06 - Aydan

31 11 77
                                    

Annyeong!

Kembali lagi, bersama saya pacarnya Aydan😌

Renjunnya gimana? Aman, dia masih di hati kok^o^

Lebih setuju aku sama Daffa, atau sama Aydan nih? Tapi dua²nya juga, sabi lah☺

——Happy reading——

"Nanti, aku anter kamu pulang!" tukas Aydan, membuat Zahra tersedak. "pelan-pelan, Za, makannya."

Zahra meminum minumannya, lalu mengatur napas. "Enggak usah, Dan, aku pulang sendiri aja."

"Kenapa? Biasanya juga, aku yang anter kamu pulang." Aydan menyuap mie ayam pesanannya. Setelah dari cafe, mereka memutuskan untuk makan mie ayam kaki lima yang tidak jauh dari rumah Zahra.

"Em, di rumah ada papa," ucap Zahra tersenyum paksa.

"Ya, gapapa, Za. Sekalian, aku mau ketemu papa kamu," ucap Aydan menatap Zahra yang membola kaget. "kenapa sih, Za? Kok, kamu kaya kaget gitu?"

"Ah, enggak, kok. Kamu mau ketemu papa? Mau apa?" tanya Zahra penasaran.

"Aku mau minta waktu ke papa kamu, Za. Aku mau, papa kamu kasih aku kesempatan untuk bisa buktiin, kalau aku layak jadi pasangan kamu. Siapa tau, dengan aku ngomong langsung, papa kamu bisa ngertiin aku," jelas Aydan membuat Zahra merasa bersalah.

"Ka–kayanya, gak perlu deh, Dan. Aku gak mau papa marah sama kamu," larang Zahra gugup.

"Aku kan datengnya baik-baik, terus tujuanku juga baik. Jadi gak mungkin, kalau papa kamu bakalan marah, Za," ucap Aydan semakin membingungkan Zahra.

"Aku cuma gak mau kamu kecewa, Dan." Zahra menatap Aydan sendu.

Aydan tersenyum seraya menggenggam tangan Zahra. "Saat ini, restu papa kamu jauh lebih penting, Za. Apapun akhirnya nanti, yang penting aku udah berani bilang sama papa kamu. Lagian, aku yakin, papa kamu bukan orang yang sejahat itu, Za."

"Bukan papa yang jahat, tapi aku, Dan," batin Zahra membuang pandangannya.

"Kamu tenang aja, aku bakalan berusaha untuk yakinin papa kamu. Kalau aku udah dapet restu dari papa kamu, aku bakal berusaha semaksimal mungkin untuk wujudin semunya. Aku gak akan bikin kamu dan papa kamu kecewa!" ucap Aydan penuh keyakinan. Aydan menangkup pipi Zahra, lalu menatapnya dalam. "selagi itu kamu, apapun risikonya aku gak peduli, Za."

"Kasih aku waktu ya, Dan? Aku perlu bicarain hal ini dulu ke papa, baru kamu ketemu sama papa."

"Tapi, Za–"

"Dan, please."

Aydan memejamkan matanya, lalu mengangguk. "Oke. Aku harap, papa kamu mau dengerin ucapan kamu."

Zahra tersenyum kecil, saat Aydan mengelus pipinya pelan.

"Makannya udah, belum?" tanya Aydan diangguki Zahra.

"Udah, kok."

"Mau langsung pulang?"

"Aku mau ke rumah Khalisa dulu. Kangen, udah lama gak ketemu dia," ucap Zahra menatap Aydan.

"Jadi, kangennya sama Khalisa doang? Sama aku, enggak, nih?" tanya Aydan cemburu.

"Enggak, tuh. Buat apa kangen? Kan, kamu ada di depan aku."

"Iya, deh. Yang paling kangen sama temen, tapi gak kangen sama pacar sendiri," sindir Aydan, membuat Zahra tertawa gemas.

"Becanda, Aydan. Aku kangen kok sama kamu. Kangen banget, malah!" ucap Zahra meyakinkan.

Message From Heart | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang