#Prolog; Kidnap

813 35 1
                                    

Hyunjin meringkuk, lebih karena dingin udara AC menyentuh langsung kulitnya yang tidak tertutup fabrik apapun. Kemudian, bunyi dan pergerakan yang menyusul menandakan ada seseorang yang menaiki tempat tidur yang dia huni. Dia harusnya tidak takut, tapi masalahnya adalah matanya ditutup kain, tangan dan kakinya diikat. Jadi, sekarang jantungnya berdebar karena panik dan waswas.

Si jangkung dapat mendengar napas teratur orang di depannya. Alisnya berkerut waspada. Hingga kain penutup matanya dilepas lembut. Hyunjin membuka matanya perlahan. Memamerkan legamnya menatap ruangan remang dengan pencahayaan dari pintu kaca balkon yang tertutup gorden putih transparan di sebelah kanan. Si legam mengerjap, berusaha memfokuskan atensi pada seseorang di depan yang malah menatapnya dalam diam. Pandangan iris biru itu amat menusuknya seolah sedang menghujamnya dengan banyak benda tajam. Hyunjin merasa terintimidasi.

"Ini ... di mana?" tanya Hyunjin berusaha tenang. "Kamu siapa?"

"Gak ingat apa yang terjadi?" Suara nada dalam itu malah membuat Hyunjin terhenyak tanpa alasan. Ragu-ragu, si legam menggeleng. Menatap si pirang di depannya dengan tatapan ingin tahu. "Baguslah kalau kamu gak ingat."

"Eh?" Hyunjin segera menyatukan alisnya. Berpikir keras apa yang terjadi padanya terakhir kali. Butuh lima detik untuk terdiam dan mahkota legam itu mendongak menatap lawan bicaranya. "Kamu culik aku, ya!?"

Alis si pirang terangkat sebelah. "Kamu merasa diculik?"

Hyunjin menoleh ke sekitar. Ini sebuah kamar yang mewah untuk disebut tempat penyekapan yang kumuh. "Iya."

Lantas lelaki itu membuka ikatan pada tangan dan kaki Hyunjin. Pergelangannya memerah karena terlalu kuat disimpul. "Sekarang masih merasa lagi diculik?"

Hyunjin makin mengernyit tidak mengerti. "Kamu ngapain, sih?"

"Saya berusaha membuatmu nyaman di sini, Hyunjin." Tubuh kekarnya merendah untuk berbisik di telinga si manis. "Karena kamu gak akan bisa keluar dari sini."

Hyunjin refleks melayangkan tinjunya ke rahang bawah orang itu. Napasnya memburu emosi. "Kamu beneran culik aku!?"

Si pirang mundur, agak terhuyung karena itu bukan reaksi yang dia prediksi. "Jangan kasar, sweet. Saya akan memperlakukan kamu dengan baik jika kamu merespons saya dengan baik."

"Keluarkan aku dari sini," desis Hyunjin tajam. Mata kucingnya menyorot serius.

Si pirang itu tersenyum miring. Membuahkan lesung pipi di sebelah kiri wajahnya. "Kamu itu milik saya. Jadi jangan macam-macam. Sampai kamu kabur, bakal saya seret lebih sadis lagi untuk kembali ke sini."

"Sumpah, kamu itu apa-apaan?! Kita gak saling kenal dan kamu memperlakukanku kayak gini? Ah! Kamu pasti terobsesi padaku. Bilang, kita pernah bertemu di kelab mana? Apa aku pernah gak memuaskanmu?" cerocos Hyunjin penuh percaya diri.

"Bajingan kecil satu ini," kekeh si pirang. "Kamu bisa panggil saya Chris. Kita pernah bertemu di Be Club. Mungkin kamu gak ingat, jadi gak perlu berusaha diingat-ingat."

Mata kucing itu menyipit. "Kamu lagi balas dendam?"

Chris menggelengkan kepalanya. "Saya gak dendam sama kamu. Tapi saya tertarik sama kamu. Jadi tetaplah di sini dan jadi good kitten untuk saya."

"Cih! Emangnya kamu siapa?!" tantang Hyunjin sambil membuang mukanya ke arah balkon kamar.

"Jangan menghabiskan stok kesabaran saya, Hwang Hyunjin." Ditariknya dagu si manis untuk menghadapnya kembali. Mengunci kelereng hitam itu pada samudera birunya. "Atau saya hancurkan kamu sampai ke tulang-tulang."

Sekali lagi, harusnya Hyunjin tidak takut. Namun, kini bulu kuduknya meremang kentara. "Lepasin aku."

"Itu akan jadi harapan kosong. Terbiasalah jadi Rapunzel, Hyunjin." Dagu si manis dia lepas. Chris turun dari tempat tidur dan menegakkan punggung. "Kamu boleh melakukan apapun di sini," ucapnya sebelum keluar kamar dan mengunci pintu putih itu.

Hyunjin celingukan setelahnya. Apa yang dilakukan Rapunzel, akan dia lakukan sebaliknya.

TBC

.
.
.
.
.
.
.

-by devilbrush.

Don't foget to vomment, 여러분~!

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang