#Chapter 07; Healing 2

234 17 0
                                    

Pagi ini Hyunjin terbangun dengan wajah agak pucat. Chris sangat khawatir begitu menyadari. Namun, Hyunjin tidak bisa fokus dengan apapun yang ditanyakan Chris. Kepalanya pening hebat dan telinganya berdengung tidak jelas.

"Hyun, lihat saya," titah Chris sekali lagi sambil memegangi kedua bahu Hyunjin yang terduduk di atas tempat tidur.

"Hng," responsnya singkat.

"Kita ke dokter, ya?" tawar Chris lembut.

Hyunjin menggeleng.

"Okay. Kamu mau makan apa? Biar bisa cepet minum obat," bujuk Chris sabar.

Hyunjin diam.

"Tteokbeokki mau? Sebentar, saya pesenin dulu."

Lima belas menit kemudian satu porsi tteokbeokki tersaji untuk Hyunjin. Si Manis tersenyum tipis. Indera penciumannya refleks mencium aroma itu dalam-dalam karena sangat menyukai aroma tteokbeokki hangat yang kental. Namun, kali ini lain. Hyunjin segera memegang perut dan mulutnya, lalu lari ke kamar mandi.

Chris heran, sekaligus khawatir. Disusulnya Si Manis di kamar mandi yang tengah mengeluarkan isi perutnya di kloset, tapi tidak ada apapun yang keluar karena perutnya kosong tanpa asupan sejak kemarin.

Hyunjin merengek kemudian karena dia merasa mual luar biasa begitu mencium kuah berminyak menggoda makanan kesukaannya. Seolah semuanya menyeruak ingin keluar dari kerongkongannya dan memaksa untuk dimuntahkan.

Chris mendekat. Memijat tengkuk Si Manis pelan sampai Hyunjin menyerah dan membersihkan mulutnya. Jalannya agak terhuyung sampai Chris harus mendekapnya agar tidak jatuh.

"Masih mau lanjut makan?" tawar Chris lembut.

Hyunjin menggeleng. "Aku mual cium aroma minyaknya," keluh Hyunjin sama herannya ketika dia mengucapkannya.

"Terus mau ganti apa sarapannya? Bubur?"

Hyunjin mengangguk pasrah.

Kurang dari tiga puluh menit, menu sarapannya berganti jadi bubur putih dengan kecap dan daging ayam hasil rebusan. Kemudian melahapnya sampai tandas tanpa mual-mual lagi.

Sehabis sarapan, seseorang berjas putih masuk ke kamarnya. Sepertinya Chris yang memanggilnya datang karena Hyunjin menolak mendatanginya.

"Pagi, Hwang Hyunjin. Saya Felix Lee, dokter pribadi Keluarga Bang. Mari, saya periksa dulu. Kata Chris kamu mual-mual, ya?" Dia masih muda dengan tinggi setara dengan Chris. Matanya bulat beriris biru dan rambut pirang, sepertinya blasteran. Tidak ketinggalan bintik gelap di wajahnya yang terlihat cantik.

Setelah sepuluh menit pemeriksaan, Felix membuat deham agar kedua orang lain di kamar itu memberikan perhatian padanya.

"Asam lambungmu naik karena perut kosong. Stress juga memperparah itu. Jadinya kamu demam sebagai tanda ada yang gak beres di tubuhmu," jelas Felix, "jangan banyak pikiran dan makan dengan teratur. Saya akan resepkan obat agar lambungmu terasa lebih baik."

"Thank you, Felix," ujar Chris.

"No worries."

Sekalian mengantar Felix ke depan, Chris sekalian keluar untuk menebus resep obat Hyunjin. Sementara Hyunjin sendiri dia suruh beristirahat di kamarnya dengan puluhan bodyguard di sepanjang lorong lantai tiga. Kali-kali saja nekat kabur saat sakit. Bajingan kecil itu tidak terduga.

"Kamu sih, aneh-aneh aja, Chan," omel Felix begitu mereka menuruni tangga, "masa demamnya lewat tiga puluh sembilan derajat."

Chris terkekeh. "Kamu gak tahu seberapa nakal dan nekatnya dia, Lix."

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang