Dua

926 51 0
                                    

Tulisan ini dipublikasikan juga di medium @yourstory

Selamat membaca ✨

***

"Kamu gak keliatan canggung interaksi sama anak kecil." Hadinata melirik Esha yang bergeming di sebelahnya. Setelah makan di salah satu restoran mereka pergi bermain ke taman yang tidak jauh lokasinya. Zio sudah terlelap di kursi belakang, mungkin merasa lelah karena sejak tadi tidak berhenti bermain. Lebih tepatnya Zio dan Esha yang bermain karena Hadinata hanya duduk mengamati keduanya.

"Kakak saya punya anak perempuan usianya masih 3 tahun dan saya sering main sama keponakan saya," jelas Esha.

Mobil berhenti ketika lampu merah menyala. Lalu lintas yang ramai karena jam pulang kerja membuat perjalan ke rumah Esha terasa lebih lama. Suara klakson yang saling bersahutan, orang berlalu-lalang menjadi suatu pemandangan yang tidak lagi asing. Esha menurunkan kaca jendela, tangannya melambai kepada seorang anak perempuan yang sedang menawarkan tisu ke beberapa mobil di depannya.

"Di sini ada tisu kenapa beli lagi?" tanya Hadinata.

"Gapapa, saya mau beli aja." Esha membuka dompetnya dan memberikan uang lima puluh ribu kepada anak penjual tisu. "Kembaliannya buat kamu aja."

Hadinata memperhatikan Esha dalam diam. Pandangannya kembali mengarah ke depan karena lampu lalu lintas yang sudah berubah menjadi hijau. Tidak ingin membuat kemacetan Hadinata segera melajukan mobilnya setelah Esha menutup kaca jendela.

"Sedih ya, Mas kalau lihat anak sekecil itu harus cari uang. Padahal di usia segitu harusnya mereka lagi nikmatin waktu sekolah dan main bareng teman-temannya," kata Esha tanpa menatap Hadinata.

"Saya tuh rasanya mau nyalahin orang tuanya karena buat anak sekecil itu harus kerja. Tapi saya gak bisa karena saya gak tau kehidupan mereka kaya gimana." Esha mengembuskan napasnya sebelum kembali berbicara. "Saya gak tau seberat apa hidupnya sampai-sampai di usia itu harus bekerja buat penuhin kebutuhannya."

Esha menatap Hadinata yang terdiam di sebelahnya. "Ehh, maaf, Mas saya malah bicarain hal aneh, ya." Esha meringis ketika menyadari bahwa ia terlalu banyak berbicara.

"Lanjutin aja, saya suka dengernya."

***

The Right Woman On The Right Place [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang