Hari berikutnya terasa menyekat. Mereka kembali lagi ke suasana seperti di Jerman. Tinggal seatap namun tak saling menyapa, bahkan berpapasan.
"Bodoh,"
"Bego,"
"Orang tua durhaka,"
Cacian, hujatan, umpatan, terus dilempari Te dalam sesi videocall saat ini. Selain Icad, siapa lagi yang bisa Off bebani masalah.
"Ngurus anak satu aja ribet banget. Dulu gak usah bikin kalo gitu" tuduh Te.
"Win bukan anak gue. Dia anak Helen sama mantannya"
Fakta tersebut belum ada yang tau selain Off, almarhum istrinya, dan Papa sama Mama.
"Mantannya itu bajingan. Dia gak terima Helen hamil anak dia pas dijodohin sama gue"
Awalnya Te menanggapi dengan serius. Tapi yang ada di layar laptopnya itu Off Adiputrawan, curut SMA yang jago akting.
Te tergelak kencang. "Lo bercanda. Mau nipu gue kan, sori gak percaya" sambil menggoyangkan satu tangan ke layar.
"Makin jago aja nih anak aktingnya" cibir Te pelan.
"Gue serius"
Te langsung mendongak. Suara Off datar tidak seperti sedang bercanda.
"Lo pikir gue sama Helen saling jatuh cinta, BIG NO!"
Semakin Te gak percaya, semakin Off keliatan jujur. Tampangnya persis kayak abis liat hantu. Mukanya pucat.
"Berarti anak lo cuma Chimon" bisik Te pelan, masih tercengang.
"Apa lo bilang?!"
Seketika lidah kelu Te dipaksa bicara. Membongkar rahasia yang ditutupi selama ini. Gun minta Te dan Nyuwi buat gak kasih tau Off soal Chimon, tapi sekarang Te menepuk bibirnya dengan tangan.
"Ngapain mukul-mukul mulut?" Nyuwi tiba-tiba muncul.
Keringat di pelipis Te turun. "Aku keceplosan soal Chimon" katanya sambil cengengesan.
Nyuwi ikutan menyerah sama keteledoran suaminya.
Off segera keluar dari ruangannya. Bahkan sambungan dengan Te belum diputus. Ia mencari Gun yang tadi sedang rapat bersama tim. Semoga mereka belum selesai.
"Cari siapa, Pak?" tanya perempuan yang menempati kursi yang tadi diduduki Gun.
"Gun di mana?"
"Pak Gun udah pulang dari tadi,"
Off berdesis dan berlari ke lift. Tergesa menuju basement mengambil mobil. Ia berkendara cepat. Mengambil rute paling sepi, meski harus berputar.
Setibanya, Off keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam bangunan yang tengah ramai pengunjung.
"Selamat da—Mas?"
"Chimon anaknya siapa?" tanyanya dengan napas tersengal.
Jelas saja Gun mematung. Kejadiannya sangat cepat. Sedang melayani pesanan tiba-tiba seseorang masuk dan bertanya di depan muka, pertanyaan yang sudah jelas jawabannya.
"Ck, aku lagi masak"
"Dia anakku?"
Sedikit dibuat bingung oleh tanda baca yang mengakhiri kalimat. Itu sebuah pertanyaan atau pernyataan. Yang kemudian ditegaskan oleh kalimat selanjutnya.
"Gun, Chimon itu anakku?" ujarnya penuh penekanan.
Percuma jika ingin diabaikan, Off makin gencar bertanya. Gun memanggil Adit untuk menggantikan perkerjaannya. Kemudian Gun bawa Off menjauh dari kerumunan perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papi is A Good Papa | OffGun ✔
Fanfiction(selesai) Katanya, "Gak ada orang tua yang sempurna" "Menjadi orang tua itu tidak mudah" Tapi Off Adiputrawan berhasil mendapat gelar "best father of the year" versi anak-anaknya. start: 01/12/22 end: 31/03/23 © nongrah, 2022 do not copy my stories!