03

1.1K 107 0
                                    

Tiap sudut sekolah padat merayap begitu bel pulang berdering. Semua murid berhamburan menuju basement. Ada juga yang menunggu di gerbang.

Win memerhatikan teman sebangkunya merapikan tas lalu menyampirkannya ke bahu. Chimon menoleh karena sepasang mata tertuju padanya.

"Gak pulang?" tanyanya pada Win.

"Nunggu kamu. Aku gak tau rumah Mas Juan, jadi kamu bareng aku"

Chimon ngeluarin ponsel dari saku celanannya.

TING! Pesan LINE masuk di ponsel Win.

"Udah kukirim maps-nya. Tinggal ikutin aja"

Chimon menebar senyum manis sedetik lalu hilang. Win mencekal pergelangan tangannya.

"Kamu ke sana naik apa?"

"Motornya Mas Juan"

Chimon melompat-lompat kecil keluar kelas. Hatinya riang menemui Juan di basement. Diam-diam ada yang menikmati tingkah lucunya itu dari dalam kelas.

Win membawa mobilnya berkendara sesuai peta. Ia tiba duluan dari tuan rumah. Sesaat kemudian baru terlihat motor di ujung jalan.

"Mas, mobil siapa tuh?"

Chimon menunjuk sedan warna merah metalik yang terparkir di depan rumah Juan.

"Tamunya Nana kali" jawab Juan sekiranya.

Saat itulah Win keluar dari mobilnya. Dan buat Chimon membuka mulut lebar-lebar.

"I-ini mobilmu?"

Chimon terbelalak saat Win menganggukkan kepala. Masih tidak percaya, Chimon jalan memutari mobil dari depan hingga belakang.

"Ini kan limited edition keluaran Jerman" ungkap Chimon dengan wajah berseri.

Juan justru bertekuk wajah di pagar rumah.

"Kamu tau banyak soal RV"

Pujian dari Win menarik ujung bibir Chimon dua-duanya naik terangkat.

"Mau coba?" tawarnya sambil menyodorkan kunci.

Chimon mengangguk bersemangat. Win berpaling ke pagar. Ada yang dari tadi nungguin mereka di sana.

"Nanti pulangnya aku anterin" kata Win.

Seneng banget waktu Chimon dengar hal itu. Rasanya mau langsung pulang aja dan mainnya lain waktu.

"Chi, jadi main gak?" teriak Juan agak kencang, menyadarkan Chimon.

"J-jadii"

Mereka menyusul ke dalam. Nana sedang menonton tv di ruang keluarga. Mereka menyapa lalu pergi ke kamar Juan untuk mengeksekusi game konsol warisan orang tua mereka.

Win gak liat anggota keluarga selain wanita tadi yang diperkenalkan sebagai neneknya Juan.

"Bagi bolanya dong, Mas"

"Rebutlah" goda Juan.

Juan dan Chimon sedang bermain sedangkan Win menonton di samping Chimon. Ia memerhatikan permaian keduanya. Chimon kebobolan terus. Tiap berhasil dapat bola selalu kerebut.

"Double tap R1!" tangan Win menekan tombol di stik Chimon dan berhasil membuatnya menghindar.

Tapi gak lama Chimon mengeluh lagi. Bolanya berhasil diambil lawan dan digiring menuju ke tengah lapangan.

"L1, segitiga"

Chimon kewalahan juga bingung sama instruksinya. Win pun bergerak membantunya. Juan merasa ada yang aneh dan berpaling.

Papi is A Good Papa | OffGun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang