Tulisan ini dipublikasikan juga di medium @yourstory
Selamat membaca ✨
***
"Esha kenapa isinya jadi kaya gini." Hadinata menatap supermarket trolley mereka yang berisi makanan instan, permen, coklat, berbagai snack, dan minuman kemasan.
Esha mengerutkan keningnya tidak ada yang salah, sesuai dengan yang biasa ia beli. "Emang kaya gini kok biasanya kalau saya belanja."
"Hidup kamu sangat tidak sehat, ya. Ayo ikut saya."
Esha mengikuti Hadinata yang sudah berjalan terlebih dulu dengan mendorong supermarket trolley. Zio yang sedang menikmati ice cream tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi.
"Pilih bagian daging yang kamu mau." Hadinata menunjuk beberapa daging yang sebenarnya tidak dimengerti oleh Esha. Semuanya terlihat sama di matanya. Daging sapi.
"Mas gak mau ih," rengek Esha sembari menggelengkan kepalanya. "Mau dimasak apa ini, nanti kalau kaya sayur sop lagi gimana?"
Tanpa menghiraukan Esha yang merengek Hadinata mengambil beberapa daging sapi dan daging ayam yang sudah ditata ke dalam styrofoam. "Mas jangan banyak-banyak." Esha menahan tangan Hadinata yang terus saya memasukkan daging entah bagian apa.
"Aduh. Pasangan ini lucu banget." Suara dari belakang Esha membuatnya dengan cepat menoleh ke arah sumber suara. Seorang perempuan berusia sekitar 50 tahun lebih tersenyum ke arah keduanya.
Hadinata tersenyum sopan sebagai jawaban, sedangkan Esha masih terdiam mencerna keadaan yang begitu mendadak ini.
"Kamu pasti suka gemes ya kalau belanja sama suami? Semua barang suka dimasukin sama suami dan apa aja diambil. Suami ibu juga gitu, makanya lebih suka belanja sendiri ditemani Bibi aja." Cerita ibu tersebut membuat Esha tersenyum. Meskipun perkataannya terdengar kesal, tetapi wajahnya menunjukkan hal sebaliknya. Terlihat berseri dengan sorot mata teduh.
"Iya, Bu. Udah saya bilang jangan masih aja terus dimasukin, padahal saya kurang bisa masak." Esha tersenyum malu setelah berbicara perihal kemampuan memasaknya.
"Gapapa, masak kan bisa belajar. Mas suami kalau istri udah usaha masak jangan lupa dimakan." Hadinata mendadak bingung ketika mendapati pandangan ibu tersebut yang mengarah lurus kepadanya.
"Suami saya selalu makan kok, Bu walau rasa masakannya kadang aneh," ucap Esha dengan cerita bebasnya. Hadinata hanya menggeleng melihat kelakuan aneh Esha. Sejak kapan Esha memasak untuknya? Dan sejak kapan mereka menjadi suami istri?
"Wah, bagus. Baik-baik ya rumah tangga kalian. Ini anaknya baru satu gak mau punya anak lagi?" tanya Ibu tersebut setalah menatap Zio yang masih asik dengan ice cream-nya sembari menatap berbagai daging.
"Belum ada sih, Bu. Soalnya suami juga jarang di rumah jadi untuk sekarang satu aja, Bu," balas Esha.
"Oh karena pekerjaan, ya? Kerja apa, Mas?"
Hadinata melirik Esha yang menahan tawa dengan pandangan mengejek. "Pilot, Bu."
"Pilot ternyata, jaga diri baik-baik loh, Mas. Kalau mau ngelakuin sesuatu inget istri sama anak di rumah yang nungguin kamu pulang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Woman On The Right Place [END]
FanfictionPertama kali mendapatkan tawaran untuk menjadi pasangan kontrak selama satu bulan terdengar begitu aneh dan tidak biasa. Orang gila mana yang mau bekerja menjadi pasangan kontrak? Ya, Esha termasuk ke dalam orang gila itu. Mencari pekerjaan begitu s...