#Chapter 11; Punishment 3

397 19 0
                                    

Malam ini, Chris mau melepaskan semua emosinya, penatnya, kekecewaannya. Larilah dia ke kelab malam. Tidak sendiri, dia juga mengajak dua asisten kepercayaannya sekaligus temannya.

Be Club jadi sasaran di akhir pekan. Beberapa botol alkohol berjajar di atas meja. Chris baru menenggak dua sloki ketika penari tiang cantik di depan sana memulai penampilan dan berkali-kali berkedip padanya. Menggoda dan mengundangnya.

Chris menyeringai lebar. Sementara Seungmin di sampingnya menyenggol lengan, lalu tertawa dengan wajah memerah. Sepertinya sudah mabuk di sloki kelima. Bahkan sekarang pinggangnya sedang dipeluk erat Jeongin di sampingnya.

Si Pirang kembali melihat ke depan. Jalang cantik itu turun dari panggung kecilnya dan menggoda beberapa lelaki yang dia lewati. Termasuk Si Legam yang hampir dapat bokong Si Cantik di pangkuannya, tapi harapannya pupus karena jalang itu mendekat pada Chris. Mengelus rahangnya dan duduk di pangkuannya dengan sensual.

"Say what you want, Bitch," bisik Chris dalam. Seringainya belum padam.

"I want you, Daddy." Tangan wanita itu bermain di dada bidang Chris. Sebelah tangannya menyelipkan helaian anak rambut yang terurai menutupi wajah cantiknya.

Dari bahu Si Jalang, Chris bisa lihat Si Legam terlihat tidak percaya karena penolakan dan bersungut lucu dengan bibir tebalnya. Kemudian beranjak ke arah bar hingga keberadaannya tertutupi pengunjung lain yang tengah bersenang-senang pula.

Chris kembali pada jalang di pangkuannya. "Tease me first," tantang Chris, "make me want you too, Lil' Bitchy."

Dengan senang hati wanita berambut cokelat itu mulai bergoyang di pangkuan Chris. Menekan-nekan benda pusaka di bawah sana agar segera menegang dan siap berperang di goa hangat miliknya. Masalahnya adalah, Chris menahan lenguhannya karena yang dia bayangkan malah Si Legam itu berada di pangkuannya.

Wanita itu merunduk. Meraih bibir Chris untuk dia lumat lembut. "Let's having sex with me, Daddy."

Chris mendorong wanita itu untuk berdiri dan menarik tangannya menuju lantai dua kamar VVIP untuk berbuat dosa. Setelah mendapat kunci dan hampir sampai pada kamar mereka, jalang satu ini tidak tahan. Membanting Chris ke dinding dan menyerang lagi bibir seksinya penuh nafsu. Tentu saja si pirang membalas. Mengalungkan tangan kekarnya di pinggang kecil wanita itu, sedangkan tangan Si Cantik mengalung di lehernya.

Ciuman mereka terputus. Bibir jalang yang agresif ini turun menciumi rahang dan lehernya. Sementara sebelah tangan Chris mencoba membuka kunci kamar tujuan mereka.

Tepat ketika itu dia lihat Si Legam melewatinya sambil menarik lelaki manis berpakaian menerawang. Masuk ke kamar sebelah tanpa basa-basi. Chris menyeringai lagi. "I got you," bisiknya tipis tanpa melepas iris birunya dari pemandangan itu.

Dibukanya pintu kamar dan mengecup bibir berisi jalang di depannya. Lalu menarik pinggang itu ke dalam. Wanita itu harus bertanggungjawab atas fantasi liar Chris atas Si Legam malam ini.

***

Hyunjin bergerak gelisah. Terusik dalam pejaman matanya. Lalu terbuka cepat dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. Kelereng hitamnya menatap sekitar dengan nyalang.

"Oh, shit!" umpatnya keras. Kenapa dia bisa kembali lagi ke kamar laknat ini?!

"Udah saya bilang, 'kan?" celetukan seseorang buatnya menoleh. Hyunjin tidak sadar ada mahkota pirang duduk santai sambil memainkan sebuah iPad di dekat kakinya. "Saya bakal selalu menemukanmu ke manapun kamu pergi, Hwang Hyunjin. Kamu milik saya. Apa perkataan saya kurang jelas?" Si Pirang melirik sekilas sebelum kembali menekuni layar iPad-nya.

