Happy Reading......
Sementara itu,diluar gedung terdapat shani,chika dan rico yang sedang menunggu gracia,ara dan biwa membawa sisi keluar dari gedung itu dengan selamat.
"Ayah,aku takut mereka kenapa-kenapa" ucap shani khawatir.
"Ayah percaya sama ketiga anak ayah,mereka kuat dan mereka tidak mengenal kata kalah" ucap rico.
"Tapi yah_"
"Ayah udah menyuruh seluruh anak buah ayah untuk mengepung gedung ini,ayah yakin Richard tidak sendirian dan ayah juga sudah menghubungi polisi untuk datang kesini" ucap rico.
"Tapi yah,aku takut kalo Richard akan bermain curang" ucap chika.
"Tentu saja itu pasti,jadi kita harus berjaga-jaga" ucap rico.
Gracia dan ara melarang shani dan chika untuk masuk kedalam gedung karena itu sangat berbahaya,dan gracia pun meminta sang ayah untuk menjaga istri dan juga adik iparnya itu.
Sedangkan didalam gedung,keadaan semakin memanas dengan beberapa kali biwa tersungkur karena gagal menahan serangan dari richard.
Seperti sekarang,biwa terbaring lemah di lantai dengan keadaan yang mengenaskan,sudut bibir dan ujung matanya lebam serta mengeluarkan darah segar.
Semar semar biwa mendengar tangisan sisi yang berteriak memanggil namanya,karena sudah tidak kuat lagi, akhirnya biwa pun menutup matanya sebelum mengatakan....
"Maafkan aku sisi"
Setelah mengatakan kata itu,biwa pun langsung menutup matanya.
"Hahahahaha,lihatlah sisi wanita lemah ini sudah tidak bernyawa lagi,kemenangan ada ditanganku begitu juga dengan dirimu" ucap richard lalu tertawa puas.
"Biwaaaaaa" sisi menangis lalu berlari menghampiri biwa yang terbaring dan matanya tertutup,sisi menangis sejadi jadinya sambil memeluk biwa.
Gracia dan ara juga langsung menghampiri biwa dan sisi,ara meneteskan air matanya melihat saudaranya terbaring berlumuran darah,begitu juga dengan gracia,ia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar,namun usahanya itu gagal,gracia pun meneteskan air matanya.
"Biw,lo harus bangun biw lo tuh kuat bajingan,lo jangan lemah kayak gini biw" teriak ara sambil mengguncang tubuh biwa.
"Biwaaa,bangunnnn" tangis sisi sambil memeluk biwa.
"Biw,gue gak mau di marahin ayah karena kita kalah biw,apa perlu gue bales semua ini biw,jawab biwa" ucap gracia membentak biwa.
Sisi terus saja menangis sambil memeluk biwa,ia tidak peduli dengan darah biwa yang berlumuran mengenai baju yang ia kenakan.
"Biw lepas dulu tanganya,aku susah banget ngetiknya" ucap sisi
"No" jawab biwa tanpa menatap sisi
"Gini amat punya pacar kulkas tapi bucin" batin sisi
"Kalo gini kerjaan aku gak bakalan selesai-selesai sayang" ucap sisi
"I don't care" jawab biwa datar.
"Ya allah" rengek sisi
"Kalo gini terus mending ngundurin diri aja deh" gumam sisi namun masih terdengar oleh biwa
"Apa?ngomong apa tadi?" Tanya biwa menatap tajam mata sisi
"Hah?e eh nggak kok" gugup sisi
"Jadi kamu gak mau aku pegang tanganya?"
"Bukan gitu"
"Gak mau aku sentuh tanganya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
Teen Fiction📌.Hanya cerita halu,don't bring it to the real world‼️ 📌.21+ 📌.Yang tidak suka,boleh skip