Kata Win hari ini ada latihan basket sampai jam 5 sore. Itu kenapa selesai rapat direksi Off ngibrit ke basement ambil mobil.
Sampai di sekolah tim basket masih pada main. Dari luar Off liat Chimon mengoper bola. Off bingung lantaran Chimon jago main basket.
"Om artis ya?"
Tiba-tiba seorang siswa nimbrung. Tubuh jangkung Off lompat di tempat karena kaget. Lalu ia menggelengkan kepala.
Ganggu aja nih anak, gumamnya kemudian berpaling ke lapangan. Siswa tadi ikut noleh dan melihat Win mengoper bola.
"Cih dasar tukang pamer," tukasnya.
Olokan tersebut otomatis membuat Off menoleh.
"Sok keren, sok ganteng" lanjutnya mengatai Win.
Kalo dilihat lama-lama Off gak asing sama anak ini. Dari mata, hidung, cara ngomongnya kayak pernah lihat.
"Itu anak baru, Om. Satu sekolah pada muji dia keren. Coba berenang lawan aku, kalah pasti dia"
Jidat lebar Juan dapat sentilan. Off akhirnya sadar, seonggok daging manusia yang dari tadi gangguinnya ini anaknya Te sama Nyuwi, Juan.
"Kamu bisa berenang karena kamu anaknya Te. Win lebih jago di berbagai bidang karena dia multitalented kayak saya"
Ekspresi wajah Juan gak ketolong. Salah dia ngolok anak orang di depan Papinya.
"Kenapa? Kamu kaget, Juan?"
"J-jangan-jangan Om teman Ayah yang ditahan Nazi itu ya?"
Sialan, Te. Ngarang cerita kebangetan. Perasaan dulu nilai bahasa indonesia sering dapat 7, kenapa dongengin anak dapat 100.
Off malas berhadapan sama bocil kopian sohibnya. Juan akhirnya disuruh pergi. Waktu nengok ke lapangan basket lagi, udah sepi.
"Lah? Pada kemana?"
Dari kejauhan tampak Win dan Chimon jalan berdampingan menuju gerbang.
"Tumben hari ini Mas Bayu gak marah-marah" kata Chimon.
"Udah sadar kali keriputnya nambah" guyon Win.
Chimon tau Win tidak berniat mengejek. Tidak perlu dibawa serius candaan tersebut. Langkah kaki yang seirama perlahan pelan dan berhenti. Chimon melihat Off di gerbang.
Sepasang mata Win menangkap sosoknya juga lalu menoleh ke belakang. Chimon mematung.
"Oh, aku lupa harus ketemu Mas Bayu"
Win menepuk pundaknya dua kali lalu pergi. Tadinya ingin dicegat tapi Chimon berubah pikiran. Ia sudah janji tidak menghindar dan akan menyelesaikan masalah ini.
Di sinilah Chimon sekarang. Duduk bersebrangan dengan Off di warung ramen langganan.
"Papa udah kasih tau tentang Om" ujar Chimon.
Om? gumam Off. Tidak seperti panggilan yang diharapkan.
"Kenapa ninggalin aku sama Papa terus sekarang tiba-tiba datang lagi?"
"Gak ada yang ninggalin. Papi emang udah janji sama Papamu buat balik, jadi di sini Papi nepatin janji itu"
"Kalo aku gak mau nerima, gimana?"
"Nerima apa?"
"Om jadi Papiku. Om tau aku cuma kenal Om sebagai idolaku yang sekarang udah bukan,"
"Semua bisa berubah kapan aja kan" tambahnya tanpa mau menyakiti Off.
Setelah mencerna maksud perkataan Chimon, Off paham. Yang dibutuhkan adalah waktu.
"Ya, kamu benar. Semua bisa berubah kapan aja. Kamu bisa nerima Papi kapanpun kamu siap. Papi bisa tunggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Papi is A Good Papa | OffGun ✔
Fanfiction(selesai) Katanya, "Gak ada orang tua yang sempurna" "Menjadi orang tua itu tidak mudah" Tapi Off Adiputrawan berhasil mendapat gelar "best father of the year" versi anak-anaknya. start: 01/12/22 end: 31/03/23 © nongrah, 2022 do not copy my stories!