"Cih! Persetan sama kamu, Pirang!" desisnya sadis. Hyunjin membuang mukanya ke arah balkon. Bias jingga semu gelap merajai langit. Sang waktu menunjukkan pukul enam lewat. Sudah hampir malam.

Lalu menyadari dia masih memakai pakaiannya yang terakhir kali dan ada sesuatu melingkar di lehernya. Tangan lentiknya meraba pelan dengan bingung dan penasaran. Jemarinya merasakan ada bandul lingkaran yang menyatukan tali yang mengelilingi lehernya dengan pas. Bahannya lembut seperti terbuat dari beludru mahal. Seperti sebuah choker.

"Apa ini?" gumamnya heran. Kemudian menariknya. Mencoba melepas benda itu untuk dilihatnya lebih jelas. "Argh!" Namun, seketika tubuhnya bergetar karena tersengat listrik. Hyunjin terhuyung lemas di atas tempat tidur. Napasnya tersengal karena terkejut.

Chris terkekeh. "Itu berhasil ternyata. Tahu gitu, saya pasangin itu di lehermu sejak awal." Chris terlihat puas. Padahal Hyunjin tengah tidak berdaya.

Rajungan! Umpat Hyunjin dalam hati. Tangannya kembali meraih choker di lehernya dan kembali menariknya untuk membuatnya terputus. "Aaakh!" Hyunjin mengerang kesakitan, tapi belum menyerah menariknya. Badannya bergetar karena aliran listrik kecil terus menghantamnya dari leher.

"Percuma, Hwang Hyunjin. Kamu gak bakal bisa lepasin itu," jawab Chris santai.

Hyunjin menghentikan aksinya. Kepalanya seketika pening dan matanya memberat. Tenaganya raib karena menahan sakit sejak tadi. Lalu kembali menutup matanya.

Chris menghela napas. "Ngeyel, sih. Pingsan lagi, kan."

Kali ini Hyunjin tidak punya pilihan. Dia terbelenggu makin rumit dengan choker canggih di lehernya. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah melahap makan malamnya penuh emosi. Setelah selesai, Hyunjin membuat deham agar si pirang di depannya memberi perhatian karena sejak tadi iris biru itu masih menatap iPad, sok sibuk. "Barang-barangku masih di apartemen." Chris menoleh. "Aku butuh."

Kemudian yang lebih tua mengangguk. "Biar Ayen yang ambil barang-barangmu di Incheon."

Hyunjin mendengus. "Kenapa kamu kukuh banget?"

"Apa?"

"Kenapa kamu pengin banget aku di sini?" tanya Hyunjin kesal.

"Karena kamu milik saya," jawab Chris yang kali ini menaruh seluruh atensinya pada Si Legam. iPad-nya dia letakkan di sisi tubuh.

"Kenapa kamu asal klaim begitu?" Hyunjin mengernyit tidak terima.

"Gak asal klaim. Kamu memang milik saya, Hwang Hyunjin," ucap Chris tegas, tidak terbantahkan.

"Seenggaknya, kalau kamu tertarik padaku, kenapa harus pake cara begini buat bisa bersamaku?" tanya Hyunjin muak.

"Karena kamu gak bisa dilembutin, Hyunjin," jawab Chris.

"Tahu dari mana?" Alis Si Legam naik sebelah.

"Ya, saya tahu," kekeh Chris, "makanya jangan pergi lagi dari saya."

"Sok kenal banget," cibir Hyunjin pelan.

"Of course, Sweet," jawab Chris tanpa ragu. Sorot matanya serius menatap kelereng hitam Hyunjin di depannya, "I know you so well."

Hyunjin menyipitkan mata kucingnya. "Kamu penguntit yang terobsesi padaku, iya 'kan? Ngaku aja!"

"No matter what you say. Apapun yang terjadi, kamu tetap bersamaku. Suka gak suka, Sweet," ucap Chris dengan senyum lebarnya, "kamu milikku, Hwang Hyunjin," ulang Chris penuh penekanan. Iris birunya memaku kelereng hitam Hyunjin tanpa ragu.

Hyunjin bergidik ngeri. Tidak. Ini terlalu cepat seratus tahun untuknya terikat pada apapun dan siapapun. Ah, kapan hidupnya bisa lepas dari semua ini? Sudah keluarganya, sekarang orang ini. Tuhan benar-benar menguji ketahanannya pada ujian hidup untuk umatnya yang tampan satu ini. Hyunjin sabar.

TBC

.
.
.
.
.
.
.

—by devilbrush.

Don't forget to vomment, 여러분~!

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang