Tulisan ini dipublikasikan juga di medium @yourstory
Selamat membaca ✨
***
"Ayah. Esha pulang," seru Esha ketika memasuki rumah.
Rudi, ayahnya hanya bisa menggeleng melihat perilaku putrinya setiap kali berkunjung. "Salam, Esha. Salam."
"Maaf, Yah. Ayah sehat kan?" tanya Esha sembari memeluk ayahnya erat. Rudi balas memeluk Esha dan menepuk punggungnya beberapa kali.
"Sehat, kamu nginep di sini kan?" Rudi melepaskan pelukannya ganti menatap Esha dan mengajaknya untuk duduk di sebelahnya.
Esha tersenyum. "Nginep dong, bisa dicoret dari KK aku kalo gak nginep."
Rudi mengusap rambut Esha yang kini menyandarkan kepalanya ke pundak sebelah kiri. "Gak usah aneh-aneh, mana ada dicoret dari KK."
"Kak Yuna sama Vela mana, Yah?" tanya Esha yang tidak melihat keberadaan kakak ipar juga keponakannya yang masih berusia empat tahun.
"Tadi lagi keluar, tunggu aja tadi katanya udah deket rumah."
Tepat setelahnya deru suara mobil terdengar dari arah luar. Dengan semangat Esha bangkit dan menyambut Vela yang terlihat berjalan pertama kali memasuki rumah diikuti oleh Yuna dibelakangnya yang membawa tas belaja salah satu supermarket.
"Vela, tante Esha kangen banget." Esha memeluk Vela sembari mengajaknya berputar membuat Vela tertawa kegirangan.
"Kamu kapan sampainya, De?" tanya Yuna ikut memeluk Esha beberapa saat. Esha menggendong Vela mengajaknya duduk. Begitupula dengan Yuna yang kini duduk di sofa sisi sebelah kiri Esha dan Rudi.
"Aku baru sampai, Kak. Beli apa itu?" tanya Esha melihat belanjaan yang cukup banyak dibawa oleh Yuna.
"Kebutuhan dapur, sama barang-barangnya Vela." Yuna menoleh ketika mendengar suara langkah kaki. Terlihat Azri yang berjalan sembari membawa dua belanjaan yang tadi belum ia bawa, lebih tepatnya memang sengaja tidak ia bawa karena Azri yang akan membawanya setelah memarkirkan mobil.
"Loh, Bang. Kirain lagi kerja." Esha berdiri dan memeluk Azri singkat.
"Lagi gak tugas. Tapi nanti tetep ke kantor buat latihan."
Esha mengangguk mengerti. Azri merupakan seorang Paspampres. Sebelum bergabung dengan Paspampres, ia bertugas di TNI Angakatan Udara. Jarangnya Azri di rumah membuat Azri dan Yuna memutuskan untuk tinggal di rumah Rudi. Jika tinggal bersama ayahnya Azri merasa lebih tenang ketika meninggalkan istri dan juga anaknya.
"Nanti suami Esha gak kalah keren dari Bang Azri," ucap Esha secara tiba-tiba membuat seluruh pasang mata menatapnya.
Azri mengembuskan napasnya. "Kamu aja jomlo, De. Pacar aja gak ada malah bahas suami."
Esha berdecak sebal. "Lihat aja, suami Esha nanti juga bisa ngendarain pesawat. Emangnya abang doang."
"Mana. Sini kenalin." Azri menatap sengit ke arah Esha yang dibalas hal serupa.
"Nantilah, kalau udah ada," balas Esha sekenanya.
Yuna menatap Rudi meminta bantuan untuk menghentikan perdebatan keduanya yang selalu terjadi ketika bertemu. Namun, di luar kebiasaannya yang selalu berdebat Yuna mengetahui jika Azri benar-benar menyayangi Esha begitupula sebaliknya.
"Mas udah. Esha baru dateng loh," kata Yuna mengusap lengan Azri yang duduk di sebelahnya. Esha menjulurkan lidahnya merasa menang karena Yuna meminta Azri untuk diam yang sudah pasti dituruti olehnya.
"Esha juga jangan gangguin abangnya terus." Gini giliran Azri yang tersenyum penuh kemenangan setelah Rudi mengatakan hal tersebut.
Esha hanya mengangguk dan pembicaraan pun mulai berganti topik menjadi kegiatan mereka sehari-hari ketika tidak bertemu satu sama lain. Bercerita mengenai keseharian menjadi suatu keharusan ketika mereka saling bertemu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Woman On The Right Place [END]
FanfictionPertama kali mendapatkan tawaran untuk menjadi pasangan kontrak selama satu bulan terdengar begitu aneh dan tidak biasa. Orang gila mana yang mau bekerja menjadi pasangan kontrak? Ya, Esha termasuk ke dalam orang gila itu. Mencari pekerjaan begitu s...