05

1.2K 104 3
                                    

Di sekolah, Chimon ngenalin Win ke tim basket, kebetulan ada latihan sore ini. Persiapan untuk tanding seteleh mereka ditegur pelatih gara-gara 3 pertandingan sebelumnya gak bawa trofi.

"Gak apa aku ikut?"

Chimon mengibaskan tangan, bersikap santai membawa Win ke tengah lapangan.

"Guys, aku bawa teman nih"

Win disambut baik sama anak-anak basket. Sebagian udah pada kenal. Berita murid blasteran di sekolah mereka udah sampai ke telinga ibu kantin.

Lagi asik bercengkrama, tiba-tiba bubar gara-gara kapten tim mereka datang.

"Mas Bay, aku nemu pengganti Mas Raja" ujar Chimon bersemangat.

Pemain yang dulu nempatin posisi satu. Sekarang udah lulus dan mereka belum dapat penggantinya. Bayu, kapten tim basket gak bisa ngisi posisi itu karna biasanya dia di posisi 2.

Bayu menilai Win dari ujung rambut sampai kaki. Kayaknya buruk, raut wajahnya gak suka. Ditambah ia berkata.

"Gak cocok. Lengannya lembek gitu gimana bisa giring bola"

Sepasang bola mata Win melebar. Seenak jidat si kapten kalo ngomong. Win gak terima dikatain lembek.

"Berani duel?" tantang Win seraya mengangkat dagu.

"Gak usah sombong. 5 lawan 5 aja. Kalo duel kalah, ntar kamu malu lagi"

Akhirnya mereka main 5 lawan 5. Chimon masuk timnya Win. Tim Bayu mimpin duluan. Selanjutnya, Chimon menyumbangkan angka. Menyetarakan skor sementara.

"Win!"

Teman setimnya kasih aba-aba untuk mengoper. Win siap nerima bola pas Bayu tiba-tiba lewat dan berhasil merebutnya. Win yang kesal pun berniat membalasnya.

Win buru-buru pindah setelah tau Bayu akan mengoper. Bola dilempar dengan kekuatan penuh. Alih-alih tangan Win nangkep bola, malah muka yang jadi sasaran.

BUG!

"WIN!" Chimon berlari menghampiri Win.

***

Akhir-akhir ini hobi baru Gun melamun. Dimanapun, kapanpun dia melakukannya. Contohnya sekarang.

Gun memikirkan soal kejadian di mesin kasir hari ini. Ekspresi Off langsung berubah waktu suaranya meninggi. Apa aku terlalu keras sama Mas Off? gumamnya kesekian kali.

"Kami pulang dulu ya, Pak"

Lamunannya buyar saat pegawainya berpamitan. Tak berselang lama lonceng pintu berbunyi lagi. Ada yang datang.

"Pah, minta es batu!" Chimon masuk-masuk berteriak.

Gak sendiran, Win nyusul di belakang. Hidungnya disumpel tisu yang udah hampir merah semua.

"Chi, Win kenapa?" tanya Gun panik.

"Kena bola basket"

Gun buru-buru mendudukkan Win di kursi. Membersihkan hidungnya dari darah yang masih keluar saat gumpalan tisu ditarik. Chimon pergi ke dapur membalut es batu pakai kain.

"Aakh," ringis Win.

"Kenapa bisa sampai kena bola sih. Kamu mainnya gak hati-hati sih" tuduh Gun pada anaknya.

Chimon melongo. "Orang yang ngelempar Mas Bayu bukan aku"

Win mengambil kompresan es dari tangan Chimon yang mulai gak bener nempelinnya ke hidung.

"Benar. Bukan Chimon yang lempar" Win bersaksi.

"Ya sudah, duduk. Papa buatin makan malam dulu"

Gun masak ayam saus asam manis khusus buat Win dan Chimon. Mereka menyantap bersama di resto.

Papi is A Good Papa | OffGun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang