Hello, brow!😃
Duh, Zahra, yang jelas dong. Kamu pilih siapa? Mas Daffa atau Aydan?
Sok dipilih, biar akunya teh bisa memantaskan diri. Entah itu untuk Aydan atau Mas Daffa🤪😌
——Happy reading——
"Dia beneran suami kamu, Za?" tanya Khalisa untuk yang kesekian kalinya. Ia masih tidak menyangka, atas apa yang didengarnya tadi.
"Iyaaa. Mas Daffa suami aku!" tukas Zahra membuat Khalisa lagi-lagi terkejut.
"Ya Allah, Zahra. Kamu gak becanda, kan? Atau, aku gak lagi mimpi, kan?" Khalisa menepuk pipinya sedikit kuat. Berusaha untuk menyadarkan dirinya dari mimpi tersebut.
"Ini serius, Lisa, bukan mimpi! Aku baru nikah sama Mas Daffa empat hari yang lalu," ucap Zahra membenarkan.
Khalisa menggelengkan kepalanya tak percaya. "Aku gak nyangka, Za. Kamu ternyata udah nikah, tanpa sepengetahuan aku. Dan yang lebih parahnya lagi, laki-laki itu bukan Aydan."
Zahra membekap mulut Khalisa. Takut-takut jika Daffa mendengar pembicaraan mereka. Padahal saat ini keduanya sedang berada di kamar tamu, untuk membahas hal yang mengejutkan bagi Khalisa, sahabat Zahra itu. "Sttt, pelan-pelan, nanti Mas Daffa denger!"
"Eh, iya, maaf-maaf." Zahra menjauhkan tangannya dari mulut Khalisa.
"Aku beneran kaget loh, Za. Kemarin lusa, kamu gak bilang apa-apa sama aku. Kita juga, enjoy-enjoy aja bahas Aydan. Tapi kenapa, tiba-tiba kamu udah punya suami?" Khalisa menatap Zahra bingung. Ia masih tidak menyangka, jika gadis di hadapannya itu telah menjadi istri dari laki-laki lain.
"Ceritanya panjang, Lis. Intinya, aku nikah sama Mas Daffa karena perjodohan," jawab Zahra sendu.
"Emangnya, pernikahan ini gak bisa dicegah ya, Za?"
"Aku udah coba, tapi tetep gak bisa, Lis." Zahra menunduk dalam. Membuat Khalisa mengelus punggungnya. "Pernikahan aku sama Mas Daffa, cuma dihadiri keluarga dan temen-temen Mas Daffa. Makanya, aku gak undang kamu."
"Jangan bilang, kalau ... Aydan gak tau soal ini?" Khalisa menutup mulutnya tak percaya, saat Zahra mengangguk pelan. "Ya Allah, Za. Kok bisa, sih? Kenapa kamu gak terus terang dari awal? Kalau kaya gini, yang ada kamu sendiri yang susah."
"Bukannya aku gak mau terus terang, Lis. Tapi, aku gak tau harus mulai dari mana, aku bingung. Ini semua terlalu mendadak buat aku. Bahkan, aku sampai sekarang masih gak percaya, kalau aku udah jadi seorang istri," ucap Zahra mengusap wajahnya kasar.
"Za." Khalisa mendekatkan tubuhnya ke samping Zahra. Ia menggenggam tangan sahabatnya itu.
"Sampai sekarang, aku belum bilang apapun soal pernikahan aku ke Aydan. Aku tau, apa yang aku lakuin ini salah. Bisa jadi, apa yang udah aku lakuin ini bisa nyakitin hati Aydan, maupun Mas Daffa. Tapi mau gimana pun juga, aku butuh waktu. Aku butuh waktu, untuk bisa nerima semua yang udah terjadi sama diri aku. Aku mau jujur soal ini ke Aydan, tapi gak sekarang, Lis." Zahra menatap Khalisa dengan mata berkaca-kaca.
"Iya, Za, aku ngerti perasaan kamu. Tapi, kamu harus jujur sama Aydan. Karena, cepat atau lambat Aydan bakalan tau, Za. Jangan sampai, Aydan tau hal ini dari orang lain," ucap Khalisa menatap Zahra. "kamu juga gak bisa terus-terusan berhubungan sama Aydan, sedangkan saat ini kamu udah punya suami. Gak lucu, Za, kalau suami kamu tau kamu punya pacar. Segimana kecewanya dia nanti?"
"Aku juga gak mau ada yang kecewa di antara mereka, Lis. Tapi, aku ... aku gak tau harus apa. Aku cintanya sama Aydan, tapi kenapa takdir malah milih Mas Daffa untuk jadi pendamping aku?" tanya Zahra parau. Ia tidak bisa lagi menahan air mata yang memberontak ingin keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Message From Heart | Na Jaemin
Teen Fiction[Tertarik untuk baca? Follow dulu dong!] 🦋 "Saya suka sama kamu," ucap Daffa tiba-tiba. Membuat Zahra tersedak teh manis yang diminumnya. "Uhuk, uhuk!" "Kalau minum hati-hati!" Daffa mengelap lembut bibir Zahra menggunakan jari jempolnya. Zahra men...