Haiii!
Slow up ya bestiew
Cokelat or keju?
Kalau aku sih, pilih Renjun yaa☺
Sksksk
——Happy reading——
"Kamu marah sama saya?" tanya Daffa pelan.
Zahra yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk masak makan malam pun, langsung terdiam menatapnya. "Marah? Marah kenapa?"
"Soal jawaban saya di mall tadi," ucap Daffa menatap Zahra.
Zahra termangu mengingat ucapan Daffa, yang membuat hatinya menjadi tak karuan. Pengakuan Daffa akan perasaan laki-laki itu padanya, mampu membuat perasaan Zahra sedikit goyah.
"Enggak lah, Mas. Zahra tahu, Mas Daffa cuma bercanda. Jadi Zahra gak mau ambil hati, sama jawaban Mas Daffa tadi," ucap Zahra ketir.
Daffa berdiri di hadapan Zahra, lalu memegang kedua pundak gadis tersebut. "Saya serius, Zahra. Saya punya perasaan sama kamu."
"Mas–"
"Saya tahu, mungkin kamu menganggap ini sebuah lelucon, mengingat pernikahan kita baru genap satu bulan, tapi saya udah punya rasa sama kamu. Perlu kamu tahu, Za, perasaan saya ini tumbuh jauh sebelum pernikahan kita. Bahkan, sebelum pertemuan kita kembali," tutur Daffa membuat Zahra menatapnya bingung.
"Maksud Mas Daffa, apa?"
"Kamu bener-bener gak inget siapa saya?" Mendapat gelengan dari Zahra, membuat Daffa menatapnya dalam. "Apa kamu sebelumnya kecelakaan atau hilang ingatan, sampai-sampai kamu gak inget siapa saya?"
"Mas, tolong, jangan buat Zahra bingung. Kalau di masa lalu kita punya hubungan, tolong kasih tau Zahra!" pinta Zahra penuh harap. "Zahra gak mau nantinya nyesel, karena gak inget siapa Mas Daffa di masa lalu Zahra."
"Yang tau jawabannya, cuma kamu sendiri, Za. Cuma kamu sendiri yang tau siapa saya, dan apa hubungan kita di masa lalu," ucap Daffa melepas pegangannya pada bahu Zahra. Laki-laki berhoodie abu-abu itu mundur beberapa langkah.
Zahra menggeleng tak setuju. "Mau sampai kapan? Mau sampai kapan Mas Daffa bungkam? Diamnya Mas Daffa gak akan bikin rasa penasaran Zahra hilang, Mas. Kalau Mas Daffa tetap diam, Zahra gak bakalan tahu kebenaran apapun."
Daffa memejamkan matanya sekejap. "Kamu salah kalau tanya sama saya, Za. Seharusnya, kamu tanya sama diri kamu sendiri. Cuma diri kamu sendiri, yang tahu persis seperti apa kita di masa lalu."
Zahra menatap Daffa dalam diam. Ia tidak tahu, harus mendesak Daffa seperti apa lagi. Sungguh, ia sangat penasaran dengan hubungan mereka dan siapa Daffa di masa lalunya. Ia juga sangat menyesal, karena tidak bisa mengingat apapun.
"Mas."
Daffa yang sedari tadi termangu dalam lamunannya, langsung tersadar saat Zahra memanggilnya. "Ya?"
"Zahra mau jujur satu hal sama Mas Daffa. Tapi Zahra minta, Mas Daffa gak marah saat tahu kebenarannya," ucap Zahra tanpa menatap Daffa.
"Kebenaran yang menyakitkan?" tanya Daffa diangguki Zahra. Laki-laki tampan itu tersenyum tipis, sangat tipis hingga orang tak akan mengira jika ia sedang tersenyum.
"Sebelumnya, Zahra minta maaf, Mas. Zahra gak bermaksud buat bohong, atau nyakitin hati Mas Daffa. Selama ini Zahra diam, karena Zahra gak tau harus mulai dari mana," ucap Zahra menghela napas panjang. "Zahra udah mikir matang-matang, sebelum akhirnya Zahra putusin untuk jujur sama Mas Daffa. Mungkin, ini bakal nyakitin hati Mas Daffa, tapi Zahra gak mau bohong terlalu lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Message From Heart | Na Jaemin
Teen Fiction[Tertarik untuk baca? Follow dulu dong!] 🦋 "Saya suka sama kamu," ucap Daffa tiba-tiba. Membuat Zahra tersedak teh manis yang diminumnya. "Uhuk, uhuk!" "Kalau minum hati-hati!" Daffa mengelap lembut bibir Zahra menggunakan jari jempolnya. Zahra men...