13 - Penuturan Daffa

30 6 70
                                    

Holla!

Kangen mas Daffa, ga?

Maafkeun baru nongol, author rada sibuk(╥﹏╥)

Kalian jaga kesehatan, ya!

Sesibuk apapun kegiatan kalian, harus sempetin diri untuk istirahat^.^

——Happy reading——

"Za. Mau belanja, gak?" tawar Daffa pada Zahra yang sedari tadi diam menatap boneka penguin pemberian Aydan. "Za?"

Tak mendapat jawaban apapun dari Zahra, membuat Daffa terdiam menatapnya. Pikirannnya melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu. Saat di mana, ia menanyakan siapa laki-laki bernama Aydan.

Saat itu, Zahra mengatakan bahwa Aydan adalah teman laki-lakinya. Awalnya ia tak percaya, tapi Khalisa meyakinkan hal itu. Meskipun ia merasa, jika Aydan dan Zahra memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Tetapi Daffa berharap, jika itu hanyalah perasaannya saja.

"Zahra." Daffa duduk di hadapan Zahra, membuat istri kecilnya itu menatapnya.

"Eh, kenapa, Mas?" Zahra menyimpan boneka pengiun tersebut di sebelahnya.

"Saya mau ajak kamu keluar," ucap Daffa menatap Zahra teduh.

"Mau ke mana?" tanya Zahra penasaran.

"Ke mall. Ada beberapa barang yang harus saya beli. Dan juga, kamu kan, perlu nyiapin barang-barang untuk lusa kamu kuliah." Ucapan Daffa membuat Zahra teringat, jika dalam hitungan hari ia akan menjadi seorang mahasiswi. Semua persiapan kuliah sudah Daffa urus, Zahra hanya perlu terima jadi.

"Oh, iya. Sebentar lagi Zahra jadi anak kuliahan ya, Mas?" ucap Zahra membuat Daffa tersenyum kecil.

"Yuk!"

"Sebentar Mas, Zahra siap-siap dulu." Zahra beranjak bangun. Melangkah ke meja rias, meninggalkan Daffa yang menatap boneka pengiun milik Zahra penuh teliti.

"Apa kamu udah gak nyimpen boneka kelinci pemberian saya, Za?" batin Daffa menghela napas pelan.

"Apa kamu udah gak nyimpen boneka kelinci pemberian saya, Za?" batin Daffa menghela napas pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah, yuk, Mas!" ajak Zahra seraya memakai tas selempang.

"Tumben cepet, biasanya lama." Daffa menatap penampilan Zahra yang tidak jauh berbeda. Hanya tatanan hijab yang sedikit dirapikan, serta sedikit polesan make up di wajah cantiknya.

"Cepet salah, lama salah. Maunya cowok itu, apa sih?" tanya Zahra membuat Daffa meringis kecil.

"Yaudah iya, cewek selalu bener. Yuk, nanti keburu panas!" Daffa mengambil dompet, handphone serta kunci mobil. Lalu berjalan keluar kamar, diikuti Zahra di belakangnya.

"Mas Daffa kok, hari ini gak kerja?" tanya Zahra saat Daffa mengunci pintu rumah.

"Hari ini saya milih kerja di rumah, biar ada sedikit waktu luang," jawab Daffa membukakan Zahra pintu.

Message From Heart | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang