06

1.1K 94 6
                                    

Tiba di Sekolah, Win parkir di angkringan basecamp anak-anak. Posisinya dekat gerbang barat. Lahan parkir di sana luas. Anak kelas 10 biasa nitip motor di sana karena belum dibolehin bawa.

Waktu jalan ke sekolah, Win liat anak sekolah lain lagi pada kumpul. Gak ada yang dia kenal kecuali anak laki-laki yang dirundung.

"Gue kasih tau, SMA Gama itu langganan juara DBL. Mending kalian mundur. Bilang ke Bayu, jaga etika"

Selesai mengoceh, laki-laki berseragam berbeda mendorong Chimon ke tembok.

"Chimon!"

Win melambaikan tangan tinggi sembari menghampiri.

"Ngapain di sini, bentar lagi masuk. Ayo" ajaknya.

Win mengacuhkan kerumunan. Merangkul Chimon dan hendak pergi. Bahunya tertahan.

"Gue belum selesai sama dia"

"Nanti diterusin lagi. Udah mau masuk. Emang kalian gak sekolah?"

Win menanggapi pakai candaan sehingga memicu geram anak SMA Gama. Kerah bajunya tiba-tiba ditarik. Gara-gara tinggi, Win justru membungkuk ke arah lawannya yang pendek.

"Apon, lepasin" Chimon melerai.

"Sekolahku gak ikut tanding"

Apa-apaan nih?! Pemerasan namanya, desis Win dalam hati. Laki-laki bernama Apon itu melepas cengkraman. Merapikan seragam Win kemudian berpaling ke Chimon.

"Gue pegang kata-kata lo" tunjuk Apon pada Chimon.

Di kelas, Win mencemaskan Chimon. Sikapnya berubah drastis, tidak ada senyum ceria dan banyak diamnya.

"Kamu gak apa?"

Chimon mengedikkan dagu. Seakan baik-baik aja namun raut wajahnya berkata sebaliknya.

"Cowok tadi siapa?"

Win gak mengharapkan sebuah nama untuk ia laporkan. Hanya penasaran.

"Kapten baru tim SMA Gama"

"Yang sekolahnya di perempatan sana?" Win menujuk udara kosong dengan jari.

Chimon mengedikkan dagu lagi. Habis itu gak ada yang bicara. Win lanjut ngerjain tugas. Sedangkan Chimon kebingungan.

"Soal yang tadi," Chimon takut memandangi Win. "Jangan kasih tau Mas Bayu. Biar aku aja"

Win mengangguk lembut. "Lagian siapa sih yang mau ketemu dia. Males banget liat muka jeleknya"

Kayaknya Win masih dendam soal hari itu. Waktu bola basket yang dilempar Bayu kena hidungnya sampai berdarah. Untung aja gak pingsan.

"Oh iya, pulang sekolah ikut aku"

"Kemana?"

Win memutar otak sebelum menjawab. "Ada yang mau ketemu kamu"

'Siapa?' merupakan pertanyaan yang melekat di otak Chimon selama di kelas. Begitu bel pulang menyala, Win mengendarai mobilnya menuju cafe di pusat perbelanjaan.

"Dia yang mau ketemu sama aku?!"

"Chimon, Ini..." Win tersendat oleh pikirannya. "Teman Papiku"

Off memalingkan kepala. Apa Win barusan memanggilnya dengan sebutan 'teman papinya' padahal ia sendiri adalah papinya?

"Pak Off—"

"Yang punya Raider Versa, yang waktu itu muncul di TV" Chimon tepuk tangan.

Saking girangnya sehabis itu ia berdeham, membersihkan tenggorakan untuk perkenalan.

Papi is A Good Papa | OffGun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang