#Chapter 06; Punishment 2

482 20 0
                                    

Hyunjin melesat ke toilet yang ada di dapur. Menyalakan air di wastafel hingga bunyi air mengalirnya memenuhi seluruh ruangan, lalu menengok ke jendela. Rencananya dimulai. Lampu senter para security menyorot lewat. Hyunjin harus menunggu. Sekitar sepuluh menit kemudian, terhitung tiga kali lampu-lampu senter itu menyorot lewat. Jadi, mereka lewat sekitar lima menit sekali.

Ketika ada kesempatan, Hyunjin keluar lewat jendela. Hanya berbekal kaus dan celana pendek juga sandal rumah, dia berusaha setenang mungkin dan mengendap menyusuri semak belukar yang memisahkannya dengan dunia luar. Bergerak ke sebelah kanan rumah karena celah itu seingatnya ada di bagian halaman samping kanan rumah.

Hyunjin menghampiri seberkas bidang semak belukar yang bentuknya beda sendiri. Tiada celah, tapi terlihat berbeda. Hyunjin menggaruk belakang kepalanya bingung.

"Celahnya dia tutupin, ya? Ini kayaknya dibentuk sedemikian rupa biar ranting-rantingnya nutupin celah," gumam Hyunjin.

Tangan lentiknya coba menyentuh semak belukar yang anomali itu. Masih sedikit rapuh. Terlintas ide untuk menerobosnya saja karena mungkin tidak akan terlalu sakit nantinya. Ranting-ranting ini masih rapuh karena baru saja dibentuk dengan sengaja ke arah lain dari pertumbuhannya. Mungkin cukup cuma disibak dengan ta—

Terlambat. Hyunjin rasakan pukulan telak di tengkuknya. Tubuhnya ambruk seketika tidak sadarkan diri dan langsung disangga dua lengan kokoh agar tidak mencium tanah. Sementara sang pelaku menghela napas dalam. "Dua."

***

Hyunjin membuka matanya dan mengerang keras. Dia kembali lagi ke kamar ini. Sialan sekali. Dia mengumpat sebanyak mungkin pada udara AC saking kesalnya. Beruntung dia sendiri saat ini, tidak ada Chris di sampingnya seperti biasa.

Sumpah-serapahnya terhenti kala pintu kamarnya terbuka. Hyunjin melirik sang waktu yang menunjukkan pukul delapan pagi. Masih terlalu pagi untuk jadwal sarapan biasanya. Namun, ketika mendapati Chris di depannya dengan kemeja putih yang terbalut jas hitam dan menatapnya tajam, Hyunjin rasa dia tidak akan selamat.

"Apa itu semalam? Coba kabur lagi, Kitten?" tanya Chris dalam.

Hyunjin menggeleng. Dia tidak suka bagaimana Chris menyebutnya kucing. Seolah itu tanda paling bahaya dari seluruh hal berbahaya di sini.

"Answer me, Kitten!" paksa Chris agak menaikkan nadanya.

"Gak!" jawab Hyunjin singkat. Astaga, dia bahkan baru bangun.

"Then?"

"Aku lihat rubah dari jendela kamar mandi dan mengejarnya," jelas Hyunjin lancar.

"Sampai ke celah di mana kamu kabur pertama kali? Masuk akal." Chris mengangguk dua kali. "Tapi kamu bohong."

Hyunjin menelan salivanya kasar. Tidak heran Chris tahu dia bohong. Mungkin terlihat dari CCTV canggih di setiap sudut rumah itu.

"Lets punish this bad kitten," ujar Chris agak menarik lengan jasnya ke atas.

"T-Tunggu! Aku gak mau dapat tamparan lagi di bokong!" Hyunjin beringsut mundur dalam duduknya.

Chris terdiam sedetik sebelum mengangguk setuju. "Okay," ucapnya tenang. Tangannya beralih melepas ikat pinggang berbahan kulitnya. "Buka bajumu."

"A-Apa? Lagi?"

"Atasanmu aja," jelas Chris. "Cepat, kitten. Kamu pengin ini berakhir cepat, 'kan?"

"Tapi—"

"Hitungan ketiga gak juga lepas bajumu, saya tambah hukumannya," ancam Chris tegas. "Satu."

Hyunjin lekas melepas kausnya yang sejak semalam dia pakai. "Udah tuh, udah!"

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang