Annyeong, bestie!
Kembali lagi bersama ayangnya Renjun, berserta para member NCT😌❣️
Gimana hari ini? Happy or sad?
Sehat-sehat terus ya, kalian!
——Happy reading——
"Sayang." Jasim berjalan mendekati sang putri, yang tengah duduk lesehan di teras rumah.
Zahra menatap laki-laki paruh baya yang duduk di sampingnya itu. "Papa."
"Anak papa kenapa, hm? Papa lihat, dari tadi kamu murung terus. Kenapa? Kamu mikirin perjodohan kemarin?" terka Jasim membuat Zahra terdiam. Tangan penuh urat yang mulai mengendur itu, terulur mengelus kepala Zahra yang terbalut kerudung pashmina hitam dengan lembut. "sayang, Papa lakuin ini demi kebaikan kamu."
"Aku tau, tapi bukan dia yang aku mau, Pa." Zahra menatap Jasim sendu, membuat sang ayah tersenyum menatapnya.
"Tapi menurut Papa, laki-laki yang baik buat kamu cuma Daffa," ucap Jasim yakin.
Zahra terdiam. Berusaha untuk meredam amarah yang tiba-tiba ingin keluar.
"Dengerin Papa, Za! Semanis apapun ucapan seorang lelaki, kalau dia gak pernah punya tujuan yang jelas untuk menghalalkanmu, lebih baik tinggalkan! Karena semakin dewasa kamu akan paham, bahwa ucapan tanpa tindakan adalah penipuan," tutur Jasim memberi wejangan.
"Aydan punya niatan buat halalin aku kok, Pa. Meskipun, bukan dalam waktu dekat," ucap Zahra lesu.
"Terus, kamu mau nunggu dia? Sampai kapan? Dua tahun? Tiga tahun? Atau lima tahun?" tanya Jasim menatap Zahra yang menggeleng tidak tahu. "emang kamu yakin, dia bakalan lamar kamu, setelah kamu nunggu dia bertahun-tahun? Iya kalau dia lamar kamu, kalau enggak? Kalau semisal dia udah dapetin impiannya, tapi saat dia sukses justru dia pilih orang lain, gimana? Dia bahagia sama pasangannya, sedangkan kamu? Kamu masih nunggu dan berharap dia datang."
"Pa–"
"Za. Di hadapan kamu, udah ada yang nyata. Yang jelas-jelas Allah kirim langsung buat kamu, buat jadi pendamping dan imam yang baik untuk kamu. Terus, kamu mau nolak gitu aja? Kamu mau nolak yang udah jelas-jelas buat kamu, demi mengharapkan yang gak jelas kebenarannnya? Sadar, Za." Jasim menepuk punggung tangan Zahra pelan. "Terkadang, apa yang kita harapkan dan kita impikan, gak sesuai dengan kenyataan. Selagi kamu punya kesempatan yang bagus, jangan kamu sia-siain, Za. Kesempatan belum tentu datang dua kali."
Zahra mendongak, berusaha menahan air mata yang siap meluncur. Hatinya tiba-tiba kacau, pikirannya jadi tak karuan. Ia bingung, ia tidak tahu harus memilih siapa.
Apakah ia harus tetap menunggu Aydan, hingga laki-laki itu datang untuk menghalalkannya? Ataukah ia terima perjodohan ini, lalu meninggalkan Aydan, laki-laki yang dicintanya itu?
"Maaf, kalau keinginan Papa memberatkan kamu. Papa cuma mau yang terbaik, buat putri kesayangan Papa," ucap Jasim, membuat Zahra menatapnya dengan mata yang sudah basah karena air mata.
"Papa." Zahra langsung berhambur ke pelukan sang papa. Memeluk erat tubuh yang selama ini selalu ia dekap.
"Papa tau, ini berat buat kamu. Tapi papa yakin, kamu gak akan pernah nyesel setelahnya. Percaya sama Papa, Za." Jasim membalas pelukan putrinya tak kalah erat. Ia mengelus serta mencium kepala Zahra penuh kasih sayang.
"Bantu hamba–Mu ini, Ya Allah. Bantu hamba menyelesaikan kebingungan ini," batin Zahra dengan air mata yang mengalir deras di pipi bulatnya.
——
KAMU SEDANG MEMBACA
Message From Heart | Na Jaemin
Teen Fiction[Tertarik untuk baca? Follow dulu dong!] 🦋 "Saya suka sama kamu," ucap Daffa tiba-tiba. Membuat Zahra tersedak teh manis yang diminumnya. "Uhuk, uhuk!" "Kalau minum hati-hati!" Daffa mengelap lembut bibir Zahra menggunakan jari jempolnya. Zahra men...