. Aku lahirin dia secara normal, nggak pake cara yang satu lagi.

Mungkin awal-awal jadi mama, aku malu-malu kasih ASI buat Arthur. Itu sebabnya aku langsung pergi ke tempat lain atau berdiri membelakangi Aaron.

Dia pasti selalu bilang gini, "Ya ampun Karen, nggak usah malu-malu kali. Aku udah sering liat 'itu' kamu kok," sambil ketawa.

Iya, sekarang mah dia ngomongnya udah pake 'aku-kamu'. Nggak pernah lagi dia ngomong 'gue-elu'.

Aaron kepengen banget punya anak banyak, biar rame rumahnya katanya. Mau cewek atau cowok bebas.

Ya kali!? Dia enak, cuman naro sperma doang, selesai.

Lah aku? Aku tampol kepalanya tiap kali dia ngomong gitu.

Dua tahun kemudian Ayden Leonardi Atmiradja lahir.

Beda sama Arthur, Ayden beratnya 2,9 kg. Wajahnya, plis deh plek-ketiplek sama Aaron banget. Nggak ada yang mirip aku sama sekali. Sebel!

Kalo Arthur, masih ada mirip aku—yah, sedikit.

Udah ada dua anak laki-laki di rumah bikin aku lieur luar binasa. Dua-duanya aktif banget. Nangis kejer-kejer? Jangan ditanya.

Itu sebabnya mama sama mamih (mamanya Aaron) sering nemenin Arthur sama Ayden di rumah.

Walaupun udah punya dua anak cowok, Aaron tetep minta jatah. Yah, bukan Aaron Atmiradja kalo nggak minta jatah?

Nggak cuman itu, dia juga cemburu dong sama anaknya sendiri. Maksudnya tiap kali aku gendong Arthur atau Ayden, kasih perhatian ke mereka, atau kasih ASI tuh dianya kayak gitu.

Heran, padahal umur udah mau kepala 3 tapi kelakuan kayak anak TK.

"Karen, ayok," rengek Aaron kayak mau permen ke mamanya. "Aydennya udah bobok."

"Iya sabar ya Tuhan, Aaronku sayang," jawabku nggak sabar. Iya, dia nagih minta jatah dari tadi.

Masalahnya Ayden nggak tidur-tidur, udah satu jam aku gendong kesana kemari tapi matanya nggak mau ketutup.

"Cepetan, aku tunggu loh. Nggak pake lama."

"Pake pengaman loh ya. Aku nggak mau kalo sampe ada janin lagi di kandungan aku, ngerti?"

si kunyuk dan si babi (yuta nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang