#Chapter 02; Come Back Home 1

376 24 1
                                    

Seperti biasa, Hyunjin datang ke kelab malam ketika akhir pekan. Di mana pengunjungnya dua kali lipat lebih banyak daripada hari biasa. Ini bukan sembarang kelab. Furniturnya mewah dan pelayanannya hebat. Kelab elit yang jadi langganan Hyunjin setelah dia berpetualang mencicipi semua minuman di berbagai kelab. Akhirnya malah jatuh hati pada Be Club.

Salah satu yang Hyunjin suka di sini selain racikan para bartender-nya adalah jalangnya. Para gigolo atau wanita jalang itu akan menari tiang di depan para pengunjung dengan pakaian minim atau tidak sama sekali. Sangat menggoda dan menggairahkan. Hyunjin biasanya mengajak salah satu penari itu tidur bersama di salah satu kamar VVIP di kelab.

Malam ini, ada satu penari tiang yang menarik perhatian Hyunjin. Katanya jalang baru. Cantik dan indah. Dia sangat lentur dan pandai meliukkan tubuh di tiang. Hyunjin bisa membayangkan bagaimana wanita itu bergoyang untuk kejantanannya.

Namun, malam itu Hyunjin ditolak. Wanita itu melewatinya begitu saja dan malah duduk dipangkuan seorang lelaki berambut pirang yang tidak mau Hyunjin tahu siapa. Bokongnya terangkat dari sofa dan menghampiri bartender di bagian bar.

"Aku harap kamu punya sesuatu yang bagus untuk ditawarkan padaku!" seru Hyunjin berlomba dengan dentuman musik di lantai dansa.

"Jalang?! Minuman?!" tanyanya dengan suara keras pula. Teriakan seru dari para pengunjung lain makin memperparah keadaan telinga.

"Dua-duanya!" jawab Hyunjin agak emosi. Dia masih tidak percaya baru saja ditolak jalang wanita demi dompet tebal lelaki tua di pojok ruang kelab. Memang wajahnya kelihatan kurang berpengengalaman dalam mengobrak-abrik lubang atau bagaimana?

Bartender itu tersenyum simpul. Meracik sebuah minuman beralkohol cukup tinggi untuk langganan kelab ini. Dia kenal Hyunjin yang cukup ahli soal minum. Menggeserkan gelasnya pada si legam yang langsung diteguk sekali untuk mencicipi.

"Saya harap Anda suka, Tuan Hyunjin. Kalau soal jalang, Anda mau yang gimana?" tanyanya dengan wajah agak dekat dan menurunkan nada suaranya. Supaya tidak perlu teriak-teriak lagi berolahraga pita suara.

"Ini rasanya hebat. Aku suka. Terima kasih." Hyunjin meneguk lagi minumannya sampai tandas, lalu melanjutkan, "Aku ingin uke manis dan seksi."

Mata bartender itu melirik ke sana-kemari. Mencari seseorang yang sekiranya pas untuk bermain memuaskan pelanggan setia kelabnya itu malam ini. Hingga senyumnya tertarik lebar sambil menatap satu titik. Dagunya mengedik ke arahnya memandang. "Yang itu gimana?"

Hyunjin menoleh. Melihat seorang lekaki manis yang baru saja keluar dari ruang ganti karyawan kelab dengan kemeja oversized putih yang tipis. Hyunjin menyeringai. "Boleh."

Bartender itu mengangguk, lalu menegakkan tubuhnya. "OI! KIM JUNGWOO! KEMARI!"

Si manis menoleh, lalu berlari kecil ke arah meja bar. "Ada apa, Taeyong?"

Taeyong mengedik pada Hyunjin di depannya. "Temani dia malam ini."

Akhirnya Jungwoo menoleh, ikut menatap Hyunjin yang juga menatapnya lapar. Seketika seulas senyum nakal terpampang di wajahnya. "I'm yours tonight, master. What should I do?" godanya sambil membelai sebelah wajah Hyunjin dan turun ke rahang.

Hyunjin menarik si manis ke atas pangkuannya yang ternyata si jalang manis tidak memakai bawahan apapun. Hyunjin bisa meremas bongkahan pantatnya dengan leluasa. Sedangkan Jungwoo mulai meraba dadanya abstrak. "Call me Hyunjin."

"Alright, Master Hyunjin."

"Silakan," seloroh Taeyong sambil menyerahkan kunci kamar VVIP yang biasa dipakai Hyunjin.

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang