#Chapter 05; Escape 2

320 20 0
                                    

Kedua mata mereka masih saling bertatapan. Chris sadar kelereng hitam itu berkaca karena kesakitan. Dia juga merasa bersalah karena caranya memberi pelajaran pada Hyunjin sekeras itu. Semalam dia sudah membersihkan Hyunjin dengan mengelapnya, mengoleskan salep pada pipi bokong yang memerah parah karena telapak tangannya sendiri, dan memakaikannya piyama. Lalu tidur di sebelahnya. Namun, pagi ini dia bangun lebih dulu.

"Ayo mandi," ajak Chris, "saya bantuin."

Tidak menunggu Hyunjin merespons, Chris mengangkat Hyunjin ala koala turun dari tempat tidur. Si Manis meringis lagi dan memeluk leher Chris, membenamkan wajahnya di ceruk leher yang lebih tua.

"Ah, maaf." Chris memindahkan sanggaan tangannya dari bokong Hyunjin ke pinggang rampingnya dengan erat. Sementara Hyunjin melingkarkan dua kaki jenjangnya ke pinggang Chris.

Sesampainya di kamar mandi, Hyunjin diturunkan di bawah shower. Chris melucuti pakaian Si Manis dan lebih berhati-hati di bagian bawah. Setelah telanjang bulat, shower dinyalakan. Hyunjin mendesis merasakan dinginnya air menyapu kulit bokongnya yang masih belum membaik. Perih terasa dan Hyunjin hampir mengeluh.

Namun, Chris membuatnya bungkam. Setelah Hyunjin basah kuyup, shower dimatikan. Dia meraih shower puff dan menuangkan sabun mandi cair beraroma milky vanilla. Menggosoknya ke badan Hyunjin yang masih mematung berdiri melihat semua gerak-gerik Chris.

"A-Aw." Hyunjin mengaduh ketika shower puff mengusap bagian bokongnya. Matanya terpejam karena sakit.

"Maaf, maaf, maafin saya," gumam Chris dan melanjutkan acara menggosoknya ke kaki jenjang Hyunjin.

Tidak lupa dia juga membantu Hyunjin keramas. Shampoo aroma vanilla mint menyeruak ketika Chris menuangkannya di tangan. Hyunjin masih memejamkan mata. Kali ini terlihat rileks. Apalagi Chris memijat-mijat kecil kepalanya.

Satu hal yang ada di pikiran Hyunjin sekarang. Kenapa bisa semua yang ada di sini sama persis dengan yang dimilikinya? Mulai dari isi kamar mandi sampai selera pakaiannya di walk in closet. Itu benar-benar pas. Dari mana Chris tahu? Apa orang ini baik atau malah berbahaya untuknya? Jujur saja, Hyunjin tidak mungkin tidak merasa waswas, curiga, dan waspada kalau semua keanehan ini menimpanya terus-menerus.

Jemari Chris tidak lagi terasa di kepalanya. Guyuran air hangat dari shower kini menghujaninya. Perih di pantat sudah tidak terlalu terasa. Mungkin karena efek air hangat yang tidak menusuk kulit.

Setelah terbilas semua, Chris memakaikannya bathrobe dan mengusak rambutnya dengan handuk kecil. Ketika kecupan terasa di hidungnya, Hyunjin membuka mata. Kelereng indahnya langsung bertemu iris biru Chris.

"Sekarang sudah bersih. Ayo pakai baju!"

Hyunjin berjalan lebih dulu. Dia meninggalkan Chris dan tidak membiarkannya masuk juga ke walk in closet. Dua menit di dalam sana, Hyunjin sudah tidak menemukan Chris di kamarnya. Lagi-lagi lelaki itu menghilang diwaktu yang tidak kondusif. Tanpa pamit atau apapun. Datang tidak undang, pergi tidak diusir.

***

Chris sempat berpikir mungkin Hyunjin syok dengan hukuman pertamanya. Jadi, dia tidak bicara. Maka sore ini, sehabis pulang dari kantor, dia membawa sesuatu yang dia harap bisa membuat Hyunjin mengucapkan sepatah-dua patah kata padanya.

"Hwang Hyunjin," panggil Chris ketika membuka pintu kamar. Dilihatnya si manis kembali duduk di atas tempat tidur dengan pandangan kosong ke arah pintu.

Chris masuk dan tidak lupa menutup pintu. Kakinya menaiki tempat tidur Hyunjin dan meletakkan sebuah paper bag di pangkuan si manis tanpa mengucapkan apapun lagi.

How to EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang