18 - Rindu

28 5 66
                                    

Haiii!

Bener-bener slow up banget, hiks:(

Mungkin, kedepannya bakalan lebih susah lagi buat up🙂

Dimaklumi aja ya, sibuk banget😩

Kalian sehat-sehat terus, ya!

——Happy reading——

"Zahra, ayok sarapan, udah siang nih!" seru Daffa menata menu sarapan yang ia masak sendiri. Simpel, dua porsi nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. Tak lupa, ia pun membuatkan Zahra segelas susu.

"Sebentar, Mas, Zahra masih pake kerudung," jawab Zahra dari kamar mereka. Daffa cukup mendengar teriakan Zahra, karena pintu kamar mereka yang terbuka lebar. Juga, jarak antara kamar dan ruang makan tidak terlalu jauh.

"Pake kerudung aja udah kaya nungguin azan magrib di bulan ramadan, lama banget," gerutu Daffa membuat gadis di hadapannya itu memutar bola mata malas.

"Jadi cowok gak sabaran banget, sih. Segini tuh udah dibilang paling sebentar, loh!" tukas gadis berhijab navy itu.

Daffa meletakkan secangkir kopi ke meja makan. "Kamu pake kerudungnya lama loh, Za. Mas aja yang buat kopi lebih cepet dari kamu."

"Jangan samain pake kerudung sama buat kopi, dong! Buat kopi mah gampang, tinggal masukin kopi, gula sama air panas. Sedangkan kalau pakai kerudung tuh, susah, ribet. Harus rapi, Harus tegak, harus bener cara pakainya biar gak letoy. Kalau cara pakainya bener, dilihatnya juga enak," sergah Zahra membuat kening Daffa berkerut tipis.

"Apa bedanya coba? Perasaan sama aja, tinggal dipake."

"Ya, beda lah. Cowok gak akan paham, gimana rasanya susah-susah pakai kerudung, tapi masih aja gak mau tegak. Bikin istighfar mulu bawaannya," jelas Zahra tak terima.

"Ya, bagus, dong. Jadinya tanpa sadar kamu berdzikir, terus dapet pahala," ucap Daffa membuat Zahra merengut kesal.

"Bagus apanya? Bikin kesel yang ada!"

"Ribet ya jadi cewek, masalah pakai kerudung tegak atau enggaknya aja selama ini." Daffa mendudukkan tubuhnya. "Duduk, terus sarapan! Udah siang nih, nanti kamu telat."

Zahra menuruti perkataan Daffa. Ia mendudukkan tubuhnya, lalu mulai menyantap sarapan buatan laki-laki itu. "Mas."

"Hmm, kenapa?" Daffa menatap Zahra yang duduk di hadapannya.

"Nanti Mas Daffa gak usah anter Zahra, takut kesiangan," ucap Zahra menikmati makanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti Mas Daffa gak usah anter Zahra, takut kesiangan," ucap Zahra menikmati makanannya.

"Loh, kok gitu? Justru, kalau saya gak nganter kamu, kamu bisa telat," ucap Daffa menghabiskan makanannya lebih cepat dari Zahra.

Message From Heart | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang