Haiii!!
Gini amat ya derita jadi sijeuni, oleng sana sini😃
Maafkeun aku koko Renjun, kesetiaan ayangmu ini sedang diuji😭
Sorry, slow up
——Happy reading——
Dengan berat hati, Zahra mengangguki pertanyaan dari laki-laki bernama Bayu Narendra Muttaqi tersebut. Daffa menatap Zahra dengan tatapan bertanya. Penasaran akan hubungan Zahra dengan manager cafenya itu.
"Saya kenal Zahra karena mas Ghibran, Mas. Dulunya, mas Ghibran kakak tingkat saya waktu di kampus. Terus juga, saya pernah beberapa kali datang ke rumahnya mas Ghibran," jelas Bayu saat melihat kebingungan di wajah Daffa.
"Owh, gitu." Daffa mengangguk pelan. "Zahra ini istri saya, Bay."
Bayu sedikit membuka mulutnya kaget. "Eh, Zahra jadinya sama Mas Daffa, toh? Kirain masih sama–"
"Uhuk, uhuk!" Zahra menepuk dadanya pelan, seraya mengeluarkan suara batuk yang dibuat-buat.
"Kamu kenapa, Za?" Daffa menatap Zahra panik.
"Tenggorokan Zahra seret, Mas. Zahra butuh minum," ucap Zahra membuat Daffa berlari ke arah meja barista.
"Jangan bahas soal Aydan di depan mas Daffa ya, Kak? Mas Daffa gak tau apapun soal Aydan," pinta Zahra berbisik. Membuat laki-laki bertubuh tinggi itu menatapnya dengan alis berkerut. "ceritanya panjang, Kak. Nanti deh, kapan-kapan Zahra ceritain."
Bukan tanpa sebab Zahra meminta Bayu untuk tutup mulut. Pasalnya, Bayu tahu banyak tentang hubungannya dengan Aydan, ketimbang Ghibran—kakaknya sendiri.
Bisa dibilang, hubungannya dengan Bayu layaknya kakak dan adik kandung. Kedekatan Bayu dan Ghibran, membuat Zahra menjadi mudah akrab dengannya. Jadi, wajar saja jika laki-laki yang berumur lebih tua lima tahun darinya itu, mengetahui hal tersebut.
Mau tak mau, Bayu mengangguk mengiyakan, meskipun ia sangat penasaran dengan hubungan dari adik kakak tingkatnya itu. Zahra langsung sedikit menjauh dari Bayu, saat Daffa mendekatinya dengan membawa segelas air putih.
"Ini, minum dulu." Daffa menyodorkan segelas air putih tersebut. Zahra mengambilnya, dan meminumnya setelah menduduki salah satu bangku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi. "Tenggorokannya masih gak nyaman? Mau saya ambilin air anget?"
"Eh, gak usah, Mas. Tenggrorokan Zahra udah enakan, kok," tolak Zahra halus. "makasih ya, Mas."
"Iya, Za, sama-sama." Daffa tersenyum menatapnya. "Kamu mau nyobain menu di sini gak, Za? Mau nyobain apa?"
Zahra menatap menu yang terpasang di atas meja barista. "Zahra mau vanilla milkshake, sama chocolate cake, boleh?"
"Boleh, dong. Sebentar ya, saya buatin dulu," ucap Daffa membuat Rania mencegahnya.
"Gak usah, Mas. Biar Rania aja yang buatin milkshakenya," ucap Rania dibalas gelengan oleh Daffa.
"Saya buat sendiri, aja." Daffa menatap Zahra dengan senyum manis di bibir tipisnya. "Tunggu sebentar, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Message From Heart | Na Jaemin
Teen Fiction[Tertarik untuk baca? Follow dulu dong!] 🦋 "Saya suka sama kamu," ucap Daffa tiba-tiba. Membuat Zahra tersedak teh manis yang diminumnya. "Uhuk, uhuk!" "Kalau minum hati-hati!" Daffa mengelap lembut bibir Zahra menggunakan jari jempolnya. Zahra men...