Annyeong!
Mau nanya, dong
Apa yang bakal kalian lakuin, kalau kalian ada di posisi Zahra?Kalau aku sih, gak tau. Gak kebayang, soalnya😃
——Happy reading——
"Kamu kenapa, Za? Saya lihatin, dari tadi kamu ngelamun terus," tanya Daffa melipat sajadahnya. Keduanya baru saja melaksanakan salat isya berjama'ah. "lagi ada masalah? Kalau kamu mau cerita, cerita sini sama saya. Barang kali, saya bisa bantu."
"Apa yang bakal Mas Daffa lakuin, kalau orang yang Mas Daffa sayang pergi, tapi dia janji bakalan balik lagi?" tanya Zahra membuat Daffa bingung. "apa Mas Daffa bakalan biarin dia pergi, atau Mas Daffa bakal tahan dia?"
"Maksudnya? Kamu mau ninggalin saya?" Daffa mengerutkan keningnya, saat Zahra hanya diam menunduk.
"Menurut Mas Daffa, boleh gak kita Bohong demi kebaikan?" tanya Zahra lagi, tanpa menjawab pertanyaan Daffa sebelumnya.
"Gak ada yang namanya bohong demi kebaikan, Za. Sepahit dan sesakit apapun kenyataannya, jauh lebih baik dari pada berbohong," ucap Daffa membuat Zahra menatapnya. "mungkin, seseorang gak akan terima, saat kita mengatakan yang sebenarnya. Tapi, mereka bakalan lebih kecewa lagi, kalau tahu apa yang selama ini mereka yakini cuma sebuah kebohongan."
"Tapi, kebohongan itu bisa buat seseorang merasa baik-baik aja. Apa itu juga, salah?"
Daffa duduk di sisi Zahra, menatap istri kecilnya itu. "Kan, udah saya bilang. Gak ada kebaikan, yang bikin orang baik-baik aja. Saya tahu, mungkin mengetahui kebenarannya terasa menyakitkan. Tapi, kamu juga gak bisa terus-terusan berbohong. Jangan sampai, seseorang kehilangan kepercayaannya, karena kecewa akan kebohongan yang mungkin sebagian orang mengira, jauh lebih baik dari pada berkata jujur."
Pernyataan yang Daffa sampaikan, mampu membuat Zahra tertampar. Gadis dengan mukena putih gading polos itu, mengatur napasnya dengan perlahan. Berusaha mengusir rasa sesak yang menjalar di dadanya.
"Ada yang kamu sembunyiin dari saya, Zahra?" tanya Daffa membuat Zahra semakin menunduk dalam.
Tangan hangat Daffa terulur. Mengelus kepala yang terbalut mukena di hadapannya itu, dengan lembut. "Kamu gak mau cerita sama saya?"
Kebisuan Zahra membuat Daffa paham, jika istrinya itu belum bisa mengatakan apa yang tengah mengganjal hatinya. Daffa paham, jika perasaan Zahra masih terlalu labil. Apa lagi, ia masih termaksud orang baru dalam hidup gadis itu.
"Gapapa, kalau kamu gak mau cerita. Tapi, saya gak bisa bantu kamu, kalau saya sendiri gak tau apa permasalahnya," ucap Daffa lembut. Daffa menggenggam erat kedua telapak tangan Zahra, yang terasa dingin. "saya mungkin gak bisa bantu, tapi saya bakalan terus dukung kamu. Sebesar apapun masalahnya, saya harap kamu selalu libatkan Allah di dalamnya! Inshaallah, Allah bakal mempermudah jalannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Message From Heart | Na Jaemin
Teen Fiction[Tertarik untuk baca? Follow dulu dong!] 🦋 "Saya suka sama kamu," ucap Daffa tiba-tiba. Membuat Zahra tersedak teh manis yang diminumnya. "Uhuk, uhuk!" "Kalau minum hati-hati!" Daffa mengelap lembut bibir Zahra menggunakan jari jempolnya. Zahra men...