05 - Bohong

35 13 82
                                    

Hollaaa!

Kembali lagi bersama saya, istri keduanya Mas Daffa☺

Jadwal up MFH ku usahain seminggu 3X

——Happy reading——

"Bran, panggil Zahra sama Daffa, suruh turun!" perintah Jasim melipat koran yang tadi dibacanya. Ghibran mengangguk nurut, lalu berjalan ke arah tangga.

"Zahra, Daffa, ayok turun! Sarapannya udah jadi," teriak Ghibran dari lantai bawah, membuat Jasim menatapnya datar. "hehehe, maaf, Pa. Lagian kan, sama aja, sama-sama manggil."

"Iya, Kak." Zahra menuruni tangga dengan cepat, disusul Daffa di belakangnya.

"Pelan-pelan, Za, nanti kamu jatuh!" Daffa menahan tangan Zahra, agar gadis itu berjalan beriringan bersamanya.

"Pagi, Kak, Pa!" sapa Zahra berdiri di samping Ghibran.

"Pagi juga, pengantin baru." Ghibran tersenyum menggoda ke arah Zahra, membuat adiknya itu mendesis kesal.

Zahra berjalan ke arah meja makan, meninggalkan ketiga lelaki di belakangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zahra berjalan ke arah meja makan, meninggalkan ketiga lelaki di belakangnya itu. "Pagi, Ma."

"Pagi, sayang. Ayok, sarapan!" Salwa menaruh teko luminarc berisi air minum ke meja makan.

Mereka berlima bersiap melakukan ritual sarapan. Orang tua serta keluarga Daffa tidak menginap. Mereka langsung pulang begitu acara selesai, dengan alasan tak ingin merepotkan keluarga Zahra.

"Makan, makan." Zahra mendudukkan tubuhnya. Menatap semua menu sarapan hari ini dengan mata berbinar. "Wah, ada nasi goreng seafood."

"Kangen banget sama bakwan udang," ucap Ghibran menatap bakwan udang yang tampak menggoda.

"Papa lebih kangen sama telur balado," ucap Jasim mendudukkan tubuhnya di kursi yang biasa ia duduki.

"Ehhh. Kamu harus layanin suami kamu dulu, baru kamu makan!" ucap Salwa menahan tangan Zahra, yang ingin menyendok nasi goreng ke piring kosong di hadapannya.

Zahra menengok ke kanan, di mana ada Daffa yang duduk tersenyum menatapnya. "Mas Daffa gak alergi seafood, kan?"

Melihat Daffa menggelengkan kepalanya, Zahra langsung mengisi piring Daffa dengan dua centong nasi goreng. "Segini cukup? Atau kurang?"

"Cukup, kok. Nanti, kalau kurang bisa nambah. Makasih, Za," ucap Daffa lembut.

"Sama-sama, Mas."

"Minumnya disiapin juga dong, Za. Nanti kalau suami kamu keselek, gimana?" ucap Ghibran sambil mengunyah bakwan udang.

Zahra mengurungkan niatnya, untuk menyuap sesendok nasi ke mulutnya. Gadis dengan gamis coksu itu mengambilkan segelas air untuk Daffa.

"Sekalian bikinin kopi, Za." Ghibran menahan tawa, saat Zahra menatapnya datar.

Message From Heart | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang