14

992 86 5
                                    

Gak kerasa projek udah ditahap akhira. Hari ini ada pertemuan dikantor. Seperti yang Gun katakan pada Off, ia tidak bisa hadir karena harus pergi mengantar Ayah.

"Gun berhalangan hadir. Kita bisa mulai sekarang" kata Off.

Bukannya dimulai, malah pada bisik-bisik. Semenjak skandal Win, Off mudah sekali digunjing. Bukan cuma netizen yang melakukannya, tapi karyawannya sendiri juga.

"Tadi dia kontak saya," timpal Off agak kesal. "Bisa dimulai sekarang?"

"Oh, bisa Pak"

Setelah penayangan video dilakukan evaluasi. Beberapa orang meninjau hasil projek bersama.

"Menurut saya ini sudah bagus, memuaskan, Pak" komentar penulis naskah.

"Bisa dong iklan mobil selanjutnya sama Pak Gun lagi" celetuk yang lain sambil mengangkat alis.

Bicara soal itu, kepala periklanan menyampaikan pendapatnya. "Gimana kalo projek selanjutnya kita pakai tim ini lagi, Pak?"

"Maksudnya Gun?"

Wanita itu mengangguk antusias.

"Sebagai model atau Art Director?"

Wanita itu menggerakkan mata layaknya berpikir. "Dua-duanya kalo bisa" disisipi cengiran diakhir.

"Kenapa pilih Gun?"

Bukan apa-apa, Off penasaran kenapa Gun terpilih sebelum mereka cari kandidat lain. Di luaran siapapun berpotensi jadi model dan Art Director.

"Gara-gara ini, Pak," ponsel wanita itu bergeser di atas meja. Diarahkan supaya Off dapat melihat.

"Ini pertama kalinya Raider Versa ngeluarin tipe MPV. Tipe mobil gede,"

Off mendengar dengan seksama penjelasan kepala periklanan.

"Nah, waktu itu saya sama Gita," tangan wanita itu menyentuh lengan temannya. "Berunding buat bikin konsepnya family atau friend trip, Pak"

Lalu hubungannya dengan foto yang ditunjukkan padanya apa? Gumam Off dalam ekspresi bingungnya.

"Kalo gitu kita cari model yang sudah berkeluarga atau circle influencer" imbuh Off dalam percakapan.

"Atau kita pakai ini, Pak," wanita itu menunjuk lagi layar ponsel.

Kedua kalinya Off mengamati foto dirinya dan Gun yang diambil diam-diam waktu ia menyelinap ke dalam mobil. Ini pelanggaran tapi kita dengarkan dulu penjelasan kepala periklanan.

"Waktu itu saya liat Bapak akrab sekali sama Pak Gun. Kayak udah kenal lama. Nah, kita tinggal tambahin 2-3 orang lagi buat bikin friend trip,"

"Gimana, Pak?"

Mendengar penjelasan itu terlintas sebuah ide. Sejak dulu Off ingin punya keluarga kecil bersama Gun. Kenapa mereka tidak membangunnya sekarang.

"Saya punya ide," kata Off tiba-tiba menjentikkan jari. "Kirim berkasnya lewat email nanti saya yang urus"

***

Nada dering tak berhenti berbunyi di dalam tas. Sudah kelima kalinya menyala. Pemiliknya tentu salah satu anggota basket di lapangan.

"Ponsel siapa nih ada telpon" siswa yang lewat berteriak memberitahu sambil menunjuk tumpukan tas.

Gara-gara itu, Bayu mengentikan latihan sebentar. Keajaiban sih buat mereka akhirnya bisa selonjoran.

"Halo, Pah?"

Ternyata punya Chimon. Gun menelpon.

"Pulang nanti ke kantornya Papi, kamu ditunggu di sana"

Papi is A Good Papa | OffGun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang